PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
1. Identifikasi
masalah
Saya mengajar di kelas V di SDN Waturejo 02 Kecamatan
Ngantang dengan jumlah siswa 32 anak. Pekan yang lalu saat saya mengajar mata
pelajaran PKN dengan kompetensi dasar memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah
dengan metode ceramah. Setelah diadakan evaluasi ternayata siswa yang mendapat
nilai 70 keatas kurang dari 50% saja.
Berdasarkan observasi teman sejawat Ibu Susianah Rahayu, S.Pd. Diketahui pula
bahwa selama pembelajaran, guru memberi ceramah dengan cepat, tidak ada
kesempatan untuk menanyakan tentang materi yang kurang jelas. Guru kurang tepat
mengunakan metode pembelajaran sehingga siswa cepat lupa materi yang diajarkan serta pasif dan bosan, serta prestasi belajarnya
berupa nilai yang didapat dari evaluasi banyak yang tidak tuntas.
2. Analisis
Masalah
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, maka
ditemukan masalah utama dan penyebab utama. Masalah utama adalah prestasi prestasi belajarnya berupa
nilai yang didapat dari evaluasi banyak yang tidak tuntas (hanya 30%-an saja
yang tuntas belajar). Penyebab rendahnya prestasi belajar siswa pada
pembelajaran ini adalah tidak menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar yang
diajarkan. Banyak siswa merasa bosan, tidak aktif dan cepat lupa materi yang
diajarkan pada pembelajaran.
3. Rencana
Tindakan Perbaikan
Berdasarkan masalah dan penyebab masalah rencana tindakan
perbaikan yang dipilih adalah siswa yang diajar dengan menggunakan metode mind
mapping tentang peraturan
perundang-undangan tingkat pusat dan daerah secara maksimal.
Dipilihnya
metode mind mapping ini adalah dengan maksud untuk menjadikan siswa tidak bosan
serta akan menjadi aktif mind mapping sendiri, sehingga yang biasanya cepat
lupa akan materi yang telah diajarkan akan menjadi mudah diingat. Sehingga
kalau mereka ingat akan materi jika
menjawab soal tes akan mendapatkan nilai yang baik sehingga prestasi belajarnya
juga akan baik.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
“Apakah prestasi belajar siswa dalam materi perundang-undangan tingkat
pusat dan daerah dapat meningkat dengan menggunakan metode mind mapping pada
siswa kelas V SDN Waturejo 02 Kecamtan Ngantang Kabupaten Malang ?”
C.
Tujuan Perbaikan
Adapun tujuan
perbaikan adalah sebagai berikut:
“Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi perundang-undangan
tingkat pusat dan daerah dengan menggunakan metode mind mapping pada siswa
kelas V SDN Waturejo 02 Kecamtan Ngantang Kabupaten Malang.”
D.
Manfaat Penelitian
1. Bagi
guru
Untuk
memperbaiki kinerja guru, meningkatkan kemapuan dalam menggunakan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
2.
Bagi Siswa
Untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa.
3.
Bagi Sekolah
Sebagai
bahan kajian dalam mengambil langkah-langkah kebijakan dalam meningkatkan prestasi belajar di
sekolah.
4.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Pengertian tentang Prestasi Belajar
Kata prestasi
belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Di
dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2002), yang
dimaksud dengan prestasi adalah hasil
yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).
Menurut Slameto (2003) pengertian belajar
dapat didefinisikan sebagai suatu
proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Pengertian
prestasi belajar sebagaimana yang tercantum dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Sedangkan prestasi
belajar
dalam program perbaikan ini adalah merupakan suatu hasil belajar yang
diperoleh siswa dalam melakukan pembelajaran atau mengikuti proses belajar
mengajar. Yang dimaksud hasil belajar dalam program perbaikan ini adalah
nilai yang diperoleh setelah diadakannya evaluasi setelah pelaksanaan
pembelajaran.
B. Faktor
- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara global,
faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar siswa dapat kita bedakan menjadi dua macam:
1.
Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani
dan rohani siswa seperti aspek tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa, sikap
siswa, bakat siswa, dan minat siswa (Slameto,2003).
2.
Faktor eksternal (faktor
dari luar diri
siswa), terdiri dari
faktor
lingkungan dan faktor instrumental sebagai berikut:
a) Faktor lingkungan
siswa ini dapat
dibagi menjadi dua
bagian yaitu: faktor lingkungan
alam/non sosial dan
faktor lingkungan sosial.
·
Yang termasuk faktor
lingkungan non sosial/alami
ini ialah seperti: keadaan
suhu, kelembaban udara,
waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung sekolah,
dan sebagainya.
·
Faktor lingkungan sosial
baik berwujud manusia
dan representasinya termasuk budayanya
akan mempengaruhi hasil belajar
siswa. (Muhibbin Syah,1999)
b) Faktor-faktor Instrumental
Faktor instrumental
ini terdiri dari
gedung/sarana fisik kelas, alat
peraga, media pengajaran,
guru dan kurikulum/materi pelajaran
serta strategi belajar
mengajar yang digunakan akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
C.
Mind Mapping
Bahwa mind mapping
(peta pikiran) merupakan suatu teknik grafik yang sangat ampuh dan menjadi
kunci yang universal untuk membuka potensi dari seluruh otak, karena
menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat pada bagian neo-korteks dari
otak atau yang lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak kanan.
Belajar berbasis
pada konsep Peta Pikiran (Mind Mapping) merupakan cara belajar yang menggunakan
konsep pembelajaran komprehensif Total-Mind Learning (TML). Pada konteks TML, pembelajaran mendapatkan arti yang
lebih luas. Bahwasanya, di setiap saat dan di setiap tempat semua makhluk hidup
di muka bumi belajar, karena belajar merupakan proses alamiah. Semua makhluk
belajar menyikapi berbagai stimulus dari lingkungan sekitar untuk
mempertahankan hidup.
Fakta yang harus
disadari, bahwa dunia pembelajaran bagi anak saat ini dibanjiri dengan
informasi yang up to date setiap saat. Ketidakmampuan memproses
informasi secara optimal di tengah arus informasi menyebabkan banyak individu
yang mengalami hambatan dalam belajar ataupun bekerja. Menurut Yovan (2008),
hambatan pemprosesan informasi terletak pada dua hal utama, yaitu proses
pencatatan dan proses penyajian kembali. Keduanya merupakan proses yang saling
berhubungan satu sama lain.
Dalam hal
pencatatan, seringkali individu tanpa disadari membuat catatan yang tidak
efektif. Sebagian besar melakukan pencatatan secara linear, bahkan tidak
sedikit pula yang membuat catatan dengan menyalin langsung seluruh informasi
yang tersaji pada buku atau penjelasan lisan. Hal ini mengakibatkan hubungan
antaride/informasi menjadi sangat terbatas dan spesifik, sehingga berujung pada
minimnya kreativitas yang dapat dikembangkan setelahnya. Selain itu, bentuk
pencatatan seperti ini juga memunculkan kesulitan untu mengingat dan menggunakan
seluruh informasi tersebut dalam belajar atau bekerja (Yovan, 2008).
Sedangkan dalam
hal penyajian kembali informasi, kemampuan yang paling dibutuhkan adalah
memanggil ulang (recalling) informasi yang telah dipelajari. Pemanggilan
ulang merupakan kemampuan menyajikan secara tertulis atau lisan berbagai
informasi dan hubungannya, dalam format yang sangat personal. Hal ini merupakan
salah satu indikator pemahaman individu atas informasi yang diberikan. Dengan
demikian, proses pemanggilan ulang sangat erat hubungannya dengan proses
pengingatan atau remembering (Yovan, 2008).
Salah satu hal
yang berperan dalam pengingatan adalah asosiasi yang kuat antar informasi
dengan interpretasi dari informasi tersebut. Kondisi ini, hanya bisa terjadi
ketika informasi tersebut memiliki representasi mental di pikiran. Contohnya,
jika seseorang ingin mengingat “mobil”, maka sebelumnya ia perlu mempresentasikan
mobil dalam pikirannya, mungkin berupa gambar, merek, harga atau kecepatan.
Hubungan tersebut perlu dipahami secara personal, sehingga setelahnya tercipta
representasi mental yang lebih mudah diingat.
Bentuk pencatatan
yang dapat mengakomodir berbagai maksud di atas adalah dengan Peta Pikiran (Mind Mapping).
Dengan peta pikiran, individu dapat mengantisipasi derasnya laju informasi
dengan memiliki kemampuan mencatat yang memungkinkan terciptanya “hasil cetak
mental” (mental computer
printout). Hal ini tidak hanya dapat membantu dalam mempelajari
informasi yang diberikan, tapi juga dapat merefleksikan pemahaman personal yang
mendalam atas informasi tersebut. Selain itu Mind Mapping juga memungkinkan terjadinya asosiasi yang
lebih lengkap pada informasi yang ingin dipelajari, baik asosiasi antarsesama
informasi yang ingin dipelajari ataupun dengan informasi yang telah tersimpam
sebelumnya di ingatan. (kajian pustaka mind mapping ini dari http://astutiamin.wordpress.com/).
BAB
III
PELAKSANAAN
PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
Subjek Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Perbaikan
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Waturejo 02
Ngantang Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 9 Agustus
2010 sampai 26 Agustus 2010. Dengan rincian sebagai berikut; pre siklus tanggal
9 Agustus, Siklus I tanggal 19 Agustus dan siklus II tanggal 23 Agustus 2010.
2. Mata Pelajaran
Mata pelajaran PKN dengan materi urutan
perundang-undangan dengan standart kompetensi yaitu memahami peraturan perundang-undangan tingkat
pusat dan daerah.
3. Kelas
Subyek program ini adalah siswa kelas V dengan jumlah
siswa 32 orang anak. Dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh Ibu Susianah
Rahayu S.Pd sebagai pengamat yang bertugas untuk mencatat aktivitas siswa dan
guru selama pembelajaran dengan menggunakan format pengamatan proses.
4. Karakteristik siswa
a)
Siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran.
b)
Cepat lupa materi pembelajarn yang pernah diceramahkan
oleh guru
c)
Prestasi belajarnya rendah
B.
Deskripsi per siklus
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus,
masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap (1) Tahap Perencanaan (2) Tahap
Pelaksanaan (3) tahap Observasi (4) Tahap Refleksi.
a.
Siklus I
a. Tahap
Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan
segala sesuatu yang akan digunakan dalam penelitian. Hal-hal yang disiapkan
pada tahap ini antara lain adalah:
1)
Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
(Lampiran 1)
2)
Menyusun ringkasan Materi (lampiran 2)
3)
Menyusun lembar Observasi Proses (Lampiran 3)
4)
Menyusun soal tes beserta kuncinya (Lampiran 5)
5)
Menyusun Format Penilaian
b. Tahap
Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan penelitian
pada siklus I dengan urutan pelaksanaan sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
a)
Siswa dan guru berdoa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing untuk mengawali pelajaran.
b)
Guru mengadakan
apersepsi dan membangun motivasi siswa.
2) Kegiatan Inti
a)
Siswa diajak untuk membaca pengantar Peraturan
Perundang-Undangan.
b)
Guru mengenalkan metode mind
mapping (peta pikiran).
c)
Kemudian guru mencontohkan
didepan kelas dipapan tulis membuat mind mapping dari materi perundang undangan.
d)
Guru memberi tugas untuk
membuat mind mapping dari materi perundang undangan.
e)
Siswa melaporkan hasil tugasnya
yang telah selesai kepada guru.
f)
Kemudian guru dan
siswa bersama-sama menelaah mind mapping yang telah dibuat masing-masing siswa.
3) Kegiatan Penutup
a)
Siswa dan guru membuat
kesimpulan materi yang telah dipelajari dan manfaat belajar merumuskan
definisi.
b)
Guru mengadakan evaluasi
pembelajaran.
c)
Guru dan siswa bersama-sama
berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
c. Tahap
Obsevasi
Peneliti dibantu oleh teman sejawat yang bertugas
mengamati dan mencatat selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung.
Observasi ditekankan pada kelemahan kegiatan perbaikan pembelajaran pada pra
siklus.
d.
Refleksi
Refleksi
adalah melihat atau merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan dan apa
dampaknya bagi proses belajar siswa. Refleksi merupakan cermin untuk melihat
kembali bayangan kita terhadap kejadian yang perlu kita kaji. Melalui refleksi,
guru dapat menetapkan apa yang telah dicapai serta apa yang belum dicapai, dan
apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti mencoba
merenungkan mengapa masalah tersebut terjadi. Kemudian mendiskusikan dengan
teman sejawat. Dari hasil refleksi,
peneliti menemukan kelemahan dan kekuatan dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus I. Kelemahan dalam pelaksanaan perbaikan siklus I akan
diperbaiki pada perbaikan pembelajaran siklus II.
b.
Siklus II
a.
Perencanaan
Pada tahap
ini, kegiatan perbaikan pembelajaran berdasarkan pada kelemahan pelaksanaan
pembelajaran siklus I. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan langkah-langkah
yaitu :
1)
Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus
II.
2)
Menyusun ringkasan Materi.
3)
Menyusun lembar Observasi Proses.
4)
Menyusun soal tes beserta kuncinya.
b.
Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
a)
Siswa dan guru berdoa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing untuk mengawali pelajaran.
b)
Guru mengulang
pelajaran kemaren.
2) Kegiatan Inti
a)
Siswa diajak untuk membaca materi urutan perundang-undangan.
b)
Guru mengenalkan metode mind
mapping (peta pikiran) dengan lebih jelas.
c)
Guru memberi tugas untuk
membuat mind mapping dari materi urutan
perundang-undangan.
d)
Siswa melaporkan hasil tugasnya
yang telah selesai kepada guru.
e)
Kemudian guru dan
siswa bersama-sama menelaah mind mapping yang telah dibuat masing-masing siswa.
3) Kegiatan Penutup
a)
Siswa dan guru membuat
kesimpulan materi yang telah dipelajari.
b)
Guru mengadakan evaluasi
pembelajaran.
c)
Guru dan siswa bersama-sama
berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
c.
Observasi
Dalam
pelaksanaan pembelajaran siklus II, peneliti dibantu oleh teman sejawat yang
bertugas mengamati dan mencatat selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran
berlangsung. Observasi ditekankan pada kelemahan kegiatan perbaikan
pembelajaran pada siklus I.
d.
Refleksi
Setelah kegiatan
pelaksanaan dan observasi dilakukan peneliti untuk melakukan refleksi. Dalam
melakukan refleksi, peneliti dibantu teman sejawat dan supervisor. dari hasil
refleksi peneliti menemukan keberhasilan perbaikan pembelajaran siklus II.
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Data Persiklus
Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah prestasi belajar siswa dalam materi
perundang-undangan tingkat pusat dan daerah dapat meningkat dengan menggunakan
metode mind mapping pada siswa kelas V SDN Waturejo 02 Kecamtan Ngantang
Kabupaten Malang?”
Oleh karena itu
dibawah ini dipaparkan data tes evaluasi pada pra siklus, siklus I dan siklus
II (Tabel 4.1). Data tersebut kemudian diolah dan dicari rata-rata persiklus,
dicari kenaikan dari pra siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II.
Selain itu juga dipaparkan ketercapaian ketuntasan per –siklus, kemudian
dilihat apakah ada kenaikan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dari pra
siklus, siklus I dan siklus II.
1. Data
Prestasi Belajar Siswa
Tabel 4.1
Hasil evaluasi tes
tulis pada pra siklus, siklus I dan siklus II
NO
|
NAMA SISWA
|
PRA SIKLUS
|
SIKLUS I
|
SIKLUS II
|
KENAIKAN PRA SIKLUS KE SIKLUS I
|
KENAIKAN SIKLUS I KE SIKLUS II
|
|||||
skor
|
t/tt
|
skor
|
t/tt
|
skor
|
t/tt
|
skor
|
%
|
skor
|
%
|
||
1
|
ARIF RAPINDA
|
65
|
TT
|
75
|
T
|
77
|
T
|
10
|
10
|
2
|
2
|
2
|
EPRY PRAYOTO K.
|
67
|
TT
|
77
|
T
|
83
|
T
|
10
|
10
|
11
|
11
|
3
|
ERIK ARI EFIAN
|
60
|
TT
|
60
|
TT
|
75
|
TT
|
0
|
0
|
15
|
15
|
4
|
FX. CATUR FEBRIANO
P.
|
70
|
T
|
80
|
T
|
85
|
T
|
10
|
10
|
5
|
5
|
5
|
ANISA SEPTA S.
|
62
|
TT
|
72
|
T
|
100
|
T
|
10
|
10
|
28
|
28
|
6
|
DEDI ANDIANTO
|
55
|
TT
|
55
|
TT
|
70
|
T
|
0
|
0
|
15
|
15
|
7
|
DEVI SUSANTI
|
55
|
TT
|
75
|
T
|
90
|
T
|
20
|
20
|
15
|
15
|
8
|
DIKI ANGGAR P.
|
40
|
TT
|
60
|
TT
|
80
|
TT
|
20
|
20
|
20
|
20
|
9
|
DITA DWI C.
|
50
|
TT
|
60
|
TT
|
70
|
T
|
10
|
10
|
10
|
10
|
10
|
EKA PRASETYA
|
70
|
T
|
80
|
T
|
80
|
TT
|
10
|
10
|
20
|
20
|
11
|
GAYUH TRI S.
|
60
|
TT
|
70
|
T
|
70
|
T
|
10
|
10
|
0
|
0
|
12
|
MOCH. ANDI N.
|
80
|
T
|
60
|
TT
|
80
|
T
|
10
|
10
|
20
|
20
|
13
|
NANDA ADI N.
|
85
|
T
|
95
|
T
|
70
|
T
|
10
|
10
|
25
|
25
|
14
|
YOGIK SANTOSO
|
60
|
TT
|
80
|
T
|
83
|
T
|
20
|
20
|
3
|
3
|
15
|
ANDIKA SUTRISNO
|
76
|
T
|
76
|
TT
|
77
|
T
|
0
|
0
|
1
|
1
|
16
|
BELLA TASYA K.
|
66
|
TT
|
76
|
TT
|
59
|
TT
|
10
|
10
|
17
|
17
|
17
|
DIAH KUMALA S.
|
54
|
TT
|
54
|
T
|
70
|
T
|
0
|
0
|
16
|
16
|
18
|
DONY MASDEA N.A
|
60
|
TT
|
60
|
TT
|
71
|
T
|
0
|
0
|
11
|
11
|
19
|
FAHRUL IMAM S.
|
70
|
T
|
80
|
T
|
76
|
T
|
10
|
10
|
4
|
4
|
20
|
FARHAN SYAHRUL R.
|
60
|
TT
|
60
|
T
|
84
|
T
|
0
|
0
|
24
|
24
|
21
|
FINTO SEPTYAN
|
74
|
T
|
84
|
T
|
71
|
T
|
10
|
10
|
13
|
13
|
22
|
HERNI PERWITA S.
|
80
|
T
|
80
|
T
|
89
|
T
|
0
|
0
|
9
|
9
|
23
|
KARINA F.
|
70
|
T
|
80
|
T
|
70
|
T
|
10
|
10
|
10
|
10
|
24
|
MEI DWI KRISDAYANTI
|
40
|
TT
|
40
|
TT
|
55
|
TT
|
0
|
0
|
15
|
15
|
25
|
MIFTAHUL COLIFAH
|
52
|
TT
|
52
|
TT
|
45
|
TT
|
0
|
0
|
7
|
7
|
26
|
NEVARISTYANA W.C.
|
50
|
TT
|
50
|
TT
|
92
|
T
|
0
|
0
|
42
|
42
|
27
|
SINTYA ADE K.
|
51
|
TT
|
51
|
TT
|
87
|
T
|
0
|
0
|
36
|
36
|
28
|
STEPANUS H.P.
|
50
|
TT
|
50
|
TT
|
78
|
T
|
0
|
0
|
28
|
28
|
29
|
YUNI ERMAWATI
|
68
|
TT
|
78
|
T
|
83
|
T
|
10
|
10
|
5
|
5
|
30
|
YUNIS DYANASTITI
|
59
|
TT
|
69
|
TT
|
80
|
T
|
10
|
10
|
11
|
11
|
31
|
MARETA ARVIONI D.
|
70
|
T
|
80
|
T
|
80
|
T
|
10
|
10
|
0
|
0
|
32
|
DAVID RUMAJI
|
62
|
TT
|
72
|
T
|
100
|
T
|
10
|
10
|
28
|
28
|
Jumlah % ketuntasan
|
31,32%
|
68,75%
|
87,5%
|
2,3%
|
4,58%
|
||||||
Rata-rata Skor
Kelas
|
62,21
|
68,46
|
75,31
|
T = tuntas TT =
Tidak tuntas
Dari tabel diatas dapat
dilihat kenaikan rata-rata dari pra siklus ke siklus I adalah dari rata-rata ketuntasan dengan prosentase 31,32
% dengan menjadi 68,75 %. Kemudian dari siklus I ke siklus II dari rata-rata 68,75
% menjadi 87,5 %. Kemudian kalau dilihat
dari rata-rata skor pada pra siklus adalah 62,21 menjadi 68,46 di siklus I dan
pada siklus II naik menjadi 75,31.
Kenaikan Rata-Rata
Skor Prestasi Belajar Siswa
Kenaikan ini
sebagai akibat metode mind mapping yang dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam materi perundangan pada siswa kelas V SDN Waturejo 02 Kecamatan
Ngantang Kabupaten Malang
A.
Pembahasan
1. Ketuntasan prestasi
belajar siswa.
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran metode mind mapping
memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.Hal ini dapat
dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan
guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I,dan II) yaitu masing-masing 68,75 % menjadi 87,5 %.
2. Kemampuan
Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa
dalam proses model metode mind mapping
dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap
prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai
rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas
Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran PKN pada materi peraturan perundang-undangan dengan model
pembelajaran metode mind mapping yang
paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media,
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru,
dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa
aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran
telah melaksanakan langkah-langkah model
pembelajaran metode mind mapping dengan
baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas
membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan Buku BSE/menemukan
konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik / evaluasi /
tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan
selama 2 siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
Penerapan model pembelajaran metode mind mapping mempunyai pengaruh
positif, yaitu dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa untuk mempelajari pelajaran PKN materi peraturan perundang
undangan yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap
siklus, yaitu masing-masing 68,75 %
siklus I menjadi 87,5 % siklus II.
B.
Saran
Berdarkan kesimpulan yang didapat maka saran yang peneliti
ajukan sebagai berikut:
- Untuk melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran metode mind mapping memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model pembelajaran metode mind mapping dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
- Penggunaan metode mind mapping dapat meningkatkan daya ingat dan pemahaman, sehingga akan menimbulkan prestasi belajar siswa yang baik. Maka sebab itu, metode mind mapping harus sering dipraktekkan mungkin kita praktekkan dipembelajaran di kelas.
- Guru harus sering memberi tugas membuat mind mapping untuk siswanya karena telah terbukti bahwa mind mapping dapat meningkatkan prestasi belajar.
No comments:
Post a Comment