BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
1. Identifikasi
masalah
Pembelajaran di sekolah dinyatakan berhasil jika materi
pelajaran dikuasai oleh siswa dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan hasil
belajarnya yang baik pula yang terbukti dari hasil ulangan tiap harinya. Adapun
keberhasilan tersebut dapat dipengaruhi oleh dua faktor. Dilihat dari faktor
guru, menggunakan metode pembelajaran yang tepat, sedang kalau dilihat dari
faktor siswa, siswa lebih memperhatikan guru dan mengikuti pembelajaran dengan
aktif saat guru menerapkan metode pembelajaran pada saat pembelajaran.
Saya merupakan guru kelas VI di SDN Bayem 01 Kecamatan Kasembon.
Saya mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VI. Sejauh pengamatan
penulis saat melaksanakan pembelajaran di kelas, setelah diadakan ulangan suatu
waktu, hasil belajar siswa menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 70
keatas hanya 10 orang siswa saja. Kenyataan ini sering terjadi disaat melihat
hasil ulangan siswa kelas VI. Yang mempunyai rata-rata ketuntasan kurang dari 50%
di kelas.
Keterangan ini didapat berdasarkan pengamatan yang saya
lakukan dan juga setelah saya melakukan diskusi dengan teman-teman guru di SDN
Bayem 01 didapat bukti sebagai berikut; pertama, guru
tidak menggunakan metode pembelajaran yang tepat selama pembelajaran. Kedua
pada saat pembelajaran berlangsung banyak diantara siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan dari guru serta kurang aktif, sehingga hasil belajar
siswa rendah.
2. Analisis
Masalah
Berdasarkan masalah tersebut diatas, serta setelah berdiskusi
dengan teman-teman guru di SDN Bayem 01 ditemukan permasalahan dan penyebabnya,
yaitu permasalahan adalah hasil belajar siswa rendah hal ini didapat dilihat dari
siswa yang mendapat nilai diatas 70 hanya 10 orang siswa saja (serta rata-rata
ketuntasan kurang dari 50%).
Sedang penyebabnya adalah: pertama, guru
tidak menggunakan metode pembelajaran yang tepat selama pembelajaran. Kedua
pada saat pembelajaran berlangsung banyak diantara siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan dari guru serta siswa kurang aktif.
3. Rencana
tindakan perbaikan
Berdasarkan masalah dan
penyebab masalah, maka melalui pertimbangan dibuatlah rencana tindakan
perbaikan dengan guru harus menggunakan menerapkan metode pembelajaran yang
tepat yaitu metode resitasi (penugasan), untuk menarik perhatian siswa,
sehingga akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan harapan
guru. Alasan digunakannya metode resitasi (penugasan) adalah untuk menarik
perhatian siswa supaya lebih konsentrasi ke materi pembelajaran. Metode
resitasi merangsang siswa untuk mandiri dan aktif. Dengan tindakan perbaikan
seperti ini, guru mempunyai keyakinan hasil belajar siswa dapat meningkat.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah
pada penelitian ini sebagai berikut:
“ Apakah dengan menggunakan metode resitasi dapat
meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia di SDN Bayem 01 Kecamatan Kasembon
Kabupaten Malang? ”
C.
Tujuan Perbaikan
Adapun tujuan perbaikan pada
penelitian ini adalah:
“ Untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia dengan metode resitasi di SDN Bayem 01
Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang ”
D.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1.
Penulis
Sebagai upaya memperbaiki pembelajaran di SDN Bayem 01.
2.
Bagi Siswa
Dengan metode ini siswa diharapkan bisa menjadi
bahan acuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
3.
Para Guru
a.
Sebagai masukan tentang pentingnya penggunaan
metode pembelajaran yang tepat.
b.
Untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.
c.
Guru dapat berkembang secara profesional, karena
dapat menunjukkan bahwa dia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang
dikelolahnya.
4.
Lembaga Sekolah
a.
Sebagai masukan bagi kepala sekolah dalam upaya
peningkatan hasil belajar siswa.
b.
Sebagai bahan kajian dalam mengambil langkah-langkah
kebijakan dalam meningkatkan hasil
belajar siswa di sekolah.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Metode Resitasi
1.
Pengertian Metode Resitasi
Pengertian
metode resitasi menurut Abu Ahmadi (2005:134)
adalah menyusun suatu laporan sebagai hasil dari materi yang telah
dipelajari. Dan Menurut Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain (2006:85) metode resitasi (penugasan) adalah metode
penyajian bahan dimana guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Sedangkan
menurut Mulyani Sumantri dkk (2001:130) mengemukakan bahwa “Metode pemberian
tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar
yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di
sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau berkelompok”.
Dari
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi yang dimaksud peneliti adalah suatu metode pengajaran yang
mengaktifkan siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru setelah
menjelaskan suatu materi. Tugas-tugas yang dimaksud disini adalah menyelesaikan
soal-soal yang disusun dalam Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang dibagikan kepada setiap siswa.
2.
Langkah – Langkah Penggunaan Metode Resitasi
Langkah-langkah
yang harus diikuti dalam penggunaan metode resitasi, yaitu (Djamarah, 2006:86):
a. Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan
kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
1) Tujuan yang akan dicapai
2) Jenis tugas yang jelas dan tepat
sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
3) Sesuai dengan kemampuan siswa
4) Ada petunjuk/sumber yang dapat
membantu pekerjaan siswa
5) Sediakan waktu yang cukup untuk
mengerjakan tugas tersebut.
b. Langkah pelaksanaan tugas
1) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh
guru
2) Diberikan dorongan sehingga anak mau
bekerja
3) Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
4) Dianjurkan agar siswa mencatat
hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
c. Fase mempertanggungjawabkan tugas
1) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari
apa yang telah dikerjakan
2) Ada tanya jawab/diskusi kelas
3) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik
dengan tes maupun nontes atau cara yang lainnya.
Fase
mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut “resitasi”.
- Kelebihan dan
Kekurangan Metode Resitasi.
Adapun
kelebihan dan kekurangan dari metode resitasi
menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein (2006:87) adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan Metode Resitasi
1) Lebih merangsang siswa dalam melakukan
aktifitas belajar individual maupun kelompok.
2) Dapat mengembangkan kemandirian siswa
diluar pengawasan guru
3) Dapat membina tanggung jawab dan
disiplin siswa
4) Dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
b. Kekurangan Metode Resitasi
1) Siswa sulit dikontrol apakah benar ia
yang mengerjakan tugas ataukah orang
lain.
2) Khusus untuk tugas kelompok, tidak
jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja. Sedangkan
anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik. Tidak mudah memberikan tugas
yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
3) Sering memberikan tugas yang monoton
(tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.
Sedangkan
menurut Syaiful Sagala (2010: 219) bahwa metode resitasi mempunyai kebaikan dan
kelemahan, antara lain :
1) Kebaikan metode resitasi
a) Pengetahuan yang diperoleh murid dari
hasil belajar, hasil percobaan atau hasil penyelidikan yang banyak berhubungan
dengan minat dan bakat yang berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap, tahan
lama dan lebih otentik.
b) Mereka berkesempatan memupuk
perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri
sendiri.
c) Tugas dapat lebih myakinkan tentang
apa yang dipelajari dari guru, lebih mendalam, memperkaya atau memperluas wawasan
tentang apa yang dipelajari.
d) Tugas dapat membina kebiasaan siswa
mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi. Hal ini diperlukan
sehubungan dengan abad informasi dan komunikasi yang maju demikian pesat dan
cepat.
e) Metode ini dapat membuat siswa
bergairah dalam belajar dilakukan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.
2) Kelemahan metode resitasi
Beberapa
kelemahan dari metode pemberian tugas ini dalam pembelajaran adalah :
a) Seringkali siswa melakukan penipuan
diri dimana mereka hanya meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami
peristiwa belajar.
b) Adakalanya tugas dikerjakan orang lain
jika tanpa pengawasan.
c) Apabila tugas terlalu diberikan atau
hanya sekedar melepas tanggung jawab bagi guru, apalagi bila tugas itu sukar
dilaksanakan ketegangan mental mereka dapat terpengaruh.
d) Dan kalau tugas diberikan secara umum
mungkin seseorang anak didik akan mengalalmi kesulitan karena selalu sukar
menyelesaikan tugas dengan adanya perbedaan individual.
4.
Cara Mengatasi Kelemahan-Kelemahan Metode Resitasi.
Menurut
Syaiful Sagala (2010:218) adapun cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari
metode resitasi ini, antara lain :
a.
Tugas yang diberikan
kepada siswa hendaknya jelas, sehingga mereka mengerti apa yang harus
dikerjakan.
b.
Tugas yang diberikan kepada siswa dengan memperhatikan perbedaan
individu masing-masing.
c.
Waktu penyelesaian tugas harus cukup.
d.
Perlunya kontrol atau pengawasan yang sistematis atas tugas
yang diberikan sehingga mendorong siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
e.
Tugas hendaknya diberikan dengan mempertimbangkan :
1)
Minat dan perhatian siswa.
2)
Mendorong siswa untuk mencari, mengalami dan menyampaikan.
3)
Diusahakan tugas itu bersifat praktis dan ilmiah.
4)
Bahan pelajaran yang ditugaskan agar diambil dari hal-hal
yang dikenal siswa.
5.
Kekuatan dari Metode Resitasi
Kekuatan dari metode
Resitasi (Mulyani, M. Ed dkk, 2001:131) adalah:
a.
Membuat peserta didik aktif .
b. Merangsang peserta didik belajar lebih
banyak, baik dekat dengan guru maupun pada saat jauh dari guru di dalam sekolah
maupun di luar sekolah.
c. Mengembangkan kemandirian peserta
didik.
d. Lebih meyakinkan tentang apa yang
dipelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas tentang apa
yang dipelajari.
e. Membina kebiasaan peserta didik untuk
mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi.
f. Membuat peserta didik bergairah
belajar karena dapat dilakukan dengan bervariasi.
g. Membina tanggung jawab dan disiplin peserta
didik.
h. Mengembangkan kreativitas peserta
didik.
B.
Hasil Belajar
- Pengertian
Hasil Belajar
Ada
beberapa pendapat mengenai definisi belajar, salah satu diantaranya adalah
menurut Uzer Usman (1993) menyatakan “belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini disebabkan oleh
proses pertumbuhan yang bersifat
fisiologis atau proses kematangan. Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan-perubahan dalam
kebiasaan, kecakapan- kecakapan (skills), atau dalam ketiga aspek yakni
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),
dan keterampilan (psikomotorik).
Menurut
Nana Sudjana (1997) “Belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang”. Serta beliau juga menyatakan
bahwa “ Belajar adalah proses perubahan
tingkah laku orisinil melalui pengalaman dan latihan- latihan ”.
Pendapat
lain tentang belajar dikemukakan oleh Sardiman (2006) menyatakan bahwa ”Belajar
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya membaca, mengamati, mendengar, meniru, dan lain sebagainya”. Lebih
lanjut Sardiman (1996) mengemukakan bahwa “Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,
sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.
Dari
berbagai pendapat di atas tentang
pengertian belajar dapat dibuat kesimpulan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku seseorang yang terjadi akibat adanya usaha yang di
lakukan oleh orang itu sendiri.
Dalam
setiap manusia untuk mencapai tujuan selalu diikuti dengan pengukuran dan
penilaian, demikian juga dengan proses belajar juga diikuti dengan pengukuran
dan penelitian.
Hasil
belajar adalah merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui
kegiatan belajar. Perubahan tingkah laku dalam belajar sudah ditentukan terlebih
dahulu, sedangkan hasil belajar ditentukan berdasarkan kemampuan siswa.
Penekanan hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi
berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa
rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh langsung terhadap
besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (H.
Nashar, 2004).
- Ranah
– Ranah Sebagai Obyek Penilaian
Hasil Belajar
Hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya (Sudjana, 2004). Benyamin Bloom dalam Sudjana (2004), membagi hasil belajar menjadi tiga ranah
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
a.
Ranah Kognitif
Ranah
kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek, yaitu: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
b.
Ranah Afektif
Ranah
afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan,
jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c.
Ranah Psikomotorik
Ranah
psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek yaitu gerak reflek, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
membedakan secara visual, ketrampilan di bidang fisik, ketrampilan kompleks dan
ketrampilan komunikasi.
Ketiga
ranah ini menjadi obyek penilaian hasil belajar. Hasil belajar kognitif diukur
pada awal dan akhir pembelajaran, sedang untuk ranah afektif dan psikomotorik
diukur pada saat proses pembelajaran.
- Faktor-Faktor
pada Hasil Belajar
Hasil
belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Muhibbin (2001),
faktor-faktor yang mempengaruhi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni
sebagai berikut:
1)
Faktor internal
Yaitu
faktor yang berasal dari diri siswa terdiri
dari dua aspek; aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) misalnya
kondisi fisik sakit- sakitan
atau cacat pada fisik. Dan aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) misalnya; kecerdasan, bakat, minat,
motivasi, dan emosi.
2)
Faktor eksternal
Faktor
dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar antara lain kondisi
lingkungan di sekitar siswa yang meliputi lingkungan sosial dan non-sosial.
Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf administrasi dan teman-teman
sekolahnya. Sedangkan faktor lingkungan non sosial misalnya gedung sekolah,
alat-alat peraga, keadaan cuaca saat belajar, tempat tinggal keluarga siswa dan
waktu belajar yang digunakan siswa juga dapat berpengaruh terhadap hasil
belajarnya.
3)
Faktor pendekatan belajar
Pendekatan
belajar merupakan jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Karena
faktor-faktor tersebut diatas maka hasil belajar masing-masing siswa berbeda
satu sama lainnya. Dalam hal ini, guru yang profesional harus dapat
mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang
menunjukkan kegagalan dalam belajar.
Hasil
belajar merupakan hal yang berkaitan dengan aspek kognitif. Hasil belajar dalam
program perbaikan ini adalah sebagai hasil belajar mata pelajaran bahasa
Indonesiaa kelas VI SDN Bayem 01 dengan penggunaan metode resitasi yang mana
hasil belajar itu berupa nilai ulangan mata pelajaran bahasa Indonesia.
C.
Peranan Metode Resitasi Sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Dengan
metode pembelajaran yang tepat, contoh salah satunya metode resitasi. Abu
Ahmadi (2005: 134) berpendapat dengan metode resitasi biasanya digunakan dengan
tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena siswa
melaksanakan pelatihan selama bertugas, sehingga pengalaman siswa dalam
mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi.
Hal
itu terjadi sebab siswa sebab siswa mendalami situasi atau pengalaman yang
berbeda sewaktu menghadapai masalah-masalah baru. Disamping itu untuk
memperoleh pengetahuan dari pelaksanaan tugas yang dapat memperluas dan
memperkaya pengetahuan serta ketrampilan siswa di sekolah, melalui
kegiatan-kegiatan di luar sekolah itu. Dengan kegiatan melaksanakan tugas,
siswa aktif belajar dan merasa terangsang untuk meningkatkan belajarnya lebih
baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggung jawab.
Banyaknya
tugas yang harus dikerjakan siswa, diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk
selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk melakukan hal-hal yang menunjang
belajarnya dengan mengisi kegitan –kegiatan yang berguna dan konstruktif.
Bila
siswa telah selesai melaksanakan atau mempelajari tugas, mereka harus membuat
laporan (fase resitasi) yang bentuknya juga telah ditentukan sesuai
dengan tujuan tugas. Sedangkan pada pihak guru, dia harus menyiapkan alat
evaluasi untuk menilai hasil kerja/tugas siswa dan dapat memberikan gambaran
yang obyektif mengenai usaha siswa melaksanakan tugas itu. Evaluasi ini sangat
penting untuk siswa karena dapat menumbuhkan semangat kerja yang lebih baik dan
meningkatkan hasrat belajarnya.
Dalam
menggunakan metode resitasi ini, siswa mempunyai kesempatan untuk saling membandingkan
dengan hasil pekerjaan temannya serta dapat saling mempelajari dan mendalami
hasil dari temannya. Dengan demikian akan memperluas, memperkaya dan
memperdalam pengetahuan serta pengalaman siswa.
Perlu diingat pentingnya metode akan menjadikan pembelajaran
itu akan menjadi efektif dan efisien, sehingga guru perlu menerapkan dengan
sesempurna mungkin. Yang akan menjadikan ketertarikan minat siswa, siswa menjadi aktif belajar dan
merasa terangsang untuk meningkatkan belajarnya lebih baik, memupuk inisiatif
dan berani bertanggung jawab dan akhirnya hasil belajar
siswa akan membaik dan meningkat.
BAB
III
STRATEGI
PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.
Subjek Perbaikan
Program perbaikan ini dilaksanakan dikelas VI di SDN Bayem
01 Kecamatan Kasembon Kabupaten. Karakter siswa dalam penelitian ini adalah:
1.
Tidak memperhatikan saat guru menerangkan materi
pembelajaran serta siswanya pasif.
2.
Hasil belajarnya rendah.
Mata pelajaran yang menjadi subyek pada perbaikan ini
adalah mata pelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan kompetensi dasar pada
setiap pertemuannya.
Dalam pelaksanaannya penulis dibantu oleh Ibu Sri
Muhartatik, A.Ma.Pd sebagai pengamat yang bertugas untuk mencatat aktifitas
siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung.
B.
Langkah-langkah perbaikan
Adapaun
langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode resitasi, yaitu :
a. Fase pemberian tugas
Fase
pemberian tugas dilaksanakan melalui pembelajaran setiap harinya di SDN Bayem
01. Sehingga pembelajaran di SDN Bayem 01 menunjukkan bukti nyata tiada hari tanpa
tugas. Hal ini akan menjadikan siswa aktif baik di sekolah maupun di rumah
untuk belajar serta mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Tugas yang diberikan
kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
1) Tujuan yang akan dicapai
2) Jenis tugas yang jelas dan tepat
sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
3) Sesuai dengan kemampuan siswa
4) Ada petunjuk/sumber yang dapat
membantu pekerjaan siswa
5) Sediakan waktu yang cukup untuk
mengerjakan tugas tersebut.
b. Langkah pelaksanaan tugas
Langkah
pelaksanaan tugas yang dilaksanakan pada saat pembelajaran harus melaksanakan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh
guru
2) Diberikan dorongan sehingga anak mau
bekerja
3) Diusahakan/dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
4) Dianjurkan agar siswa mencatat
hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
c. Fase mempertanggung jawabkan tugas
Fase
mempertanggung jawabkan tugas adalah langkah akhir pada metode resitasi ini.
Pada fase ini guru membutuhkan instrumen untuk menilai tugas siswa, yang
sebaiknya dibuat bersamaan tugas itu dibuat.
Pertanggungjawaban
siswa itu bisa berupa;
1) Laporan siswa baik lisan/tertulis dari
apa yang telah dikerjakan
2) Ada tanya jawab/diskusi kelas
3) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik
dengan tes maupun notes atau cara yang lainnya.
Program perbaikan ini dilaksanakan pada proses
pembelajaran di SDN Bayem 01 dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Tahap
Perencanaan
Pada tahap ini penulis menyiapkan
segala sesuatu yang akan digunakan dalam program ini. Hal-hal yang disiapkan
pada tahap ini antara lain adalah:
1)
Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
2)
Menyusun ringkasan materi
3)
Menyusun tugas baik tugas individu maupun
kelompok.
4)
Menyusun lembar observasi proses
5)
Menyusun soal tes beserta kuncinya
b. Tahap
Pelaksanaan
Tahap
pelaksanaan merupakan langkah kedua sebagai bentuk realisasi dari rencana yang
kita buat. Penulis melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran di kelas sesuai
dengan rencana perbaikan yang telah
ditetapkan. Penulis dibantu dengan seorang teman guru yang bertugas mengamati
dan mencatat data selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung.
Kegiatan ini dilakukan dengan rangkaian sebagai berikut:
1)
Kegiatan Awal (10 menit)
a)
Guru mengajak siswa mengingat sekilas
pembelajaran yang lalu.
b)
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
c)
Guru menjelaskan metode pembelajaran resitasi
yang akan digunakan.
2)
Kegiatan Inti (50 Menit)
a)
Guru bersama siswa membaca materi pembelajaran
b)
Guru menjelaskan materi pembelajaran.
c)
Guru memberikan tugas secara kelompok tentang
sesuai dengan materi yang telah dipelajari tadi.
d)
Setelah selesai guru memberi perintah untuk
mngumpulkan tugas yang telah selesai dikerjakan.
e)
Guru membahas materi tugas yang telah dikerjakan
secara kelompok oleh siswa tadi, sehingga siswa tahu siapa yang tugasnya
dikerjakan denagn baik dan benar.
f)
Guru memberi pertanyaan penjajakan kepada siswa
secara acak tentang materi yag baru saja dipelajari.
g)
Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa
tentang materi pembelajaran.
h)
Guru memberi evaluasi kepada siswa.
3)
Kegiatan Akhir (10 Menit)
a)
Guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah
dipelajari
b)
Guru mengakhiri dengan memberi tugas rumah dari
soal di LKS siswa masing-masing.
c. Tahap
Pengamatan
Penulis dibantu oleh seorang teman guru yang
bertugas mengamati dan mencatat selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung.
Pengamatan ditekankan pada kelemahan kegiatan perbaikan pembelajaran pada pembelajaran
ini.
d.
Refleksi
Refleksi
adalah melihat atau merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan dan apa
dampaknya bagi proses belajar siswa. Refleksi merupakan cermin untuk melihat
kembali bayangan kita terhadap kejadian yang perlu kita kaji. Melalui refleksi,
guru dapat menetapkan apa yang telah dicapai serta apa yang belum dicapai, dan
apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan, penulis mencoba
merenungkan mengapa masalah tersebut terjadi. Kemudian mendiskusikan dengan teman
guru. Dari hasil refleksi, penulis menemukan kelemahan dan kekuatan dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini. Kelemahan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran
ini akan diperbaiki pada perbaikan pembelajaran yang akan datang.
4).
Pohon Kelapa
d. Penilaian dan penskoran
Setiap
nomor 1- 4 dengan jawaban
benar mempunyai skor = 3
Nilai = x 100
Keterangan :
Skor maksimal = 12
|
|
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN II
Sekolah : SDN Bayem 03
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : II/2
Tema : Kegiatan sehari-hari
Waktu : 2 x 45 menit
I. Standar Kompetensi
Mengungkapakan
secara lisan dan tulisan beberapa informasi dengan mendiskripsikan benda dan
bercerita.
II. Kompetensi Dasar
Mendiskripsikan
tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa lisan dan
tulisan
III. Indikator:
Siswa
dapat mendiskripsikan ciri-ciri tumbuhan atau binatang di sekitar secara
sederhana dengan bahasa lisan dan tulisan
IV. Metode :
1. Presentasi
3. Penugasan
V. Tujuan Perbaikan
Siswa
dapat mendiskripsikan ciri-ciri tumbuhan
atau binatang disekitar dengan lisan dan tulisan secara tepat.
Siswa
dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat.
VI.
Kegiatan Perbaikan Pembelajaran
1.
Kegiatan Awal (10 menit)
a.
Guru melakukan ulasan kembali secara umum tentang
ciri-ciri hewan dan tumbuhan secara umum
b.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Memantapkan
siswa dalam menyebutkan ciri-ciri tumbuhan dan hewan berdasarkan gambar dengan
tepat.
2. Kegiatan Inti
(45 menit)
a.
Guru menunjuk seluruh siswa secara bergiliran untuk
menyebutkan serta mendiskripsikan tentang hewan dan tumbuhan disekitar kita
tanpa membawa catatan dan gambar ; setiap siswa diberi waktu maksimal 3 menit (45 menit).
b.
Kemudian guru memberikan soal test uraian tentang ciri
–ciri hewan dan tumbuhan, kemudian
diinstruksikan siswa menjawab soal-soal tersebut. (20)
3. Kegiatan
Akhir (15 menit)
a.
Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
b.
Siswa bersama-sama guru membuat kesimpulan tentang
ciri-ciri tumbuhan dan binatang disekitar kita .
VII. Sumber Belajar
- Buku Bahasa Indonesia kelas 2, Hesti Puji Rastuti, dkk
- FOKUS Bahasa Indonesia, acuan pengayaan. CV. Sindunata
- Gambar tumbuhan dan binatang
VIII. Penilaian
a. Teknik : tes tertulis
b. Bentuk instrumen : Ulangan harian
c. Soal/Instrumen :
Deskripsikan ciri-ciri Tumbuhan
dan Binatang dibawah ini !
1). Nyamuk
2).
Kambing
3).
Pohon Pisang
4). Pohon Kelapa
d. Penilaian dan penskoran
Setiap
nomor 1- 4 dengan jawaban
benar mempunyai skor = 3
Nilai = x 100
Keterangan :
Skor maksimal = 12
|
|
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1.
Dengan menggunakan metode resitasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas VI SDN Bayem 01 Kecamatan Kasembon
Kabupaten Malang.
2.
Langkah-langkah pelaksanaan resitasi harus
sesuai perencanaan jangan sampai terlalu membebani siswa
B.
Saran
1.
Metode pembelajaran harus sesuai dengan materi yang diajarkan.
2.
Bagi sekolah hendaknya menerapkan metode pembelajaran
yang tepat salah satunya resitasi sebagai model pembelajaran, karena hasil
belajar dengan menggunakan metode resitasi lebih berhasil.
3.
Guru hendaknya sudah menguasai beberapa metode
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dikelasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pendidkan Nasional. 2004. Penggunakan alat peraga dalam mata
pelajaran matematika PPPG : Yogyakarta
Hamalik, Oemar.
1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Sinar Baru : Bandung.
Hasibuan JJ dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar
Mengajar. Bandung : Remandja Karya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara.
Sudjana, Nana. 1984. Dasar-dasar Proses Belajar
Mengajar. Bandung : Sinar BaruAlgensido.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu
Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Syaiful, Bachri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam
Berinteraksi Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta
Syaiful, Bahri Djamarah. 1994. Prestasi Belajar
dan Kompetensi Guru. Surabaya : UN.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di
Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Wetherington H.C and W.H Walt Burton . 1986. Teknik-teknik Belajar dan
Mengajar (terjemahan). Bandung
: Jemmars.
No comments:
Post a Comment