BAB 11
PEMBAHASAN
A.
Kegiatan Pelayanan Konseling
dan Hambatan-Hambatannya
Layanan konseling kelompok yang
diberikan kepada siswa yang memiliki kemiripan/kesamaan dalam persoalan yang sedang dihadapi
dapat menghemat waktu kegiatan pelayanan. baik siswa tersebut dipanggil oleh
konselor, atau mereka datang dengan sendirinya kepada konselor untuk
menyelesaikan masalah yang sedang mereka alami.
Sebagai tenaga pendidik (guru) di
sekolah, tentu kita sering menjumpai berbagai permasalahan yang dialami anak
didik kita. Masalah yang dialami para siswa tersebut ada yang bersifat pribadi,
ada juga yang bersifat kelompok yang mereka alami dalam proses sosialisai
mereka di lingkungan sekolah. Persoalan yang sedang mereka hadapi ini harus
diselesaikan sebelum mengganggu proses belajar mereka di sekolah.
Salah satu upaya yang dapat
dilakukan sekolah untuk membantu mereka menyelesaikan persoalannya adalah
melalui kegiatan layanan konseling yang diberikan oleh konselor di sekolah.
1) Tujuan unit Bimbingan dan Konseling
yang ada di sekolah-sekolah adalah :
a) membantu para siswa menyelesaikan masalahnya
melalui kegiatan pelayanan konseling. Kegiatan layanan konseling ini dapat
diselenggarakan dalam dua bentuk, yaitu konseling pribadi/individu dan
konseling kelompok.
Konseling individu merupakan layanan
yang diberikan secara langsung (tatap muka) kepada salah satu siswa yang sedang
mengalami persoalan tertentu dalam hidupnya, agar ia dapat mengambil keputusan
yang tepat atas persoalan yang sedang dihadapi itu, baik siswa yang
bersangkutan dipanggil oleh konselor atau siswa tersebut datang dengan
sendirinya kepada konselor untuk menyelesaikan persoalan yang sedang
dihadapinya.
Namun perlu juga diingat bahwa
kegiatan pelayanan yang konselor berikan kepada konseling atau yang datang kepada konselor
untuk memecahkan masalahnya, tidaklah selalu berhasil dengan baik. Hal ini
disebabkan oleh hambatan-hambatan atau rintangan-rintangan yang mungkin datang
dari konseli atau konselor itu sendiri.
A.
Hambatan – Hambatan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
Hambatan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
(1) Layanan dasar, yaitu keterbatasan waktu
dan belum memiliki ruang yang representatif, meskipun sebanyak 83% guru bimbingan
dan konseling telah melaksanakan layanan dasar.
(2) Layanan
responsif, yaitu belum tersedianya ruang yang representatif, dana anggaran
sekolah yang minim, orang tua kurang kooperatif dengan sekolah, kondisi
geografis tempat tinggal siswa dan keterbatasan waktu, meskipun sebanyak 88%
telah melaksanakan layanan responsif.
(3) Perencanaan individual, yaitu kadang siswa
memilih sekolah tidak sesuai dengan kemampuan, berbeda dengan keinginan orang
tua, tidak ada jadwal masuk kelas, meskipun sebanyak 100% guru bimbingan dan
konseling telah melaksanakan layanan perencanaan individual.
(4) Dukungan
sistem, hambatan yang bersumber dari luar, yaitu tidak adanya jadwal yang rutin
dalam pertemuan organisasi profesi, waktu seminar bersamaan dengan jam sekolah,
tidak adanya biaya dari sekolah untuk mengikuti seminar. Sedangkan hambatan
yang bersumber dari dalam yaitu belum semua guru bimbingan dan konseling bisa
mengoperasikan komputer, untuk riset dan pengembangan guru bimbingan dan
konseling belum memahami prosedur penelitian, tidak adanya biaya dan
keterbatasan waktu. Meskipun dari data kuantitatif sebanyak 76% guru bimbingan
dan konseling telah melaksanakan dukungan sistem. Kata kunci: hambatan,
layanan, bimbingan dan konseling.
Hambatan-hambatan
yang mungkin datang atau berasal dari konseling bisa berupa karena.
1). konseling tidak terbuka sepenuhnya kepada konselor atas persoalan
yang sedang dihadapi atau konseling merasa tidak bebas untuk mengungkapkan persoalannya karena
suasana di sekitaran tempat pelayanan kurang nyaman/aman atau konseling tidak percaya kepada konselor untuk
dapat membantu menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapinya, terutama bagi
konseling
yang dipanggil.
2). disebabkan
oleh kurangnya kemampuan/penguasaan seorang konselor dalam menggunakan
teknik-teknik konseling, baik itu verbal maupun non verbal, sehingga masalah
yang dialami siswa tidak terungkap dengan jelas. Selain itu, juga mungkin
disebabkan oleh ketidakmampuan seorang konselor dalam membina hubungan yang
baik dengan konseli pada saat/permulaan konseling, sehingga membuat konseli
merasa tidak bebas untuk mengungkapkan masalahnya, terutama bagi konseli yang
dipanggil.
Oleh karena itu, dalam kegiatan
konseling diharapkan konselor dan konseli harus membina hubungan (kerjasama)
yang baik dalam diri masing-masing agar tercipta suasana yang nyaman sehingga
ada perasaan bebas, terutama konseli, untuk mengungkapkan persoalan yang sedang
dihadapinya. Selain itu, di pihak konselor, diharapkan teknik-teknik dalam
konseling (verbal dan non verbal) harus dikuasai dengan baik, sehingga masalah
yang sedang dihadapi konseli dapat terungkap dengan baik dan jelas.
No comments:
Post a Comment