MATEMATIKA (EKSAKTA)
MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI METODE DISCOVERY
PADA SISWA KELAS VI SDN 4 ....................................................................................................
.................................
IMAM BAIHAQI
NIM.
.......................
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA
PROGRAM S-1 PGSD POKJAR KOTA ...................
TAHUN 2010
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas
Rahmad-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang berjudul:
MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI METODE DISCOVERY
PADA SISWA KELAS VI SDN 4 ..................................................................................................
...........................
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dorongan sehingga laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ini
dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan laporan PKP ini
tidak terlepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
Sebagai ungkapan rasa terima kasih, penulis memohon kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa semoga kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan dukungan
dan bantuan kepada penulis, sehingga terselesaikannya laporan PKP ini, selalu
mendapat rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Penulis berkeyakinan bahwa laporan PKP ini masih sangat perlu
disempurnakan, oleh karenanya semua kritik dan saran yang konstruktif akan
diterima dengan terbuka untuk perbaikan dikemudian hari. Semoga laporan PKP ini
dapat memenuhi fungsinya, dan bermanfaat.
ABSTRAK
Imam
Turmudi, 2010. Meningkatkan
hasil belajar matematika tentang luas bangun datar melalui metode discovery
pada siswa kelas VI SDN 4 Ngadirojo Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.
Kegagalan dalam
belajar sering dihadapi siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Untuk itu
dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan
motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat
langsung dalam kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa serta guru yang
berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep Matematika.
Permasalahan
yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan menggunakan metode
pembelajaran discovery dapat meningkatkan prestasi belajar matematika tentang
luas bangun datar siswa kelas VI SDN 4 Ngadirojo Kecamatan Sooko Kabupaten
Ponorogo.
Sesuai dengan
permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Apakah
dengan menggunakan metode pembelajaran discovery dapat meningkatkan prestasi
belajar matematika tentang luas bangun datar siswa kelas VI SDN 4 Ngadirojo
Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.
Penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap
putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan,
refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 4 Ngadirojo
Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.
Berdasarkan
hasil analisis didapatkan bahwa aktifitas guru pada siklus I diperoleh
rata-rata 53,85 % dan 82,69 % pada siklus II, aktifitas siswa pada siklus I
diperoleh rata-rata 57,14 % pada siklus I dan 91,42% pada siklus II. Sedangkan prestasi
belajar siswa mengalam peningkatan dari siklus I dan II yaitu, siklus I diperoleh
ketuntasan 57,14% dan Siklus II diperoleh ketuntasan 100%.
Kesimpulan
penelitian adalah metode discovery dapat meningkatkan aktifitas guru dan siswa
serta meningkatkan prestasi belajar siswa VI
SDN 4 Ngadirojo Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL / GRAFIK ............................................................................ vi
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 4
C. Tujuan Perbaikan ........................................................................ 5
D. Manfaat Perbaikan ...................................................................... 5
BAB
II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 6
A. Tinjauan
Tentang Hasil belajar ................................................... 6
B. Pembelajaran
Matematika............................................................ 12
C. Luas
Bangun Datar...................................................................... 16
D. Metode Pembelajaran Matematika ............................................. 21
E. Kerangka Berfikir ....................................................................... 24
BAB
III PELAKSANAAN PERBAIKAN................................................... 25
A. Subyek Penelitian ....................................................................... 25
B. Deskripsi per Siklus .................................................................... 26
BAB
IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN............................. 39
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 39
B. Pembahasan Per Siklus................................................................ 40
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 44
A. Kesimpulan ................................................................................. 44
B. Saran............................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 46
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Format Kesediaan Sebagai Teman Sejawat
2. Surat Pernyataan
3. Rencana Perbaikan Pembelajaran I
4.
Rencana Perbaikan Pembelajaran II
5.
Foto Kegiatan
DAFTAR TABEL / GRAFIK
3.1.
Daftar Siswa Kelas VI ................................................................................ 26
3.2. Lembar Observasi Guru Siklus I ................................................................. 29
3.3.
Lembar Observasi Siswa Siklus I ............................................................... 31
3.4.
Lembar Observasi Guru Siklus II ............................................................... 35
3.5. Lembar Observasi Siswa Siklus II............................................................... 36
4.1.
Hasil Tes Formatif Siswa I .......................................................................... 39
4.2
Hasil Tes Formatif Siswa II.......................................................................... 40
4.3.
Rekapitulasi Hasil Penelitian Pada
Siklus I dan Siklus II............................
43
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu
upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan keahlian
tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta kepribadian mereka.
Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu masalah pendidikan perlu mendapat
perhatian dan penanganan yang lebih baik yang menyangkut berbagai masalah yang
berkaitan dengan kuantitas, kualitas dan relevansinya.
Secara
umum pendidikan dilaksanakan untuk maksud yang positif dan struktural, format
serta pelaksanaannya diarahkan untuk membimbing, membina manusia dalam
kehidupan. Manusia secara kodratnya dikaruniai kemampuan-kemampuan dasar yang
bersifat rohaniah dan jasmaniah. Dengan potensi ini manusia mampu
mempertahankan hidup serta menuju kesejahteraan. Kemampuan dasar manusia
tersebut dalam sepanjang sejarah pertumbuhannya merupakan modal dasar untuk
mengembangkan hidupnya dalam segala bidang, karena itu peranan pendidikan
sangat penting, sebab pendidikan merupakan lembaga yang berusaha untuk
membangun masyarakat dan watak bangsa secara berkesinambungan, membina rasio,
intelek dan kepribadian dalam rangka membentuk manusia seutuhnya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan
mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar
atau pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang pembelajaran
disekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya ilmu pengetahuan dan
teknologi. Guru sebagai pendidik yang menduduki posisi strategis dalam rangka
pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti berkembangnya
konsep-konsep baru dalam dunia pembelajaran tersebut.
|
Salah
satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah kemampuan dalam
merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini membekali
guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar.
Pembelajaran terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara guru dengan
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai proses belajar dan mengajar
memerlukan perencanaan yang seksama yaitu mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan,
bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode dan serta penilaian atau
evaluasi. Pada tahap berikutnya adalah melaksanakan rencana tersebut dalam
bentuk tindakan praktek mengajar.
Dalam
dunia pendidikan, paradigma lama mengenai proses belajar mengajar bertumpu pada
asumsi tabula rasa, yang menyatakan bahwa pikiran seorang anak didik seperti
kertas kosong yang putih bersih dan siap menunggu coretan-coretan gurunya,
dengan kata lain siap diisi dengan segala ilmu pengetahuan dan kebijakan dari
sang guru. Banyak guru yang menganggap asumsi ini sebagai alternatif yang
paling tepat untuk mengajar. Guru mengajar dengan ceramah dan mengharapkan anak
didik diam, mendengarkan, mencatat dan menghafalkannya. Dengan kata lain, siswa hanya di buat
tercengang oleh guru dalam mempermainkan rumus yang begitu runtut dalam sebuah
rangkaian pokok bahasan. Padahal tuntutan dalam dunia pendidikan sudah berubah
bawasanya ilmu pengetahuan ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa
sendiri secara aktif.
Metode
mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam kegiatan belajar
mengajar. Dengan demikian yang perlu diperhatikan adalah ketepatan dalam
memilih metode mengajar, metode mengajar yang dipilih harus sesuai dengan
tujuan, jenis dan sifat materi yang diajarkan. Kemampuan guru dalam memahami
dan melaksanakan metode tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil yang di
capai. Ketepatan menggunakan suatu metode dapat menimbulkan kebosanan, kurang
dipahami dan monoton sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran,
khususnya pelajaran matematika.
Masalah
ini seringkali menghambat dalam pembelajaran. Kurang tepatnya pemilihan metode
mengajar oleh guru akan mempengaruhi pretasi belajar yang dicapai oleh siswa.
Selain metode mengajar hal lain yang juga sangat mempengaruhi adalah minat
siswa dalam pelajaran matematika pada khususnya masih sangat rendah. Hal ini
karena siswa beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan
menakutkan.
Matematika
merupakan mata pelajaran yang melatih anak untuk berpikir rasional, logis,
cermat, jujur dan sistematis. Pola pikir yang demikian sebagai suatu yang perlu
dimiliki siswa sebagai bekal dalam kehidupan sehari - hari. Penerapan
matematika dalam kehidupan sehari-hari akan dapat membantu manusia dalam
memecahkan masalah-masalah kehidupan dalam berbagai kebutuhan kehidupan. Matematika
merupakan ”Queen and servant of Science” maksudnya adalah matematika selain
sebagai pondasi bagi ilmu pengetahuan lain juga sebagai pembantu bagi ilmu
pengetahuan yang lain khususnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan tersebut. Karena
kondisi yang demikian pentingnya, maka matematika diberikan sejak anak memasuki
bangku sekolah sejak kelas I ( SD ) sampai kelas XII ( SMA ). Namun demikian
matematika masih kurang diminati anak didik baik di tingkat SD, SMP maupun SMA.
Pelajaran
matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasa cukup sulit dan
tidak menarik bagi banyak siswa di sekolah. Hal ini berdampak buruk bagi
prestasi atau hasil belajar siswa. Sebagaimana yang terjadi di kelas VI SD
Negeri 4 Ngadirojo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo di mana hasil belajar
siswa pada mata pelajaran matematika merupakan urutan yang terbawah dari semua
mata pelajaran yang diajarkan di kelas VI.
Selama
ini proses pembalajaran matematika yang berlangsung di SD N 4 Ngadirojo masih
menggunakan metode sederhana, yaitu seorang guru hanya memberikan rumus-rumus
pada siswa. Siswa tidak pernah tahu asal diperolehnya rumus tersebut, kemudian
diberikan contoh soal dan diakhiri dengan test. Hal ini menyebabkan kualitas proses
dalam pembelajaran itu sendiri cenderung berlangsung satu arah, siswa kurang
aktif dan guru hanya menggunakan metode pembelajaran itu-itu saja tanpa ada
pembaharuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Berdasarkan
observasi yang peneliti lakukan, didapatkan bahwa hasil prestasi belajar
Matematika siswa kelas VI SDN 4 Ngadirojo pada materi luas bangun datar masih
rendah, hanya 57 % yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hal
ini dikarenakan siswa masih sulit dalam memahami materi pelajaran.
Bagi
kebanyakan siswa, pokok bahasan bangun datar biasanya masih berada pada tahap
hafalan, sehingga jika suatu saat lupa sifat atau rumusnya maka akan mengalami
kesulitan menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan bangun datar. Untuk
siswa yang daya ingatnya tinggi menghafal tidaklah terlalu mengalami kesulitan,
tetapi bagi siswa yang daya ingatnya rendah, biasanya mengalami kesulitan
menghafal.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka perlu
dicarikan suatu formula pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Guru hendaknya
terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai cara variasi agar siswa
tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran matematika, salah satunya
melalui metode Discovery. Dengan metode discovery selain
dapat mengembangkan kemampuan kognitif siswa, juga dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam hal mengkomunikasikan matematika dan ketrampilan sosial.
Kenyataan-kenyataan
seperti di atas itulah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian,
yang kemudian dituangkan dalam bentuk penelitian dengan judul “Meningkatan Hasil
Belajar Matematika Tentang Luas Bangun Datar Melalui Metode Discovery Pada
Siswa Kelas VI SDN 4 Ngadirojo“.
A.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut
penulis berusaha merumuskan permasalahan tersebut, yaitu :
Apakah dengan menggunakan metode discovery dapat meningkatkan hasil
belajar matematika tentang luas bangun datar pada siswa kelas VI SDN 4
Ngadirojo Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo?
B.
Tujuan Perbaikan
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
kelas VI SDN 4 Ngadirojo Sooko Ponorogo melalui penerapan metode discovery pada
pokok bahasan luas bangun datar.
C.
Manfaat Perbaikan
1.
Bagi guru dan sekolah, mendapat masukan tentang
penggunaan metode discovery dengan bantuan alat peraga, sehingga dapat
meningkatkan pemahaman siswa dan hasil belajar siswa pada khususnya serta
meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya.
2.
Bagi siswa, memperolah cara belajar matematika yang
lebih efektif, yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi
yang diajarkan guru.
3.
Bagi peneliti, menambah wawasan, pengetahuan dan
ketrampilan peneliti, khususnya yang
terkait dangan penelitian yang menggunakan metode discovery dengan
bantuan alat peraga.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar
1.
Hakikat Belajar
Pengertian
belajar dalam kehidupan sehari-hari seringkali diartikan yang kurang tepat,
biasanya orang awam mengartikan belajar identik dengan membaca, belajar identik
dengan mengerjakan soal-soal. Pengertian belajar seperti tersebut masih sempit.
Definisi
belajar menurut beberapa ahli :
a) Belajar adalah perubahan yang relatif
permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman
atau latihan yang diperkuat. (http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar).
b) Menurut
Slameto, dalam www.indramunawar.blogspot.com, disebutkan bahwa belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
c) Definisi
tentang belajar menurut Suprayekti, (2014 :4) adalah “belajar secara umum
diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan
lingkungannya.”
d) Menurut Winkel, dalam belajar adalah aktivitas mental atau psikis,
yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
Berdasarkan
definisi yang telah dikemukakan, secara umum belajar memiliki tiga ciri utama.
Tiga atribut pokok atau ciri utama belajar adalah proses, perubahan perilaku,
dan pengalaman (Sri Anitah, 2014).
1. Proses
Belajar adalah proses
mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Aktivitas pikiran dan
perasaan tidak dapat diamati oleh orang lain, akan tetapi terasa oleh orang
yang bersangkutan atau orang yang sedang belajar tersebut. Guru tidak dapat
melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat diamati guru adalah
manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran
dan perasaan pada diri siswa tersebut.
2.
Perubahan Perilaku
Hasil belajar berupa
perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang belajar akan berubah atau
bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan, atau
penguasaan nilai-nilai atau sikap. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar
ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan),
tempat proses mental dan emosional terjadi.
Perubahan perilaku siswa dalam proses pembelajaran menjadi sasaran dan
tujuan yang akan menjadi acuan proses yang harus dicapai.
3.
Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam
arti terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan pembelajaran yang baik
ialah lingkungan yang memicu dan menantang siswa belajar.
Selain tiga ciri utama belajar, ada empat
pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar. Empat pilar tersebut adalah learning
to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be (Sri
Anitah, 2014).
a.
Learning to know ( belajar untuk mengetahui )
Target dalam pembelajaran
ini adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat mengantarkan
siswa untuk mengetahui dan memahami subtansi materi yang dipelajarinya. Pada
Learning to know ini terkandung makna bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga
aspek : apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
b.
Learning to do ( belajar untuk berbuat )
Target dalam pembelajaran
ini adalah adanya proses melakukan atau
proses berbuat. Dalam hal ini siswa harus mengerjakan, menerapkan,
menyelesaikan persoalan, melakukan eksperimen, penyelidikan, penemuan,
pengamatan, simulasi dan sejenisnya.
c.
Learning to live together ( belajar untuk hidup bersama
)
Target dalam pembelajaran
ini adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau mampu hidup dalam
kelompok. Dalam hal ini siswa harus dibekali pengalaman-pengalaman melakukan
tanggung jawab dalam kelompok, memahami pendapat orang lain, menerapkan sikap
toleransi, memahami asas dalam kelompok, serta memahami dan merasakan kesulitan
orang lain
d.
Learning to be ( belajar untuk menjadi )
Target dalam pembelajaran
ini adalah mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan bakat,
potensi, minat dan kemampuannya. Hasil belajar yang diperoleh benar-benar
bermakna dalam kehidupannya maupun bagi kehidupan orang lain, sehingga dapat
mengantarkan siswa menjadi manusia yang mandiri yang mampu mengenal,
mengarahkan dan merencanakan dirinya sendiri.
Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada
pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Proses
yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena
tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus
dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa
yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.
Pertumbuhan tingkah laku serta pertumbuhan pribadi
anak didik tidak lain adalah sebagai hasil dari pengalaman yang dihayati oleh anak didik yang akan
menimbulkan respon tertentu. Perubahan
dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak terampil menjadi terampil,
dari sikap dan nilai tertentu menjadi sikap dan nilai yang lain. Pengalaman
yang berupa pelajaran akan menghasilkan perubahan kognitif, (berupa
pengetahuan, prinsip kekayaan informasi), afektif (berupa sistem nilai dan sikap), dan perubahan
psikomotorik (berupa ketrampilan).
1. Prinsip Belajar
Prinsip
belajar merupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan pegangan di dalam
pelaksanaan pembelajaran. Sebagai suatu hukum, prinsip belajar akan sangat
menentukan proses dan hasil belajar.
a.
Motivasi
Motivasi yaitu dorongan
untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi instrinsik maupun motivasi
ekstinsik. Motivasi belajar berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai
oleh individu yang sedang belajar itu sendiri.
b.
Perhatian
Perhatian ialah pemusatan
energi psikis (pikiran dan perasaan) terhadap suatu objek. Untuk memusatkan
perhatian siswa terhadap pelajaran, guru dapat mengaitkan pelajaran dengan diri
siswa itu sendiri (kebutuhan, minat, atau pengalaman siswa) atau menciptakan
situasi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa.
2.
Hasil Belajar
Hasil
belajar merupakan hasil yang telah dicapai setelah dilaksanakan program
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hasil belajar dalam periode tertentu
dapat dilihat dari nilai raport yang secara nyata dapat dilihat dalam bentuk
angka-angka. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam
proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan
informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan
belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru
dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan
kelas maupun individu.
FOTO KEGIATAN SELAMA PENELITIAN SIKLUS II
thanks gan....
ReplyDeleteKelanjutan contoh PKP eksakta
ReplyDeleteLANJUTANYA GAN
ReplyDelete