BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar
pengembangan sumberdaya manusia yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan
nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada keberadaan
pendidikan yang berkualitas yang berlangsung di masa kini. Pendidikan yang
berkualitas hanya akan muncul dari sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu,
upaya peningkatan kualitas sekolah merupakan titik sentral upaya menciptakan
pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas
pula. Dengan kata lain upaya peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan
tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi
apapun.
Berbagai usaha
telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain
melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan
kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana
pendidikan lain, dan peningkatan mutu manajemen sekolah.
Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh
pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional. Upaya itu antara lain dalam
pengelolaan sekolah,peningkatan sumber daya tenaga pendidikan, pengembangan /penulisan
materi ajar, pengembangan paradigma baru dengan metodologi pengajaran serta
tersedianya buku sekolah elektronik (BSE) sekarang ini yang bisa didownload
gratis di internet.
Kenyataan yang terjadi bahwa dalam pembelajaran mata
palajaran PKN di SD sering mengalami kesulitan dalam mengkaji masalah PKN
dibangku sekolah karena kurang tepat dalam menggunakan pendekatan. Penjelasan
dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Salah
satu penyebabnya adalah kurang terbiasanya siswa untuk aktif dalam berproses di
waktu kegiatan belajar mengajar, dan kegiatan pembelajaran yang kurang sesuai
dengan kebutuhan anak didik, apabila
bisa menciptakan metode yang tepat maka akan membuahkan hasil belajar
yang langgeng, ini akan terjawab dengan melaksanakan kegiatan pengajaran metode
gabungan metode diskusi dan mind mapping.
Apa yang menjadikan pengajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping akan
membuahkan hasil belajar yang langgeng? Dua metode ini menyebabkan siswa
menjadi siswa yang aktif belajar yang
harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji
gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari.
Pengajaran gabungan metode diskusi dan
mind mapping harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa
bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir
keras
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu
mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan
orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan
sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba
mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan
yang telah atau harus mereka dapatkan.
Salah satu metode untuk membangkitkan apa yang siswa
pelajari dalam satu semester proses belajar mengajar adalah metode pembelajaran
bagaimana menjadikan belajar tidak terlupakan. Metode ini adalah untuk membantu
siswa dalam mengingat materi pelajaran yang telah diterima selama ini. Selain
itu metode ini diterapkan pada akhir semester proses belajar mengajar
dengan tujuan untuk membantu siswa agar
siap menghadapi ujian semester atau ujian akhir.
Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan tersebut
diatas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Meningkatkan
Prestasi Belajar dalam Memahami Peraturan Perundang-Undangan Tingkat Pusat dan Daerah Siswa
Kelas V SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupten Malang dengan Metode Pembelajaran
Gabungan Metode Diskusi dan Mind Mapping Tahun Ajaran 2010/2011.”
B. Rumusan
Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis
merumuskan permasalahnnya sebagi berikut:
1.
Bagaimanakah
pelaksanaan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping
pada siswa kelas V SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupten
Malang tahun ajaran 2010/2011 ?
2.
Bagaimanakah
peningkatkan prestasi
belajar dalam memahami peraturan
perundang-undangan tingkat pusat dan daerah siswa kelas V SDN Waturejo
02 Ngantang Kabupten Malang dengan metode pembelajaran gabungan metode diskusi
dan mind mapping tahun ajaran 2010/2011?
C. Tujuan Perbaikan
Adapun tujuan
perbaikan ini adalah sebagai berikut :
- Untuk mengetahui bagaimana metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping pada siswa kelas V SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupten Malang tahun ajaran 2010/2011.
- Untuk mengetahui peningkatkan prestasi belajar dalam memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah siswa kelas V SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupten Malang dengan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping tahun ajaran 2010/2011.
D. Manfaat Perbaikan
Adapun maksud penulis mengadakan program
perbaikan ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai:
- Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar PKN.
- Sumbangan pemikiran bagi guru dalam mengajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajarn PKN di SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupten Malang tahun pelajaran 2010/2011.
- Meningkatkan peningkatkan prestasi belajar dalam memahami tentang peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.
- Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi Sosial.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
1. Pengertian tentang perestasi belajar
Hasil
belajar/prestasi belajar dalam program perbaikan ini adalah merupakan suatu
hasil yang diperoleh siswa dalam melakukan proses pembelajaran atau mengikuti
proses belajar mengajar.
Menurut
Kamus Besar Indonesia dijelaskan bahwa : “Prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.”
(Depdiknas, 1995 : 787). “Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat
pengukur harus memenuhi persyaratan tes yaitu memiliki : validitas,
reliabilitas, obyektifitas, praktikabilitas, ekonomis.” (Suharsismi
Arikunto, 2001 : 57)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Terdapat
banyak sekali faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, namun secara garis
besar dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yakni : faktor dari dalam diri
siswa dan faktor dari luar diri anak.
a. Faktor yang berasal dari dalam diri anak
Faktor ini juga sering disebut faktor indogen yang
meliputi intelegensi dan motivasi.
1)
Intelegensi
Intelegensi atau yang sering disebut kemampuan
intelektual anak, adalah merupakan kemampuan untuk mencapai prestasi, yang mana
berfikir memainkan peranan yang sangat menentukan. Dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah intelegensi sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa. Pengertian tentang intelegensi William Stem
mengemukakan pendapatnya yang dikutip oleh Ngalim Purwanto dalam bukunya
Psikologi Pendidikan mengemukakan bahwa : “Intelegensi ialah kesanggupan untuk
menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir
yang sesuai dengan tujuannya.” (Ngalim Purwanto, 1996 : 52).
2)
Emotional Quotion
Emotional quotion yang sering disebut kecerdasan
emosional mulai banyak dibicarakan orang dan sangat mempengaruhi perkembangan
anak didik dalam mencapai kedewasaan.
“Kecerdasan emosional adalah kekuatan dibalik
singgasana kemampuan intelektual. Ia merupakan dasar-dasar pembentukan emosi
yang mencakup ketrampilan-ketrampilan untuk menunda kepuasan dan mengendalikan
implus-implus, tetap optimis jika berhadapan dengan kemalangan dan ketidak
pastian, menyalurkan emosi-emosi yang kuat secara efektif, mampu memotivasi dan
pada kenyataannya memang kita mempunyai dua otak yakni satu otak untuk berfikir
dan yang satunya lagi adalah otak untuk merasakan (otak emosional). Hal
tersebut merupakan sesuatu yang harus kita perhatikan di dalam pendidikan anak-anak
kita, sehingga kedua otak anak tersebut bisa bersama-sama dikembangkan seiring
dan sejalan.
3)
Spiritual Quotion
Spiritual quotion yang sering disebut kecerdasan
spiritual adalah merupakan kecerdasan tertinggi yang kita miliki. Dalam bukunya
SQ Danah mengemukakan bahwa “Spiritual quotion atau SQ adalah kecerdasan untuk
menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan
kaya kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih
bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan
untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif’. (Danah Zohar, 2002 : 4).
Spiritual quotion memberikan kepada kita rasa moral,
kemampuan untuk menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan pemahaman dan
cinta. Kita menggunakan kecerdasan spiritual untuk bergulat dengan ihwal baik
dan jahat, serta untuk membayangkan kemungkinan yang belum terwujud untuk
bermimpi, bercita-cita, dan mengangkat diri kita dari kerendahan. Oleh
karenanya kecerdasan spiritual atau yang sering disebut Spiritual quotion
sangat perlu diperhatikan oleh setiap pendidik dan dikembangkan pada diri anak
didik dan sekaligus merupakan bagian dari kecerdasan secara utuh.
3. Konsep Tentang Belajar
Sebagian orang berpendapat bahwa belajar adalah
merupakan suatu proses memperoleh sekumpulan fakta atau menghafal fakta yang
tersaji dalam bentuk materi pelajaran.
Jenis dan Alat Penilaian
Untuk mengetahui dan melaksanakan penilaian perlu diketahui jenis dan
alat penilaian. Menurut Nana Sudjana pada umumnya alat evaluasi atau alat
penilaian dibedakan menjadi dua jenis yaitu tes dan non tes. (Nana Sudjana,
hal. 113, 2000)
1)
Tes
Tes adalah merupakan alat penelitian untuk mengetahui
pengetahuan atau kemampuan seseorang. Tes ada yang sudah distandarisasi,
artinya tes tersebut telah mengalami proses validitasi (ketetapan) dan
reliabilitasi (ketetapan) untuk suatu tujuan tertentu dan untuk sekelompok
siswa tertentu. Sebagai contoh penyusunan tes hasil belajar merupakan usaha
penyusunan tes yang sudah distandarisasi.
Namun pada kenyataannya yang banyak kita temukan
adalah tes buatan guru sendiri. Tes ini belum distandarisasi, sebab dibuat oleh
guru untuk tujuan tertentu dan untuk siswa tertentu pula. Meskipun demikian tes
buatan guru harus pula dipertimbangkan faktor validitas dan realiabilitasnya.
Menurut bentuk tes terdiri dari tiga bentuk yaitu :
tes lisan, tulisan, dan tes tindakan atau perbuatan. Jenis tes tersebut
biasanya digunakan untuk menilai isi pendidikan. Misalnya aspek pengetahuan,
kecakapan, keterampilan dan pemahaman pelajaran yang telah diberikan oleh guru.
Jadi ketiga bentuk tes tersebut secara keseluruhan
dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor.
2)
Non Tes
Alat penilaian jenis non tes biasanya digunakan untuk
menilai aspek tingkah laku. Jenis non tes lebih sesuai digunakan sebagai alat
evaluasi. Seperti menilai aspek, minat, perhatian, karakteristik dan lainnya
yang sejenis.
Alat penilaian jenis non tes antara lain adalah :
a)
Observasi
Observasi adalah merupakan kegiatan pengamatan kepada tingkah laku pada
situasi tertentu. Observasi dapat dilakukan terhadap situasi yang sebenarnya
atau observasi langsung dan bisa pula dalam situasi buatan atau tidak langsung.
Dalam pelaksanaannya kedua jenis observasi tersebut dilakukan dengan secara
sistematis yakni dengan menggunakan pedoman observasi dan dapat pula tidak
(tanpa pedoman).
b)
Wawancara
Wawancara adalah komunikasi langsung atau yang mewawancarai dengan yang
diwawancarai. Untuk memudahkan pelaksanaan wawancara perlu dipersiapkan pedoman
wawancara berupa pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam wawancara tesebut.
c) Check List
Check List menyerupai rating scale, hanya pada check list tidak perlu
disusun kriteria atau skala dari yang negatif sampai yang positif. Cukup dengan
kemungkinan-kemungkinan jawaban yang akan kita minta dari yang dievaluasi.
d)
Studi Ksus
Studi kasus adalah merupakan salah satu alat penilaian non tes yang
mempelajari individu dalam periode tertentu secara terus menerus untuk melihat
perkembangannya. Mislanya untuk melihat sikap siswa terhadap pelajaran yang
diberikan guru di sekolah selama satu semester.
e)
Inventory
Inventory merupakan daftar pertanyaan yang disertai alternatif jawaban di
antara setuju, kurang setuju atau tidak setuju.
B.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Adapun faktor-faktor itu, dapat
dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
a. Faktor yang ada pada di siswa
itu sendiri yang kita sebut faktor individu.
Yang termasuk
ke dalam faktor individu antara lain faktor kematangan atau pertumbuhan,
kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
b. Faktor yang ada pada luar
individu yang kita sebut dengan faktor sosial
Sedangkan
yang faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru, dan
cara dalam mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang ada atau tersedia dan
motivasi sosial.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas menunjukkan
bahwa belajar itu merupaka proses yang cukup kompleks. Artinya pelaksanaan dan
hasilnya sangat ditentukan oleh faktor-faktor di atas. Bagi siswa yang berada
dalam faktor yang mendukung kegiatan belajar akan dapat dilalui dengan lancar
dn pada gilirannya akan memperoleh prestasi atau hasil belajar yang baik.
Sebaliknya bagi siswa yang berada dalam kondisi belajar yang tidak
menguntungkan, dalam arti tidak ditunjang atau didukung oleh faktor-faktor
diatas, maka kegiatan atau proses belajarnya akan terhambat atau menemui
kesulitan.
C. Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di
dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang
telah dicapai pebelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru.
Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah
laku, atu memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara
tentang hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si
pebelajar.
Istilah hasil
belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan prestasi belajar.
Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian prestasi belajar dengan
hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian hasil belajar dianggap
sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya
kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil belajar berbeda secara
prinsipil dengan prestasi belajar. Hasil belajar menunjukkan kualitas jangka
waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan sebagainya.
Sedangkan prestasi belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya
satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya.
Nawawi (1981: 100) mengemukakan pengertian hasil
adalah sebagai berikut: Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran
di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai
sejumlah pelajaran tertentu.
Pendapat lain dikemukakan oleh Sadly (1977: 904), yang
memberikan penjelasan tentang hasil belajar sebagai berikut, “Hasil yang
dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”, sedangkan
Marimba (1978: 143) mengatakan bahwa “hasil adalah kemampuan seseorang atau
kelompok yang secara langsung dapat diukur”.
Menurut Nawawi
(1981: 127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi menjadi tiga macam,
yaitu:
a.
Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau
kecapakan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya
ketermpilan menggunakan alat.
b.
Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu
pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.
c.
Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah
laku.
D. Pengajaran metode Gabungan metode diskusi dan mind mapping
Sebelum penulis mengartikan apa yang dimaksud metode
diskusi terlebih dahulu akan mengartikan mengenai metode itu sendiri.
Menurut Winarno Sorachmad mengungkapkan
: “Metode adalah cara yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”.
Setelah kita artikan apa yang dimaksud metode, tinggal
kita artikan mengenai diskusi dimana pengertian diskusi menurut Soemirat adalah
“Diskusi adalah penglibatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara
verbal dan saling berhadapan muka, mengenai tujuan atau sarana yang sudah
tertentu melalui cara tukar menukar informasi (information sharing), pengalaman
sendiri (self maintenance) atau pemecahan masalah (problem solving).
Metode diskusi adalah suatu cara penyampian suatu
bahan pelajaran dimana guru menugaskan kelompok pelajaru melaksanakan
percakapan ilmiah, hingga diperoleh suatu keputusan yang benar yang disepakati
bersama yang tertuang dalam kurikulum berbasis kompetensi.
Metode pembelajaran yang digabungkan dalam penelitian
ini adalah Mind map adalah teknik pembelajaran menggunakan peta
konsep. Pencatatan materi belajar dituangkan dalam bentuk diagram yang memuat
simbol, kode, gambar dan warna yang saling berhubungan. Fungsi mind map
adalah untuk menggambarkan ide, menerangkan definisi suatu materi, atau mencari
solusi sebuah masalah.
Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dari
penggunaan metode mind map ini:
- Lebih efisien untuk membuat catatan dan menghafalkan suatu informasi daripada teknik penulisan tradisional yang memanjang dari tepi kiri ke kanan buku.
- Mengoptimalkan kerja fungsi otak kiri dan kanan secara penuh.
- Paling awet menempel di memori otak kita.
- Penggunaannya sangat luas, mulai dari anak sekolah sampai direktur, bahkan ibu rumah tangga juga dapat memanfaatkan teknik ini.
- Apa pun materinya dapat dituangkan melalui teknik mind map.
- Bisa ditulis tangan atau menggunakan software komputer.
Dengan berbagai kelebihan tersebut, tidak salah jika mind
map menjadi metode pendekatan yang paling efektif untuk mengasah ESQ anak.
Metode mind map ini dijabarkan oleh Desiree dalam buku Mengasah
ESQ Anak yang diterbitkan oleh Kawan Pustaka.
Selain menghadirkan teori atau deskripsi, buku ini
menyuguhkan cerita kehidupan sehari-hari yang menarik dalam dua bahasa. Plus,
buku ini menyajikan penjelasan cara menyelesaikan suatu masalah dan praktiknya
dalam kehidupan sehari-hari.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A.
Subyek Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Perbaikan
Adapun yang menjadi lokasi penelitian tindakan kelas
ini dilaksanakan di SDN Waturejo 02
Ngantang Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 x tatap muka
pada tanggal 12 Agustus 2010 (Siklus I), 19 Agustus 2010 (Siklus II) dan 26
Agustus 2010 (Siklus III). Lama tatap muka setiap siklus adalah 2 x 35 menit.
Setelah selesainya setiap siklus perbaikan diadakan evaluasi diakhir
pembelajaran.
2. Mata Pelajaran
Mata pelajaran PKN yang merupakan sasaran obyek
program perbaikan dengan standar kompetensi yaiti memahami peraturan perundang-undangan tingkat
pusat dan daerah.
3. Kelas
Subyek program ini adalah siswa kelas V SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupaten Malang dengan
jumlah siswa 32 orang anak. Nama-nama siswa disajikan dalam lampiran. Yang
terlibat dalam program perbaikan pembelajaran ini adalah Ninik Suciati (penulis/mahasiswa
UT) dan Dra. Susianah Rahayu, M.Si (guru kelas V
SDN Waturejo /teman sejawat).
4. Karakteristik siswa
Siswa yang menjadi target program perbaikan ini
mempunyai karakteristik:
a)
Tidak memperhatikan saat guru menerangkan materi
pelajaran.
b)
Siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran.
c)
Rendahnya penguasaan siswa terhadap penguasaan materi
pelajaran.
d)
Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru.
e)
Siswa tidak ada yang bertanya dalam proses
pembelajaran.
f)
Hasil belajarnya rendah
B.
Deskripsi Per - Siklus
Penelitian ini didesain merupakan Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research) yang
dilaksanakan dengan mengikuti
prosedur penelitian berdasarkan
pada prinsip Kemmis S, MC Toggar R
(1988) yang mencakup
kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action),
observasi (observation), refleksi
(reflection) atau evaluasi.
Keempat kegiatan ini berlangsung
secara berulang dalam
bentuk siklus. Penelitian
ini dilakukan dengan cara bekerjasama antara peneliti selaku
mahasiswa S-1 PGSD UT dan dengan guru SDN
Waturejo 02 Ngantang Kabupaten Malang.
Siklus
Pertama
Penelitian
Tindakan Kelas pada siklus pertama meliputi :
1.
Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan
perbaikan. Hal-hal yang dipersiapkan oleh peneliti pada tahap ini adalah ;
a.
Mengidentifikasi masalah
b.
Menganalisis dan merumuskan masalah
c.
Merancang model pembelajaran metode pembelajaran
gabungan metode diskusi dan mind mapping
d.
Mendiskusikan penerapan metode pembelajaran gabungan
metode diskusi dan mind mapping
e.
Menyiapkan instrumen (angket, pedoman observasi, tes
akhir)
f.
Menyusun kelompok belajar siswa
g.
Merencanakan tugas kelompok
2.
Pelaksanaan
a.
Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan
b.
Menerapkan model pembelajaran metode pembelajaran
gabungan metode diskusi dan mind mapping
c.
Melakukan
pengamatan terhadap setiap
langkah-langkah kegiatan sesuai rencana
d.
Memperhatikan
alokasi waktu yang
ada dengan banyaknya
kegiatan yang dilaksanakan
e.
Mengantisipasi
dengan melakukan solusi
apabila menemui kendala
saat melakukan tahap tindakan
3.
Pengamatan
- Melakukan diskusi dengan guru SD dan kepala Sekolah untuk rencana observasi
- Melakukan pengamatan terhadap penerapan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping
- Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping
- Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelamahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya
Selama tahap
pelaksanaan ini, peneliti dibantu teman sejawat melakukan observasi
terhadap peristiwa yang terjadi saat program perbaikan dilaksanakan. Teman
sejawat mencatat/merekam semua peristiwa yang terjadi saat peneliti mengajar
saat program perbaikan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
4.
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian
ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan catatan lapangan /
rekaman data.
1)
Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi awal tentang kondisi lapangan
sebelum pemberain tindakan seperti; mengumpulkan informasi masalah nama
sekolah, data sekolah, data siswa kelas V. Serta selanjutnya mencari data
tentang masalah apa yang sedang dihadapi guru serta siswa dalam pembelajaran PKN.
Subyek yang menjadi sumber wawancara adalah guru mata pelajaran PKN kelas V SDN
Waturejo 02.
2)
Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh data pada saat sebelum dan ketika
program perbaikan ini dilaksanakan. Berdasarkan pada studi pendahuluan yang
dilakukan oleh penulis, penulis menemukan bahwa masalah yang terjadi. Kemudian
sebelum mengambil tindakan penulis melakukan diskusi dengan guru, dan teman
sejawat tentang masalah yang dihadapi dan memutuskan fokus masalah yang harus
dituntaskan nanti.
3)
Dokumentasi
Dokumentasi digunakan penulis untuk mencari data-data tentang hasil
belajar siswa serta metode digunakan untuk mendokumentasikan foto peserta serta
orang yang ikut dalam program perbaikan ini.
4)
Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan merupakan catatan tentang kejadian yang
terjadi saat pelaksanaan program perbaikan ini, baik apa yang didengar, dilihat
dan dialami serta nanti akan direfeleksikan dengan berupa data deskriptif
(gambaran tulisan)
Data-data tersebut diatas nantinya akan dianalisis
dengan teknik analisis kualitatif serta juga akan dipaparkan bersama dengan
data-data yang berbentuk prosentate
5.
Intrumen Program
Perbaikan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari:
a.
Silabus
b.
Rencana Pelajaran (RP)
c.
Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
1)
Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran
gabungan metode diskusi dan mind mapping untuk mengamati kemampuan guru dalam
mengelola pengajaran.
2)
Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk
mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pengajaran.
d.
Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep ekonomi pada
pokok memahami kegiatan perekonomian Indonesia. Tes formatif ini diberikan
setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru
(objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 10 soal
e.
Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam
kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data
yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai
siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta
aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase
keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan
dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir
putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik
sederhana yaitu
1)
Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh
siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Dengan :
= Nilai rata-rata
Σ X =
Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa
2)
Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara
perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar
mengajar, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 75
% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat
85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 75 %. Untuk
menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
Di SDN Waturejo menentukan kriteria ketuntasan belajar
minimal dengan mempertimbnagkan tingkat kemempuaan rata – rata peserta didik,
tingkat esensial standart kompetensi dasar, kompleksitas kompetensi, tingkat
kesulitan serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran.
6.
Refleksi siklus I
Dari hasil analisis observasi mengenai :
a.
Menganalisis temuan saat melakukan observasi
pelaksanaan observasi
b.
Menganalisis
kelemahan dan keberhasilan
guru saat menerapkan
metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping dengan
kerja kelompok dan mempertimbangkan langkah selanjutnya
c.
Melakukan refleksi terhadap penerapan metode pembelajaran
gabungan metode diskusi dan mind mapping dengan kerja kelompok
d.
Melakukan refleksi terhada kreativitas siswa dalam
pembelajaran PKN
e.
Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa
Siklus
Kedua
Kegiatan pada siklus kedua
meliputi :
a.
Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan
perbaikan yang mengacu pada siklus I dari apa yang masih menjadi kendala dan
permasalahan . Hal-hal yang dipersiapkan oleh peneliti pada tahap ini adalah
- Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya
- Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran
- Merancang Rencana Perbaikan Pembelajaran II berdasarkan refleksi siklus I
b.
Pelaksanaan
- Melakukan analisis pemecahan masalah
- Melaksanakan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan penerapan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping dengan kerja kelompok
c.
Pengamatan
Adapun langkah-langkah pada siklus II ini adalah :
- Melakukan pengamatan terhadap penerapan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping dengan kerja kelompok
- Mencatat perubahan yang terjadi
- Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan memberikan balikan
Selama tahap pelaksanaan siklus II peneliti juga
dibantu teman sejawat melakukan observasi terhadap peristiwa yang terjadi saat
program perbaikan dilaksanakan. Teman sejawat mencatat/merekam semua peristiwa
yang terjadi saat peneliti mengajar saat program perbaikan dengan menggunakan
lembar observasi yang telah disiapkan.
d.
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakuakan pada penelitian
ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan catatan lapangan /
rekaman data.
1.
Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi pada siklus II apakah
sudah ada perubahan kearah perbaikan apa belum dari pada siklus I. Subyek yang
menjadi sumber wawancara adalah guru mata pelajaran PKN dan teman yang bertugas di kelas V SDN Waturejo 02.
2.
Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh data ketika program perbaikan siklus
II dilaksanakan. Serta digunakan tolak ukur perkembangan program pada siklus II
ini, serta sebagai data pembanding dari siklus I.
3.
Dokumentasi
Dokumentasi digunakan penulis untuk mencari data-data tentang hasil
belajar siswa ( nilai siswa) pada saat siklus II
4.
Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan merupakan catatan tentang kejadian yang
terjadi saat pelaksanaan program perbaikan pada siklus II ini, baik apa yang
didengar, dilihat dan dialami serta nanti akan direfeleksikan dengan berupa
data deskriptif.
Data-data tersebut diatas nantinya akan dianalisis
dengan teknik analisis kualitatif serta juga akan dipaparkan bersama dengan
data-data yang berbentuk prosentate
e.
Instrumen
Penelitian
Untuk instrumen pada siklus II sama dengan siklus I
f.
Refleksi siklus II
- Merefleksi proses metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping dengan kerja kelompok
- Merefleksi hasil belajar siswa dengan penerapan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping dengan kerja kelompok
- Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian
Siklus Ketiga
Tahapan pada siklus III sama dengan siklus II hanya
saja pada pada bagian refleksi siklus III di tambah rekomendasi :
Dari tahap kegiatan pada siklus I, II dan III hasil yang diharapkan
adalah :
1.
Siswa memiliki minat
serta selalu aktif
terlibat dalam proses pembelajaran PKN
2.
Guru
memiliki kemampuan guru
merancang dan menerapkan
metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping dengan
kerja kelompok khusus
pada mata pelajaran PKN
3.
Terjadi peningkatan prestasi dan hasil siswa pada mata
pelajaran PKN
No comments:
Post a Comment