Cara Mengatasi Konsumen Komplain
Kalau anda berpikiran jernih,
tentunya bisa mengerti komplain dari para konsumen karena merasa tidak puas
dengan pelayanan kita. Ambil sisi positifnya, jika konsumen komplain pada anda,
sehingga bisnis anda bisa lebih baik ke depannya. Untuk menghadapi karakter
konsumen yang emosian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut ini
cara mengatasi konsumen komplain yaitu:
- Tenang. Pastikan mood anda sedang stabil, jika anda melayani pembeli. Walau keadaan yang anda hadapi sedang memanas tetaplah tenang dan berpikir jernih.
- Tersenyum. Apapun komplain yang diucapankan oleh pelanggan tetap tunjukkan senyum ramah anda dan mendengarkan secara bijak apa yang mereka katakan.
- Carilah Solusi agar konsumen anda menjadi tenang. Dengan anda yang bersikap tenang dan menghargai pendapat pembeli, tentu anda akan mendapatkan solusinya. Pujilah usaha pelanggan yang telah mengadukan permasalahannya, sehingga di mata mereka, anda terlihat sedang berusaha mencari solusi untuk melayani pelanggan dengan baik.
- Peduli. Berikan rasa empati kepada pelanggan terhadap masalahnya dan bantu mereka menyelesaikannya.
- Ajaklah pelanggan berdiskusi dengan kepala dingin untuk menyelesaikan masalah mereka.
Sahabat \ ada baiknya anda memiliki skill khusus dalam menghadapi dan
melayani pelanggan yang sering komplain. Pelanggan adalah raja, yang harus
dilayani dan dihargai dengan baik sehingga mereka merasa puas. Bersikaplah
bijak bila menghadapi konsumen yang sering komplain, untuk kemajuan usaha anda.
Sebagai seorang pengusaha maupun pelaku
pasar, tak jarang kita mendapati komplain atau keluhan dari konsumen atas
pelayanan yang kita berikan. Komplain bisa disampaikan secara langsung ketika
transaksi jual beli sedang terjadi, atau bisa juga melalui berbagai media
seperti misalnya menggunakan kertas kritik dan saran atau komplain melalui
telepon.Kendati komplain atau keluhan konsumen selalu diidentikan dengan kurangnya totalitas pelaku usaha dalam memberikan pelayanan, namun terkadang melalui komplain tersebut kita bisa mendapatkan pengalaman baru sebagai bahan evaluasi pelayanan yang kita berikan terhadap calon konsumen.
Nah, bagi Anda para pengusaha maupun pelaku usaha yang masih sering kebingungan menghadapi komplain pelanggan. Berikut adalah beberapa tips mengatasi keluhan konsumen via telepon.
Tetap tenang dan jangan terpancing emosi
Sebagai seorang entrepreneur, Anda dituntut untuk memiliki mental baja dan tetap tenang dalam mengambil berbagai macam keputusan. Termasuk juga ketika mendapati keluhan konsumen via telepon, sebaiknya dengarkan keluhan konsumen dengan baik dan bersikaplah secara profesional agar kemarahan konsumen tak semakin memuncak.Atur dengan baik intonasi bicara Anda
Ketika berkomunikasi melalui telepon, tentunya kita tidak bisa melihat ekspresi wajah dari lawan bicara Anda. Oleh karena itu, ada baiknya bila Anda tetap mengatur intonasi bicara Anda agar tak terjadi kesalahpahaman antara Anda dan konsumen. Hindari intonasi dengan nada tinggi agar keluhan tersebut tak berujung kemarahan pada diri konsumen.Cari cara untuk mencairkan suasana
Setelah mendengarkan keluhan konsumen, sebaiknya segeralah meminta maaf dan cari cara jitu untuk mencairkan suasana. Tenangkan kemarahan konsumen dengan meminta maaf dan berjanji akan segera membantunya mengatasi kesulitan atau ketidakpuasan yang mereka hadapi. Bila perlu, tanyakan kepada konsumen Anda mengenai solusi yang mereka inginkan. Apabila masih bisa Anda penuhi, tidak ada salahnya bila Anda menyetujuinya sebagai tanda permintaan maaf.Minta bantuan bila pembicaraan telah berubah kasar
Bila nada percakapan konsumen telah berubah kasar dan Anda tak lagi mampu menghentikan pembicaraan tersebut, maka sebaiknya cari solusi lain seperti misalnya menghubungi konsumen kembali pada waktu yang lebih kondusif atau melimpahkan keluhan tersebut kepada atasan Anda agar bisa ditangani dengan segera.
Andhina
Wulandari Apakah Anda memiliki bisnis sendiri atau bekerja sebagai bagian
layanan pelanggan, kemampuan menghadapi keluhan harus Anda kuasai. Berikut
adalah beberapa cara dasar untuk menghadapi keluhan dari pelanggan atau konsumen.
Minta maaf Pelanggan biasanya
menginginkan bahwa masalah mereka diperhatikan, karena beri tanggapan awal
dengan meminta maaf secara tulus. Meski masalah atau keluhan mereka terlihat
kecil dan tidak penting, Anda harus mengedepankan bahwa permintaan maaf itu
akan memberi dampak yang baik bagi perusahaan. Dengarkan
Terkadang, keluhan yang diberikan lebih karena pelanggan ingin suara mereka
didengar, terutama jika sudah beberapa kali menyampaikan protes tanpa ada
tanggapan. Biarkan pelanggan melepaskan semua keluhan mereka dan jangan potong
saat mereka bicara. Tunjukkan pula bahwa Anda mengerti dengan benar apa yang
mereka keluhkan. Jangan buat alasan
Konsumen tidak ingin mendengar perwakilan perusahaan yang membuat berbagai
macam alasan tentang kenapa situasi tersebut bisa terjadi. Alasan-alasan itu
justru bisa mengarah pada rasa frustrasi pelanggan dan kemudian tidak ingin
lagi menggunakan produk perusahaan Anda. Daripada memberikan macam-macam
alasan, meminta maaf dan mendengarkan dengan baik adalah langkah paling tepat. Tawarkan solusi Selalu tawarkan
solusi dari permasalahan yang dihadapi pelanggan atau setidaknya memberikan
kompensasi bagi kerugian mereka. Mulai dari menawarkan produk gratis hingga
diskon, bisa jadi pilihan. Pokoknya apa saja yang dibutuhkan untuk tetap
membuat pelanggan senang dan merasa tidak sia-sia melaporkan keluhan.
Menawarkan diskon merupakan biaya yang lebih kecil dibandingkan citra buruk
yang disebarkan pelanggan atas pelayanan perusahaan yang tidak memuaskan. Tindaklanjuti Sebagian besar
pelanggan setelah memberikan keluhan pada perusahaan, tidak lagi mendengar
kabar atau proses tindak lanjut dari perusahaan. Karena itu selalu luangkan
waktu untuk menanggapi keluhan dan menyelesaikan setiap masalah dengan
pelanggan. Setelah masalah itu selesai, Anda juga tetap harus menanyakan
kelanjutannya dan apakah ada yang masih harus diperbaiki. Menghadapi keluhan
saat pertama kali bisa membuat Anda stres, tapi dengan mendengarkan,
menghindari alasan, serta melakukan berbagai cara untuk menyelesaikan masalah
yang ada, Anda akan mendapatkan pelajaran penting. Ingatlah, bahwa pelanggan
merupakan sumber kehidupan perusahaan dan sangat diperlukan untuk kemajuan di
masa mendatang. (Jobacle/DailyMuse/aw)
Beragam Keluhan Pelanggan Online dan Solusinya
Transaksi lewat media online dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan. Hal ini tidak terlepas dari semakin mudahnya akses
internet dan proses pembayaran yang up to date. Oleh karena itu, banyak
perusahaan baik skala internasional maupun pebisnis kecil yang turut
menyediakan fasilitas online dalam jual beli atau penyediaan layanan usaha.
Satu hal yang wajib diperhatikan oleh para pelaku usaha yang juga terjun dalam
penjualan secara online adalah kiat-kiat menangani keluhan para pelanggan.
Secara offline, protes atau keluhan seorang konsumen bisa diselesaikan secara
langsung di tempat penjualan, dan biasanya jenis dan jumlah keluhannya lebih
sedikit dari pada ketika seorang pelanggan melakukan transaksi lewat online.
Keluhan pembeli yang melakukan pembelajaan secara online
cenderung bersifat lebih destruktif (merusak) dibandingkan ketika menangani
keluhan jual beli secara offline. Para konsumen yang berbelanja lewat media
internet adalah orang-orang yang sudah memahami penggunaan internet dan cara
transaksinya, sehingga ketika apa yang mereka harapkan tidak sesuai dengan apa
yang mereka terima, maka bisa saja mereka mengeluh dan mengeluarkan kekesalannya
dengan cara posting komentar di jejaring sosial atau di blog-blog lain di
internet. Para pengunjung yang membaca postingan tersebut tentu akan
terpengaruh, dimana pada akhirnya akan membuat citra perusahaan tersebut
menjadi negatif.
Oleh karena itu, menangani keluhan para konsumen yang
bertransaksi secara online harus diselesaikan dengan secepatnya dan mampu
menjawab keinginan si konsumen, meskipun harus mengeluarkan tenaga ekstra dan
waktu yang tersita, bahkan terpaksa menderita kerugian. Bila konsumen yang
mengeluh tersebut merasa puas, maka tenaga, waktu, dan uang kompensasi yang
dikeluarkan akan terbayar lunas dalam jangka panjang, khususnya untuk biaya
promosi usaha, karena pastinya para konsumen tersebut akan turut membantu
sebagai tim marketing lewat komen-komen naturalnya di internet, seperti
facebook, twitter, blog, pinterest, dan sebagainya.
Seperti apa sajakah keluhan-keluhan yang biasanya dilontarkan
oleh para konsumen yang bertransaksi lewat media online? Berikut sekilas
uraiannya:
1. Barang tidak sesuai dengan yang terpajang di internet
Hati-hati dalam memajang gambar dan deskripsi produk. Banyak
pebisnis online yang memajang gambar yang paling bagus untuk menarik konsumen.
Namun sayangnya, ternyata tidak sesuai dengan barang yang tersedia sehingga
konsumen merasa ditipu. Terkadang para pelaku usaha online tidak mengupdate
gambar-gambar terbarunya sehingga akan membuat pelanggan kecewa ketika menerima
produk yang dipesannya. Untuk mengatasi keluhan ini, segeralah meminta maaf dan
memberi penjelasan yang masuk akal. Jika anda menyadari bahwa hal tersebut
adalah kesalahan anda, maka anda bisa memberikan uang kompensasi atas kerugian
tersebut. Kemudian secepatnya memperbaiki gambar dan deskripsi produk agar
sesuai dengan kenyataan.
2. Kurang mengerti tentang cara menggunakan produk
Banyak orang yang membeli produk secara online tanpa mengerti
secara mendetail, sehingga ketika barang telah diterima, mereka malah sering
komplain karena tidak mengerti cara menggunakannya. Dalam mengatasi masalah
ini, anda harus bersabar dan memberikan penjelasan yang komunikatif sehingga si
pelanggan merasa puas dan tidak sia-sia membeli produk tersebut.
3. Barang yang dibeli cepat rusak atau cacat
Terkadang dalam proses pengiriman, hal ini dapat terjadi, terutama
barang-barang yang mudah pecah seperti alat elektronik, kerajinan keramik, atau
produk makanan yang cepat kadaluarsa. Agar sama-sama "enak", ada
baiknya setiap transaksi dilengkapi dengan perjanjian garansi. Fasilitasi juga
dengan penukaran barang yang rusak atau cacat diterima konsumen.
4. Barang lama sampai
Komplain ini lebih disebabkan jasa ekspedisi barang yang
kurang maksimal ataupun memang karena pihak konsumen yang tidak sabaran. Jika
anda mengirimkan barang ke tangan konsumen lewat pihak ke tiga, maka pilihlah
jasa ekspedisi yang terpercaya dan bisa memberikan informasi tentang sejauh
mana keberadaan barang yang sedang dikirimkan. Sehingga ketika komplain
pelanggan menghampiri anda, maka anda bisa menjelaskan secara terperinci.
5. Lebih murah di toko lain
Terkadang setelah melakukan
transaksi, para pelanggan memberikan komentar bahwa barang yang dibelinya lebih
mahal dari kompetitor lain. Untuk memberikan timbal balik, berikan penjelasan
yang logis bahwa harga produk yang anda tawarkan paling kompetitif. Untuk
mengurangi keluhan semacam ini, maka rajin-rajinlah riset harga sebagai
pembanding dengan pesaing-pesaing bisnis anda.
Demikianlah beberapa
keluhan yang umumnya dilontarkan para konsumen yang melakukan pembelian produk
secara online. Semoga anda dapat senantiasa dengan cepat menangani
komplain-komplain tersebut, sehingga bisnis anda dicap sebagai perusahaan yang
profesional. Salam kerja & usaha!!!
Kiat – Kiat Menghadapi Keluhan Pelanggan
(The Manager’s
Lounge – Sales & Marketing) – Loyalitas pelanggan sangat penting bagi
siklus perjalanan seorang marketing. Sekalipun untuk mendapatkan loyalitas dari
pelanggan diperlukan pelayanan dan perlakuan khusus atau istimewa bagi mereka.
Tidak jarang kesalahan kecil dapat membuat pelanggan mengeluh dan marah
terhadap layanan atau produk Anda, bahkan akan berdampak sangat besar dan bisa
menjatuhkan angka penjualan seketika. Apalagi jika kekecewaan dan keluhan
mereka disebarluaskan melalui media sosial, hanya dari satu orang pelanggan
saja dapat langsung menyebar ke banyak orang yang mungkin orang-orang yang
mendapatkan berita tersebut adalah pelanggan lain atau calon pelanggan Anda,
bahkan tidak menutup kemungkinan kompetitor Anda. Jangan remehkan kekuatan para
pelanggan Anda??
Bentuk keluhan pelanggan sendiri ada
bermacam-macam, yang sering terjadi diantaranya:
a.
Spesifikasi Produk
Pelanggan menerima produk atau layanan yang tidak beroperasi
dengan benar atau spesifikasinya tidak sesuai seperti apa yang dipromosikan
atau ditawarkan saat diawal. Sehingga menimbulkan keluhan atau kekecewaan
dimana mungkin mereka jadi merasa dibohongi.
b.Cara
Melayani Pelanggan
Pelanggan mana yang tidak senang dilayani dengan penuh
keramahan oleh si Marketing atau Penjual?? Baik dilayani lewat telepon atau
bertatapan langsung, sudahlah pasti semua suka dengan bentuk keramahan. Coba
Anda bayangkan ditengah antrian pelanggan yang panjang dan butuh waktu lama,
yang mungkin mereka pun sudah merasa bosan menunggu tapi saat berhadapan
langsung dengan Anda dan Andapun menyambut dengan senyuman yang ramah, para
pelanggan terebut yang tadinya sudah mulai kehilangan kesabaran dan menjadi bad
mood, bisa berubah seketika dengan cara Anda melayani mereka. Namun, sebaliknya
jika cara Anda melayani pelanggan hanya sekedar menjalankan tugas saja untuk
mencapai target, tanpa perlu menarik simpatinya dan membuat mereka merasa
nyaman berinteraksi dengan Anda, maka yakinlah Pelanggan tersebut merasa tidak
dilayani dengan baik, jadi mereka berpikir cukup satu kali saja bertemu Anda
dan lebih parahnya lagi, mereka tidak jadi membeli produk Anda. Jadi ada
betulnya pepatah mengatakan bahwa “Pembeli adalah raja” dan harus diperlakukan
dengan sangat baik.
c.Salah Paham
Misscom atau salah komunikasi dapat sering terjadi antara
Pelanggan dengan Anda, yang ujungnya memicu keluhan dan rasa kecewa mereka.
Anda dapat menimalisir kesalahan yang terjadi dengan memberikan informasi yang
cukup dan lengkap tentang layanan Anda.
Penanganan Keluhan Pelanggan
Anda harus ingat bahwa Pelanggan merupakan aset terbesar yang
Anda miliki, tanpa mereka Anda bukan siapa-siapa. Jadi hargailah keluhan
Pelanggan Anda dan buatlah mereka tetap loyal kepada Anda.
Tips Praktis Menghadapi Keluhan Pelanggan sebagai berikut:
1.Mendengarkan
Sikap terbaik dalam menghadapi pelanggan yang marah adalah
defensif, tidak peduli betapa marahnya mereka, Anda harus mendengarkan apa yang
menjadi keluhan mereka. Itu saja sebenarnya sudah cukup untuk mengurangi rasa
marah mereka.
2.Memberikan Respon
Pastinya Anda tida mau berbicara dengan pelanggan yang datang
marah-marah kepada Anda, tetapi mereka akan lebih sangat marah lagi jika Anda
tidak menanggapi keluhan mereka.
3.Perlakukan Keluhan Sebagai Kesempatan
Jangan menciptakan keluhan Pelanggan Anda sebagai suatu
konfrontasi, tetap belajarlah mengubah situasi dimana keluhan Pelanggan Anda
menjadi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan menjaga hubungan baik antara
Anda dengan mereka. Sebab dari sekian banyak Pelanggan Anda, hanya 20%-50% yang
mau menyampaikan keluhan yang menjadi kekurangan Produk atau Layanan Anda.
4.Gunakan Kata “Maaf”
Kata “Maaf” begitu sederhana, tapi sangat ajaib dimana mampu
memadamkan amarah. Jika Anda terbiasa memakai kata ajaib itu menghadapi
Pelanggan yang sedang mencurahkan amarahnya dan Anda memakainya berulang-ulang
kali, Pelanggan Anda akan jauh lebih sabar menghadapi penjelasan Anda.
5.Jangan Menyalahkan Pelanggan
Hal ini yang harus diwaspai betul, jangan sampai terjadi
dalam bisnis yang kita jalankan. Meskipun Pelanggan tidak selalu benar, tapi
mereka selalu ingin menang. Kalau Anda sudah berkata-kata atau bertindak
sepertinya Pelangga Andalah yang salah, maka siap-siaplah menghadapi kenyataan
Pelanggan Anda tersebut akan lari dari Anda.
6.Utamakan Layanan Keluhan Pelanggan
Para Pelanggan tidak akan senang menunggu respon yang lambat
, apa yang menjadi keluhan mereka harus segera ditindaklanjuti dan ditemukan
solusinya.
7.Jangan Hitung Untung Rugi
Mungkin dapat menyimpan beberapa ribu atau juta dalam bisnis
Anda ini, tanpa merasa perlu untuk memberikan ganti rugi atas keluhan Pelanggan
Anda tapi kalau Anda melihat jangka panjangnya Anda bisa saja akan mengalami
kerugian yang lebih besar daripada nilai ganti rugi bagi Pelanggan Anda.
8.Berani Mengakui Kesalahan Anda Menjadi
Solusinya
Didunia ini tidak ada sesuatupun yang sempurna, pasti selalu
ada kekurangan dan kesalahan, sepanjang itu masih dalam batas kewajaran
pastinya dapat diterima oleh orang lain. Sebab itu jangan pernah Anda merasa
takut diremehkan atau produk Anda direndahkan nilainya, sepanjang Anda mau
mengakui kekurangan yang ada atau kesalahan yang Anda buat, maka hal itu akan
lebih bisa diterima oleh Pelanggan Anda. Justru cara seperti ini menjadi solusi
buat Anda untuk memperbaiki apa yang kurang dan Pelanggan pun menjadi puas
dengan sikap Anda demikian, sehingga solusi apapun yang akan Anda sampaikan kepada
mereka dapat diterima.
Contoh keluhan
pelanggan :
KELUHAN PELANGGAN BNI
Posting ini saya buat karena
pelayanan salah satu Bank yang ada di Indonesia tidak memuaskan. Kasusnya
adalah kartu atm yang tidak bisa digunakan karena pita magnetik yang sepertinya
tergores sesuatu, sehingga ketika kartu di masukan ke dalam mesin atm, si mesin
merespon bahwa kartu tidak dapat diproses dan kartu tersebut dikeluarkan
kembali. Saya ketika kartu telah dikeluarkan ada beberapa kalimat yang terdapat
di mesin atm yang bertuliskan " silahkan anda menghubungi nomor ini
xxxxxxxx dan mengunjungi bank terdekat" kalau tidak salah. Tentu saja hal
yang pertama saya lakukan adalah menghubungi nomor yang telah dianjurkan oleh
mesin atm tersebut. Karena mungkin nomor yang dianjurkan tersebut adalah
customer service dari Bank. Tetapi setelah saya coba hubungi, ternyata tidak
ada jawaban bahkan error, malah pulsa saya yang tersedot.
Setelah langkah pertama gagal tentu
saya langsung berkunjung ke Bank cabang terdekat. Disana saya di layani oleh
teller yang bertugas menangani pengaturan. Setelah saya adukan kasus yang saya
alami yaitu kartu atm yang tidak bisa digunakan , tentu solusi terbaiknya
adalah membuat kartu atm yang baru. Ketika saya minta teller untuk membuat
kartu yang baru dia berkata " Mas ada buku tabungannya?". Tentu saya
langsung jawab "Ga ada mba, buku tabungan saya ada di rumah, rumah saya
jauh, saya disini cuma numpang kuliah". si teller ngomong lagi" maap
mas ga bisa sudah dari sananya, klo gag pake tabungan gag bisa
dikonfirmasi". Dengan muka masam dan kecewa saya langsung meninggalkan
Bank tersebut.
Dalam hati saya berkomentar
macam-macam, "buat apa tabungan?" kalau mau mencari data pelanggan
bukankah ada database dalam jaringan? masa Bank sebesar BNI tidak menyimpan
data setiap pelanggan? Bagaimana kalau misalnya rumah saya di papua? Apa saya
harus pulang ke Papua terlebih dahulu? bukankah sama saja bila buku tabungan
tidak dibawa, maka bisa membuat buku tabungan baru dengan data yang sama dengan
buku tabungan lama? pasti data yang digunakan terdapat dalam databasenya?????
Pelanggan hanya ingin menikmati layanan tidak tahu bagaimana caranya. Ini malah
dipersulit, padahal teknologi sudah semakin maju.
No comments:
Post a Comment