Saturday, March 1, 2014

Metode Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumberdaya manusia yang bermakna, sangat penting bagi pembangunan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada keberadaan pendidikan yang berkualitas yang berlangsung di masa kini. Pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul dari sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu, upaya peningkatan kualitas sekolah merupakan titik sentral upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas pula. Dengan kata lain upaya peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
 Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lain, dan peningkatan mutu manajemen sekolah.
Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional. Upaya itu antara lain dalam pengelolaan sekolah,peningkatan sumber daya tenaga pendidikan, pengembangan /penulisan materi ajar, pengembangan paradigma baru dengan metodologi pengajaran serta tersedianya buku sekolah elektronik (BSE) sekarang ini yang bisa didownload gratis di internet.
Kenyataan yang terjadi bahwa dalam pembelajaran mata palajaran PKN di SD sering mengalami kesulitan dalam mengkaji masalah PKN dibangku sekolah karena kurang tepat dalam menggunakan pendekatan. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Salah satu penyebabnya adalah kurang terbiasanya siswa untuk aktif dalam berproses di waktu kegiatan belajar mengajar, dan kegiatan pembelajaran yang kurang sesuai dengan kebutuhan anak didik, apabila  bisa menciptakan metode yang tepat maka akan membuahkan hasil belajar yang langgeng, ini akan terjawab dengan melaksanakan kegiatan pengajaran metode gabungan metode diskusi dan mind mapping.
Apa yang menjadikan pengajaran  gabungan metode diskusi dan mind mapping akan membuahkan hasil belajar yang langgeng? Dua metode ini menyebabkan siswa menjadi siswa yang aktif  belajar yang harus mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Pengajaran  gabungan metode diskusi dan mind mapping harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras
Untuk bisa mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengar, melihat, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahasnya dengan orang lain. Bukan Cuma itu, siswa perlu “mengerjakannya”, yakni menggambarkan sesuatu dengan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba mempraktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah atau harus mereka dapatkan.
Salah satu metode untuk membangkitkan apa yang siswa pelajari dalam satu semester proses belajar mengajar adalah metode pembelajaran bagaimana menjadikan belajar tidak terlupakan. Metode ini adalah untuk membantu siswa dalam mengingat materi pelajaran yang telah diterima selama ini. Selain itu metode ini diterapkan pada akhir semester proses belajar mengajar dengan  tujuan untuk membantu siswa agar siap menghadapi ujian semester atau ujian akhir.
Dengan menyadari gejala-gejala atau kenyataan tersebut diatas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Meningkatkan Prestasi Belajar dalam Memahami Peraturan Perundang-Undangan Tingkat Pusat dan Daerah Siswa Kelas V SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupten Malang dengan Metode Pembelajaran Gabungan Metode Diskusi dan Mind Mapping Tahun Ajaran 2010/2011.
B.     Rumusan  Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan permasalahnnya sebagi berikut:
1.      Bagaimanakah  pelaksanaan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping pada  siswa  kelas V SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupten Malang tahun ajaran 2010/2011 ?
2.      Bagaimanakah  peningkatkan  prestasi belajar dalam memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah siswa kelas V SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupten Malang dengan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping tahun ajaran 2010/2011?
C.    Tujuan Perbaikan
Adapun tujuan  perbaikan ini adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengetahui bagaimana metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping pada  siswa  kelas V SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupten Malang tahun ajaran 2010/2011.
  2. Untuk mengetahui peningkatkan  prestasi belajar dalam memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah siswa kelas V SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupten Malang dengan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping tahun ajaran 2010/2011.
D.    Manfaat Perbaikan
Adapun maksud penulis mengadakan program perbaikan  ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:
  1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam meningkatkan pemahaman siswa belajar PKN.
  2. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam mengajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajarn PKN di SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupten Malang tahun pelajaran 2010/2011.
  3. Meningkatkan peningkatkan  prestasi belajar dalam memahami tentang peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.
  4. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi Sosial.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
1. Pengertian tentang perestasi belajar
   Hasil belajar/prestasi belajar dalam program perbaikan ini adalah merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa dalam melakukan proses pembelajaran atau mengikuti proses belajar mengajar.
      Menurut Kamus Besar Indonesia dijelaskan bahwa : “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.” (Depdiknas, 1995 : 787). “Sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes yaitu memiliki : validitas, reliabilitas, obyektifitas, praktikabilitas, ekonomis.” (Suharsismi Arikunto, 2001 : 57)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
      Terdapat banyak sekali faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, namun secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok yakni : faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri anak.
a. Faktor yang berasal dari dalam diri anak
Faktor ini juga sering disebut faktor indogen yang meliputi intelegensi dan motivasi.
1)      Intelegensi
Intelegensi atau yang sering disebut kemampuan intelektual anak, adalah merupakan kemampuan untuk mencapai prestasi, yang mana berfikir memainkan peranan yang sangat menentukan. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah intelegensi sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. Pengertian tentang intelegensi William Stem mengemukakan pendapatnya yang dikutip oleh Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengemukakan bahwa : “Intelegensi ialah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berfikir yang sesuai dengan tujuannya.” (Ngalim Purwanto, 1996 : 52).
2)      Emotional Quotion
Emotional quotion yang sering disebut kecerdasan emosional mulai banyak dibicarakan orang dan sangat mempengaruhi perkembangan anak didik dalam mencapai kedewasaan.
“Kecerdasan emosional adalah kekuatan dibalik singgasana kemampuan intelektual. Ia merupakan dasar-dasar pembentukan emosi yang mencakup ketrampilan-ketrampilan untuk menunda kepuasan dan mengendalikan implus-implus, tetap optimis jika berhadapan dengan kemalangan dan ketidak pastian, menyalurkan emosi-emosi yang kuat secara efektif, mampu memotivasi dan pada kenyataannya memang kita mempunyai dua otak yakni satu otak untuk berfikir dan yang satunya lagi adalah otak untuk merasakan (otak emosional). Hal tersebut merupakan sesuatu yang harus kita perhatikan di dalam pendidikan anak-anak kita, sehingga kedua otak anak tersebut bisa bersama-sama dikembangkan seiring dan sejalan.
3)      Spiritual Quotion
Spiritual quotion yang sering disebut kecerdasan spiritual adalah merupakan kecerdasan tertinggi yang kita miliki. Dalam bukunya SQ Danah mengemukakan bahwa “Spiritual quotion atau SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif’. (Danah Zohar, 2002 : 4).
Spiritual quotion memberikan kepada kita rasa moral, kemampuan untuk menyesuaikan aturan yang kaku dibarengi dengan pemahaman dan cinta. Kita menggunakan kecerdasan spiritual untuk bergulat dengan ihwal baik dan jahat, serta untuk membayangkan kemungkinan yang belum terwujud untuk bermimpi, bercita-cita, dan mengangkat diri kita dari kerendahan. Oleh karenanya kecerdasan spiritual atau yang sering disebut Spiritual quotion sangat perlu diperhatikan oleh setiap pendidik dan dikembangkan pada diri anak didik dan sekaligus merupakan bagian dari kecerdasan secara utuh.
3. Konsep Tentang Belajar
Sebagian orang berpendapat bahwa belajar adalah merupakan suatu proses memperoleh sekumpulan fakta atau menghafal fakta yang tersaji dalam bentuk materi pelajaran.
Jenis dan Alat Penilaian
Untuk mengetahui dan melaksanakan penilaian perlu diketahui jenis dan alat penilaian. Menurut Nana Sudjana pada umumnya alat evaluasi atau alat penilaian dibedakan menjadi dua jenis yaitu tes dan non tes. (Nana Sudjana, hal. 113, 2000)
1)      Tes
Tes adalah merupakan alat penelitian untuk mengetahui pengetahuan atau kemampuan seseorang. Tes ada yang sudah distandarisasi, artinya tes tersebut telah mengalami proses validitasi (ketetapan) dan reliabilitasi (ketetapan) untuk suatu tujuan tertentu dan untuk sekelompok siswa tertentu. Sebagai contoh penyusunan tes hasil belajar merupakan usaha penyusunan tes yang sudah distandarisasi.
Namun pada kenyataannya yang banyak kita temukan adalah tes buatan guru sendiri. Tes ini belum distandarisasi, sebab dibuat oleh guru untuk tujuan tertentu dan untuk siswa tertentu pula. Meskipun demikian tes buatan guru harus pula dipertimbangkan faktor validitas dan realiabilitasnya.
Menurut bentuk tes terdiri dari tiga bentuk yaitu : tes lisan, tulisan, dan tes tindakan atau perbuatan. Jenis tes tersebut biasanya digunakan untuk menilai isi pendidikan. Misalnya aspek pengetahuan, kecakapan, keterampilan dan pemahaman pelajaran yang telah diberikan oleh guru.
Jadi ketiga bentuk tes tersebut secara keseluruhan dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
2)      Non Tes
Alat penilaian jenis non tes biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkah laku. Jenis non tes lebih sesuai digunakan sebagai alat evaluasi. Seperti menilai aspek, minat, perhatian, karakteristik dan lainnya yang sejenis.
Alat penilaian jenis non tes antara lain adalah :
a)      Observasi
Observasi adalah merupakan kegiatan pengamatan kepada tingkah laku pada situasi tertentu. Observasi dapat dilakukan terhadap situasi yang sebenarnya atau observasi langsung dan bisa pula dalam situasi buatan atau tidak langsung. Dalam pelaksanaannya kedua jenis observasi tersebut dilakukan dengan secara sistematis yakni dengan menggunakan pedoman observasi dan dapat pula tidak (tanpa pedoman).
b)      Wawancara
Wawancara adalah komunikasi langsung atau yang mewawancarai dengan yang diwawancarai. Untuk memudahkan pelaksanaan wawancara perlu dipersiapkan pedoman wawancara berupa pokok-pokok yang akan ditanyakan dalam wawancara tesebut.
c) Check List
Check List menyerupai rating scale, hanya pada check list tidak perlu disusun kriteria atau skala dari yang negatif sampai yang positif. Cukup dengan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang akan kita minta dari yang dievaluasi.
d)     Studi Ksus
Studi kasus adalah merupakan salah satu alat penilaian non tes yang mempelajari individu dalam periode tertentu secara terus menerus untuk melihat perkembangannya. Mislanya untuk melihat sikap siswa terhadap pelajaran yang diberikan guru di sekolah selama satu semester.
e)      Inventory
Inventory merupakan daftar pertanyaan yang disertai alternatif jawaban di antara setuju, kurang setuju atau tidak setuju.

B.     Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
1.  Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
            Adapun faktor-faktor itu, dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
a.   Faktor yang ada pada di siswa itu sendiri yang kita sebut faktor individu.
Yang termasuk ke dalam faktor individu antara lain faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
b.   Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial
Sedangkan yang faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru, dan cara dalam mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang ada atau tersedia dan motivasi sosial.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di atas menunjukkan bahwa belajar itu merupaka proses yang cukup kompleks. Artinya pelaksanaan dan hasilnya sangat ditentukan oleh faktor-faktor di atas. Bagi siswa yang berada dalam faktor yang mendukung kegiatan belajar akan dapat dilalui dengan lancar dn pada gilirannya akan memperoleh prestasi atau hasil belajar yang baik.
Sebaliknya bagi siswa yang berada dalam kondisi belajar yang tidak menguntungkan, dalam arti tidak ditunjang atau didukung oleh faktor-faktor diatas, maka kegiatan atau proses belajarnya akan terhambat atau menemui kesulitan.

C.    Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan
Di dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pebelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atu memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pebelajar.
   Istilah hasil belajar mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan prestasi belajar. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian prestasi belajar dengan hasil belajar. Ada yang berpendapat bahwa pengertian hasil belajar dianggap sama dengan pengertian prestasi belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang mengatakan bahwa hasil belajar berbeda secara prinsipil dengan prestasi belajar. Hasil belajar menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan sebagainya. Sedangkan prestasi belajar menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya.
Nawawi (1981: 100) mengemukakan pengertian hasil adalah sebagai berikut: Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu.
Pendapat lain dikemukakan oleh Sadly (1977: 904), yang memberikan penjelasan tentang hasil belajar sebagai berikut, “Hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”, sedangkan Marimba (1978: 143) mengatakan bahwa “hasil adalah kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat diukur”.
   Menurut Nawawi (1981: 127), berdasarkan tujuannya, hasil belajar dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a.       Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecapakan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya ketermpilan menggunakan alat.
b.       Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan.
c.       Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku.

D.    Pengajaran metode Gabungan metode diskusi dan mind mapping
Sebelum penulis mengartikan apa yang dimaksud metode diskusi terlebih dahulu akan mengartikan mengenai metode itu sendiri. Menurut  Winarno Sorachmad mengungkapkan : “Metode adalah cara yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan”.
Setelah kita artikan apa yang dimaksud metode, tinggal kita artikan mengenai diskusi dimana pengertian diskusi menurut Soemirat adalah “Diskusi adalah penglibatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka, mengenai tujuan atau sarana yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi (information sharing), pengalaman sendiri (self maintenance) atau pemecahan masalah (problem solving).
Metode diskusi adalah suatu cara penyampian suatu bahan pelajaran dimana guru menugaskan kelompok pelajaru melaksanakan percakapan ilmiah, hingga diperoleh suatu keputusan yang benar yang disepakati bersama yang tertuang dalam kurikulum berbasis kompetensi.
Metode pembelajaran yang digabungkan dalam penelitian ini adalah Mind map adalah teknik pembelajaran menggunakan peta konsep. Pencatatan materi belajar dituangkan dalam bentuk diagram yang memuat simbol, kode, gambar dan warna yang saling berhubungan. Fungsi mind map adalah untuk menggambarkan ide, menerangkan definisi suatu materi, atau mencari solusi sebuah masalah.
Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dari penggunaan metode mind map ini:
  • Lebih efisien untuk membuat catatan dan menghafalkan suatu informasi daripada teknik penulisan tradisional yang memanjang dari tepi kiri ke kanan buku.
  • Mengoptimalkan kerja fungsi otak kiri dan kanan secara penuh.
  • Paling awet menempel di memori otak kita.
  • Penggunaannya sangat luas, mulai dari anak sekolah sampai direktur, bahkan ibu rumah tangga juga dapat memanfaatkan teknik ini.
  • Apa pun materinya dapat dituangkan melalui teknik mind map.
  • Bisa ditulis tangan atau menggunakan software komputer.
Dengan berbagai kelebihan tersebut, tidak salah jika mind map menjadi metode pendekatan yang paling efektif untuk mengasah ESQ anak. Metode mind map ini dijabarkan oleh Desiree dalam buku Mengasah ESQ Anak yang diterbitkan oleh Kawan Pustaka.
Selain menghadirkan teori atau deskripsi, buku ini menyuguhkan cerita kehidupan sehari-hari yang menarik dalam dua bahasa. Plus, buku ini menyajikan penjelasan cara menyelesaikan suatu masalah dan praktiknya dalam kehidupan sehari-hari.




BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A.    Subyek Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Perbaikan
Adapun yang menjadi lokasi penelitian tindakan kelas ini  dilaksanakan di SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 x tatap muka pada tanggal 12 Agustus 2010 (Siklus I), 19 Agustus 2010 (Siklus II) dan 26 Agustus 2010 (Siklus III). Lama tatap muka setiap siklus adalah 2 x 35 menit. Setelah selesainya setiap siklus perbaikan diadakan evaluasi diakhir pembelajaran.
2. Mata Pelajaran
Mata pelajaran PKN yang merupakan sasaran obyek program perbaikan dengan standar kompetensi yaiti memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.
3. Kelas
Subyek program ini adalah siswa kelas V  SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupaten Malang dengan jumlah siswa 32 orang anak. Nama-nama siswa disajikan dalam lampiran. Yang terlibat dalam program perbaikan pembelajaran ini adalah Ninik Suciati (penulis/mahasiswa UT) dan Dra. Susianah Rahayu, M.Si  (guru kelas V  SDN Waturejo /teman sejawat).
4. Karakteristik siswa
Siswa yang menjadi target program perbaikan ini mempunyai karakteristik:
a)      Tidak memperhatikan saat guru menerangkan materi pelajaran.
b)      Siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran.
c)      Rendahnya penguasaan siswa terhadap penguasaan materi pelajaran.
d)     Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru.
e)      Siswa tidak ada yang bertanya dalam proses pembelajaran.
f)       Hasil belajarnya rendah
B.     Deskripsi Per - Siklus
Penelitian ini didesain merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang  dilaksanakan  dengan  mengikuti  prosedur  penelitian  berdasarkan  pada  prinsip Kemmis S, MC Toggar  R  (1988)  yang  mencakup  kegiatan  perencanaan  (planning), tindakan  (action),  observasi  (observation),  refleksi  (reflection)  atau  evaluasi.  Keempat kegiatan  ini  berlangsung  secara  berulang  dalam  bentuk  siklus.  Penelitian  ini  dilakukan dengan  cara bekerjasama antara peneliti selaku mahasiswa S-1 PGSD UT dan  dengan guru SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupaten Malang.

Siklus Pertama
Penelitian Tindakan Kelas pada siklus pertama meliputi :

1.      Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan perbaikan. Hal-hal yang dipersiapkan oleh peneliti pada tahap ini adalah ;
a.    Mengidentifikasi masalah
b.    Menganalisis dan merumuskan masalah
c.    Merancang model pembelajaran metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping
d.   Mendiskusikan penerapan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping
e.    Menyiapkan instrumen (angket, pedoman observasi, tes akhir)
f.     Menyusun kelompok belajar siswa
g.    Merencanakan tugas kelompok
2.      Pelaksanaan
a.       Melaksanakan langkah-langkah sesuai perencanaan
b.      Menerapkan model pembelajaran metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping
c.       Melakukan  pengamatan  terhadap  setiap  langkah-langkah  kegiatan  sesuai rencana
d.      Memperhatikan  alokasi  waktu  yang  ada  dengan  banyaknya  kegiatan  yang dilaksanakan
e.       Mengantisipasi  dengan  melakukan  solusi  apabila  menemui  kendala  saat melakukan tahap tindakan

3.      Pengamatan
  1. Melakukan  diskusi  dengan  guru  SD  dan  kepala  Sekolah  untuk  rencana observasi
  2. Melakukan  pengamatan  terhadap  penerapan   metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping
  3. Mencatat  setiap  kegiatan  dan  perubahan  yang  terjadi  saat  penerapan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping
  4. Melakukan  diskusi  dengan  guru  untuk  membahas  tentang  kelamahan-kelemahan  atau  kekurangan  yang  dilakukan  guru  serta  memberikan  saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya
Selama tahap  pelaksanaan ini, peneliti dibantu teman sejawat melakukan observasi terhadap peristiwa yang terjadi saat program perbaikan dilaksanakan. Teman sejawat mencatat/merekam semua peristiwa yang terjadi saat peneliti mengajar saat program perbaikan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
4.      Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan catatan lapangan / rekaman data.
1)      Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi awal tentang kondisi lapangan sebelum pemberain tindakan seperti; mengumpulkan informasi masalah nama sekolah, data sekolah, data siswa kelas V. Serta selanjutnya mencari data tentang masalah apa yang sedang dihadapi guru serta siswa dalam pembelajaran PKN. Subyek yang menjadi sumber wawancara adalah guru mata pelajaran PKN kelas V SDN Waturejo 02.
2)      Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh data pada saat sebelum dan ketika program perbaikan ini dilaksanakan. Berdasarkan pada studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis, penulis menemukan bahwa masalah yang terjadi. Kemudian sebelum mengambil tindakan penulis melakukan diskusi dengan guru, dan teman sejawat tentang masalah yang dihadapi dan memutuskan fokus masalah yang harus dituntaskan nanti.
3)      Dokumentasi
Dokumentasi digunakan penulis untuk mencari data-data tentang hasil belajar siswa serta metode digunakan untuk mendokumentasikan foto peserta serta orang yang ikut dalam program perbaikan ini.
4)      Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan merupakan catatan tentang kejadian yang terjadi saat pelaksanaan program perbaikan ini, baik apa yang didengar, dilihat dan dialami serta nanti akan direfeleksikan dengan berupa data deskriptif (gambaran tulisan)
Data-data tersebut diatas nantinya akan dianalisis dengan teknik analisis kualitatif serta juga akan dipaparkan bersama dengan data-data yang berbentuk prosentate
5.       Intrumen Program Perbaikan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a.       Silabus
b.      Rencana Pelajaran (RP)
c.       Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
1)   Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pengajaran.
2)   Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pengajaran.
d.       Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep ekonomi pada pokok memahami kegiatan perekonomian Indonesia. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 10 soal
e.       Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu

1)      Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Dengan            :      = Nilai rata-rata
                                      Î£ X    = Jumlah semua nilai siswa
                                                  Î£ N    = Jumlah siswa
2)      Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 75 % atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 75 %. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
                       
Di SDN Waturejo menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan mempertimbnagkan tingkat kemempuaan rata – rata peserta didik, tingkat esensial standart kompetensi dasar, kompleksitas kompetensi, tingkat kesulitan serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.
6.      Refleksi siklus I
Dari hasil analisis observasi mengenai :
a.       Menganalisis temuan saat melakukan observasi pelaksanaan observasi
b.      Menganalisis  kelemahan  dan  keberhasilan  guru  saat  menerapkan  metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping  dengan  kerja  kelompok  dan mempertimbangkan langkah selanjutnya
c.       Melakukan refleksi terhadap penerapan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping dengan kerja kelompok
d.      Melakukan refleksi terhada kreativitas siswa dalam pembelajaran PKN
e.       Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa

Siklus Kedua
         Kegiatan pada siklus kedua meliputi :
a.      Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan perbaikan yang mengacu pada siklus I dari apa yang masih menjadi kendala dan permasalahan . Hal-hal yang dipersiapkan oleh peneliti pada tahap ini adalah
  1. Hasil  refleksi  dievaluasi,  didiskusikan,  dan mencari  upaya  perbaikan  untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya
  2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran
  3. Merancang Rencana  Perbaikan Pembelajaran II berdasarkan refleksi siklus I
b.      Pelaksanaan
  1. Melakukan analisis pemecahan masalah
  2. Melaksanakan  tindakan  perbaikan  II  dengan  memaksimalkan  penerapan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping dengan kerja kelompok
c.       Pengamatan
Adapun langkah-langkah pada siklus II ini adalah :
  1. Melakukan  pengamatan  terhadap  penerapan  metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping dengan kerja kelompok
  2. Mencatat perubahan yang terjadi
  3. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi  saat pembelajaran dan memberikan balikan
Selama tahap pelaksanaan siklus II peneliti juga dibantu teman sejawat melakukan observasi terhadap peristiwa yang terjadi saat program perbaikan dilaksanakan. Teman sejawat mencatat/merekam semua peristiwa yang terjadi saat peneliti mengajar saat program perbaikan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
d.      Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakuakan pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan catatan lapangan / rekaman data.
1.      Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi pada siklus II apakah sudah ada perubahan kearah perbaikan apa belum dari pada siklus I. Subyek yang menjadi sumber wawancara adalah guru mata pelajaran PKN dan teman  yang bertugas di kelas V SDN Waturejo 02.
2.      Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh data ketika program perbaikan siklus II dilaksanakan. Serta digunakan tolak ukur perkembangan program pada siklus II ini, serta sebagai data pembanding dari siklus I.
3.      Dokumentasi
Dokumentasi digunakan penulis untuk mencari data-data tentang hasil belajar siswa ( nilai siswa) pada saat siklus II
4.      Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan merupakan catatan tentang kejadian yang terjadi saat pelaksanaan program perbaikan pada siklus II ini, baik apa yang didengar, dilihat dan dialami serta nanti akan direfeleksikan dengan berupa data deskriptif.
Data-data tersebut diatas nantinya akan dianalisis dengan teknik analisis kualitatif serta juga akan dipaparkan bersama dengan data-data yang berbentuk prosentate
e.        Instrumen Penelitian
Untuk instrumen pada siklus II sama dengan siklus I
f.        Refleksi siklus II
  1. Merefleksi proses metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping dengan kerja kelompok
  2. Merefleksi hasil belajar siswa dengan penerapan metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping  dengan kerja kelompok
  3. Menganalisis temuan dan hasil akhir penelitian

Siklus Ketiga

Tahapan pada siklus III sama dengan siklus II hanya saja pada pada bagian refleksi siklus III di tambah rekomendasi :
Dari tahap kegiatan pada siklus I, II dan III hasil yang diharapkan adalah :
1.      Siswa memiliki minat  serta  selalu  aktif  terlibat dalam proses pembelajaran PKN
2.      Guru  memiliki  kemampuan  guru  merancang  dan  menerapkan  metode pembelajaran gabungan metode diskusi dan mind mapping  dengan  kerja  kelompok  khusus  pada mata  pelajaran PKN
3.      Terjadi peningkatan prestasi dan hasil siswa pada mata pelajaran PKN




No comments:

Post a Comment