Monday, March 10, 2014

CONTOH MAKALAH

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
1.      Identifikasi masalah
Pembelajaran di sekolah dinyatakan berhasil jika materi pelajaran dikuasai oleh siswa dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan hasil belajarnya yang baik pula yang terbukti dari hasil ulangan tiap harinya. Adapun keberhasilan tersebut dapat dipengaruhi oleh dua faktor. Dilihat dari faktor guru, menggunakan metode pembelajaran yang tepat, sedang kalau dilihat dari faktor siswa, siswa lebih memperhatikan guru dan mengikuti pembelajaran dengan aktif saat guru menerapkan metode pembelajaran pada saat pembelajaran.
Saya merupakan guru kelas VI di SDN Bayem 01 Kecamatan Kasembon. Saya mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas VI. Sejauh pengamatan penulis saat melaksanakan pembelajaran di kelas, setelah diadakan ulangan suatu waktu, hasil belajar siswa menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 70 keatas hanya 10 orang siswa saja. Kenyataan ini sering terjadi disaat melihat hasil ulangan siswa kelas VI. Yang mempunyai rata-rata ketuntasan kurang dari 50% di kelas.
Keterangan ini didapat berdasarkan pengamatan yang saya lakukan dan juga setelah saya melakukan diskusi dengan teman-teman guru di SDN Bayem 01 didapat bukti sebagai berikut; pertama, guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang tepat selama pembelajaran. Kedua pada saat pembelajaran berlangsung banyak diantara siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru serta kurang aktif, sehingga hasil belajar siswa rendah.
2.      Analisis Masalah
Berdasarkan masalah tersebut diatas, serta setelah berdiskusi dengan teman-teman guru di SDN Bayem 01 ditemukan permasalahan dan penyebabnya, yaitu permasalahan adalah hasil belajar siswa rendah hal ini didapat dilihat dari siswa yang mendapat nilai diatas 70 hanya 10 orang siswa saja (serta rata-rata ketuntasan kurang dari 50%).
Sedang penyebabnya adalah: pertama, guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang tepat selama pembelajaran. Kedua pada saat pembelajaran berlangsung banyak diantara siswa yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru serta siswa kurang aktif.
3.      Rencana tindakan perbaikan
Berdasarkan masalah dan penyebab masalah, maka melalui pertimbangan dibuatlah rencana tindakan perbaikan dengan guru harus menggunakan menerapkan metode pembelajaran yang tepat yaitu metode resitasi (penugasan), untuk menarik perhatian siswa, sehingga akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan harapan guru. Alasan digunakannya metode resitasi (penugasan) adalah untuk menarik perhatian siswa supaya lebih konsentrasi ke materi pembelajaran. Metode resitasi merangsang siswa untuk mandiri dan aktif. Dengan tindakan perbaikan seperti ini, guru mempunyai keyakinan hasil belajar siswa dapat meningkat.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:
Apakah dengan menggunakan  metode resitasi dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia di SDN Bayem 01 Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang? ”
C.    Tujuan Perbaikan
Adapun tujuan perbaikan pada penelitian ini adalah:
“ Untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia dengan metode resitasi di SDN Bayem 01 Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang
D.    Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini  diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1.      Penulis
Sebagai upaya memperbaiki pembelajaran di SDN Bayem 01.
2.      Bagi Siswa
Dengan metode ini siswa diharapkan bisa menjadi bahan acuan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
3.      Para Guru
a.       Sebagai masukan tentang pentingnya penggunaan metode pembelajaran yang tepat.
b.      Untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.
c.       Guru dapat berkembang secara profesional, karena dapat menunjukkan bahwa dia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran yang dikelolahnya.
4.      Lembaga Sekolah
a.       Sebagai masukan bagi kepala sekolah dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.

b.      Sebagai bahan kajian dalam mengambil langkah-langkah kebijakan  dalam meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Metode Resitasi
1.      Pengertian Metode Resitasi
Pengertian metode resitasi menurut Abu Ahmadi (2005:134)  adalah menyusun suatu laporan sebagai hasil dari materi yang telah dipelajari. Dan Menurut  Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006:85) metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas  tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Sedangkan menurut Mulyani Sumantri dkk (2001:130) mengemukakan bahwa “Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan atau berkelompok”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode resitasi yang dimaksud peneliti  adalah suatu metode pengajaran yang mengaktifkan siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru setelah menjelaskan suatu materi. Tugas-tugas yang dimaksud disini adalah menyelesaikan soal-soal yang disusun  dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibagikan kepada setiap siswa.
2.      Langkah – Langkah Penggunaan Metode Resitasi
Langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode resitasi, yaitu (Djamarah, 2006:86):
a.       Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
1)      Tujuan yang akan dicapai
2)      Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
3)      Sesuai dengan kemampuan siswa
4)      Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
5)      Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b.      Langkah pelaksanaan tugas
1)      Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru
2)      Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
3)      Diusahakan/dikerjakan oleh  siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
4)      Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
c.       Fase mempertanggungjawabkan tugas
1)      Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah  dikerjakan
2)      Ada tanya jawab/diskusi kelas
3)      Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun nontes atau cara yang lainnya.
Fase mempertanggungjawabkan tugas inilah yang disebut “resitasi”.
  1. Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi.
Adapun kelebihan dan kekurangan dari metode resitasi  menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein (2006:87)  adalah sebagai berikut:
a.       Kelebihan Metode Resitasi
1)      Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individual maupun kelompok.
2)      Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawasan guru
3)      Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa
4)      Dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
b.      Kekurangan Metode Resitasi
1)      Siswa sulit dikontrol apakah benar ia yang mengerjakan tugas  ataukah orang lain.
2)      Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif  mengerjakan dan menyelesaikan  adalah anggota tertentu saja. Sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa.
3)      Sering memberikan tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.

Sedangkan menurut Syaiful Sagala (2010: 219) bahwa metode resitasi mempunyai kebaikan dan kelemahan, antara lain :
1)      Kebaikan metode resitasi
a)      Pengetahuan yang diperoleh murid dari hasil belajar, hasil percobaan atau hasil penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat dan bakat yang berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap, tahan lama dan lebih otentik.
b)      Mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
c)      Tugas dapat lebih myakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih mendalam, memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yang dipelajari.
d)     Tugas dapat membina kebiasaan siswa mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi. Hal ini diperlukan sehubungan dengan abad informasi dan komunikasi yang maju demikian pesat dan cepat.
e)      Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar dilakukan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.
2)      Kelemahan metode resitasi
Beberapa kelemahan dari metode pemberian tugas ini dalam pembelajaran adalah :
a)      Seringkali siswa melakukan penipuan diri dimana mereka hanya meniru hasil pekerjaan orang lain, tanpa mengalami peristiwa belajar.
b)      Adakalanya tugas dikerjakan orang lain jika tanpa pengawasan.
c)      Apabila tugas terlalu diberikan atau hanya sekedar melepas tanggung jawab bagi guru, apalagi bila tugas itu sukar dilaksanakan ketegangan mental mereka dapat terpengaruh.
d)     Dan kalau tugas diberikan secara umum mungkin seseorang anak didik akan mengalalmi kesulitan karena selalu sukar menyelesaikan tugas dengan adanya perbedaan individual.
4.      Cara Mengatasi Kelemahan-Kelemahan Metode Resitasi.
Menurut Syaiful Sagala (2010:218) adapun cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode resitasi ini, antara lain :
a.        Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya jelas, sehingga mereka mengerti apa yang harus dikerjakan.
b.      Tugas yang diberikan kepada siswa dengan memperhatikan perbedaan individu masing-masing.
c.       Waktu penyelesaian tugas harus cukup.
d.      Perlunya kontrol atau pengawasan yang sistematis atas tugas yang diberikan sehingga mendorong siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh.
e.       Tugas hendaknya diberikan dengan mempertimbangkan :
1)      Minat dan perhatian siswa.
2)      Mendorong siswa untuk mencari, mengalami dan menyampaikan.
3)      Diusahakan tugas itu bersifat praktis dan ilmiah.
4)      Bahan pelajaran yang ditugaskan agar diambil dari hal-hal yang dikenal siswa.

5.      Kekuatan dari Metode Resitasi
Kekuatan dari metode Resitasi (Mulyani, M. Ed dkk, 2001:131) adalah:
a.       Membuat peserta didik aktif .
b.      Merangsang peserta didik belajar lebih banyak, baik dekat dengan guru maupun pada saat jauh dari guru di dalam sekolah  maupun di luar sekolah.
c.       Mengembangkan kemandirian peserta didik.
d.      Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas tentang apa yang dipelajari.
e.       Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi.
f.       Membuat peserta didik bergairah belajar karena dapat dilakukan dengan bervariasi.
g.       Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik.
h.      Mengembangkan kreativitas peserta didik.
B.     Hasil Belajar
  1. Pengertian Hasil Belajar
Ada beberapa pendapat mengenai definisi belajar, salah satu diantaranya adalah menurut Uzer Usman (1993) menyatakan “belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini disebabkan oleh proses pertumbuhan yang  bersifat fisiologis atau proses kematangan. Perubahan yang terjadi karena  belajar dapat berupa perubahan-perubahan dalam kebiasaan, kecakapan- kecakapan (skills), atau dalam ketiga aspek yakni pengetahuan (kognitif),  sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).
Menurut Nana Sudjana (1997) “Belajar adalah proses yang  ditandai dengan adanya perubahan  pada diri seseorang”. Serta beliau juga menyatakan bahwa “ Belajar adalah  proses perubahan tingkah laku orisinil melalui pengalaman dan latihan- latihan ”.
Pendapat lain tentang belajar dikemukakan oleh Sardiman (2006) menyatakan bahwa ”Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengar, meniru, dan lain sebagainya”. Lebih lanjut Sardiman (1996) mengemukakan bahwa “Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri.
Dari berbagai pendapat di atas  tentang pengertian belajar dapat dibuat kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang yang terjadi akibat adanya usaha yang di lakukan oleh orang itu sendiri.
Dalam setiap manusia untuk mencapai tujuan selalu diikuti dengan pengukuran dan penilaian, demikian juga dengan proses belajar juga diikuti dengan pengukuran dan penelitian.
Hasil belajar adalah merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Perubahan tingkah laku dalam belajar sudah ditentukan terlebih dahulu, sedangkan hasil belajar ditentukan berdasarkan kemampuan siswa. Penekanan hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh langsung terhadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (H. Nashar, 2004).
  1. Ranah – Ranah  Sebagai Obyek Penilaian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004). Benyamin Bloom dalam Sudjana (2004), membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
a.       Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b.      Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c.       Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek yaitu gerak reflek, keterampilan gerakan dasar, kemampuan membedakan secara visual, ketrampilan di bidang fisik, ketrampilan kompleks dan ketrampilan komunikasi.
Ketiga ranah ini menjadi obyek penilaian hasil belajar. Hasil belajar kognitif diukur pada awal dan akhir pembelajaran, sedang untuk ranah afektif dan psikomotorik diukur pada saat proses pembelajaran.
  1. Faktor-Faktor pada Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Muhibbin (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni sebagai berikut:
1)      Faktor internal 
Yaitu faktor yang berasal dari diri siswa terdiri  dari dua aspek; aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) misalnya kondisi fisik sakit- sakitan atau cacat pada fisik. Dan aspek psikologis (yang bersifat  rohaniah) misalnya; kecerdasan, bakat, minat, motivasi, dan emosi.
2)      Faktor eksternal
Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar antara lain kondisi lingkungan di sekitar siswa yang meliputi lingkungan sosial dan non-sosial. Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf administrasi dan teman-teman sekolahnya. Sedangkan faktor lingkungan non sosial misalnya gedung sekolah, alat-alat peraga, keadaan cuaca saat belajar, tempat tinggal keluarga siswa dan waktu belajar yang digunakan siswa juga dapat berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
3)      Faktor pendekatan belajar
Pendekatan belajar merupakan  jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Karena faktor-faktor tersebut diatas maka hasil belajar masing-masing siswa berbeda satu sama lainnya. Dalam hal ini, guru yang profesional harus dapat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan kegagalan dalam belajar.
Hasil belajar merupakan hal yang berkaitan dengan aspek kognitif. Hasil belajar dalam program perbaikan ini adalah sebagai hasil belajar mata pelajaran bahasa Indonesiaa kelas VI SDN Bayem 01 dengan penggunaan metode resitasi yang mana hasil belajar itu berupa nilai ulangan mata pelajaran bahasa Indonesia.

C.    Peranan Metode Resitasi Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Dengan metode pembelajaran yang tepat, contoh salah satunya metode resitasi. Abu Ahmadi (2005: 134) berpendapat dengan metode resitasi biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena siswa melaksanakan pelatihan selama bertugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi.
Hal itu terjadi sebab siswa sebab siswa mendalami situasi atau pengalaman yang berbeda sewaktu menghadapai masalah-masalah baru. Disamping itu untuk memperoleh pengetahuan dari pelaksanaan tugas yang dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan serta ketrampilan siswa di sekolah, melalui kegiatan-kegiatan di luar sekolah itu. Dengan kegiatan melaksanakan tugas, siswa aktif belajar dan merasa terangsang untuk meningkatkan belajarnya lebih baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggung jawab.
Banyaknya tugas yang harus dikerjakan siswa, diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu senggangnya untuk melakukan hal-hal yang menunjang belajarnya dengan mengisi kegitan –kegiatan yang berguna dan konstruktif.
Bila siswa telah selesai melaksanakan atau mempelajari tugas, mereka harus membuat laporan (fase resitasi) yang bentuknya juga telah ditentukan sesuai dengan tujuan tugas. Sedangkan pada pihak guru, dia harus menyiapkan alat evaluasi untuk menilai hasil kerja/tugas siswa dan dapat memberikan gambaran yang obyektif mengenai usaha siswa melaksanakan tugas itu. Evaluasi ini sangat penting untuk siswa karena dapat menumbuhkan semangat kerja yang lebih baik dan meningkatkan hasrat belajarnya.
Dalam menggunakan metode resitasi ini, siswa mempunyai kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil pekerjaan temannya serta dapat saling mempelajari dan mendalami hasil dari temannya. Dengan demikian akan memperluas, memperkaya dan memperdalam pengetahuan serta pengalaman siswa.
Perlu diingat pentingnya metode akan menjadikan pembelajaran itu akan menjadi efektif dan efisien, sehingga guru perlu menerapkan dengan sesempurna mungkin. Yang akan menjadikan ketertarikan minat siswa, siswa menjadi aktif belajar dan merasa terangsang untuk meningkatkan belajarnya lebih baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggung jawab dan akhirnya hasil belajar siswa akan membaik dan meningkat.



BAB III
STRATEGI  PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.    Subjek Perbaikan
Program perbaikan ini dilaksanakan dikelas VI di SDN Bayem 01 Kecamatan Kasembon Kabupaten. Karakter siswa dalam penelitian ini adalah:
1.      Tidak memperhatikan saat guru menerangkan materi pembelajaran serta siswanya pasif.
2.      Hasil belajarnya rendah.
Mata pelajaran yang menjadi subyek pada perbaikan ini adalah mata pelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan kompetensi dasar pada setiap pertemuannya.
Dalam pelaksanaannya penulis dibantu oleh Ibu Sri Muhartatik, A.Ma.Pd sebagai pengamat yang bertugas untuk mencatat aktifitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung. 
B.     Langkah-langkah perbaikan
Adapaun langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode resitasi, yaitu :
a.       Fase pemberian tugas
Fase pemberian tugas dilaksanakan melalui pembelajaran setiap harinya di SDN Bayem 01. Sehingga pembelajaran di SDN Bayem 01 menunjukkan bukti nyata tiada hari tanpa tugas. Hal ini akan menjadikan siswa aktif baik di sekolah maupun di rumah untuk belajar serta mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
1)      Tujuan yang akan dicapai
2)      Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
3)      Sesuai dengan kemampuan siswa
4)      Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
5)      Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b.      Langkah pelaksanaan tugas
Langkah pelaksanaan tugas yang dilaksanakan pada saat pembelajaran harus melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1)      Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru
2)      Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja
3)      Diusahakan/dikerjakan oleh  siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
4)      Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
c.       Fase mempertanggung jawabkan tugas
Fase mempertanggung jawabkan tugas adalah langkah akhir pada metode resitasi ini. Pada fase ini guru membutuhkan instrumen untuk menilai tugas siswa, yang sebaiknya dibuat bersamaan tugas itu dibuat.
Pertanggungjawaban siswa itu bisa berupa;
1)      Laporan siswa baik lisan/tertulis dari apa yang telah  dikerjakan
2)      Ada tanya jawab/diskusi kelas
3)      Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun notes atau cara yang lainnya.

Program perbaikan ini dilaksanakan pada proses pembelajaran di SDN Bayem 01  dengan tahapan sebagai berikut:
a.       Tahap Perencanaan
Pada tahap ini penulis menyiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam program ini. Hal-hal yang disiapkan pada tahap ini antara lain adalah:
1)      Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
2)      Menyusun ringkasan materi
3)      Menyusun tugas baik tugas individu maupun kelompok.
4)      Menyusun lembar observasi proses
5)      Menyusun soal tes beserta kuncinya
b.      Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan langkah kedua sebagai bentuk realisasi dari rencana yang kita buat. Penulis melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana perbaikan  yang telah ditetapkan. Penulis dibantu dengan seorang teman guru yang bertugas mengamati dan mencatat data selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung. Kegiatan ini dilakukan dengan rangkaian sebagai berikut:
1)      Kegiatan Awal (10 menit)
a)      Guru mengajak siswa mengingat sekilas pembelajaran yang lalu.
b)      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
c)      Guru menjelaskan metode pembelajaran resitasi yang akan digunakan.
2)      Kegiatan Inti (50 Menit)
a)      Guru bersama siswa  membaca materi pembelajaran
b)      Guru menjelaskan materi pembelajaran.
c)      Guru memberikan tugas secara kelompok tentang sesuai dengan materi yang telah dipelajari tadi.
d)     Setelah selesai guru memberi perintah untuk mngumpulkan tugas yang telah selesai dikerjakan.
e)      Guru membahas materi tugas yang telah dikerjakan secara kelompok oleh siswa tadi, sehingga siswa tahu siapa yang tugasnya dikerjakan denagn baik dan benar.
f)       Guru memberi pertanyaan penjajakan kepada siswa secara acak tentang materi yag baru saja dipelajari.
g)      Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi pembelajaran.
h)      Guru memberi evaluasi kepada siswa.
3)      Kegiatan Akhir (10 Menit)
a)      Guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari
b)      Guru mengakhiri dengan memberi tugas rumah dari soal di LKS siswa masing-masing.
c.       Tahap Pengamatan
Penulis dibantu oleh seorang teman guru yang bertugas mengamati dan mencatat selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung. Pengamatan ditekankan pada kelemahan kegiatan perbaikan pembelajaran pada pembelajaran ini.
d.      Refleksi
Refleksi adalah melihat atau merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa. Refleksi merupakan cermin untuk melihat kembali bayangan kita terhadap kejadian yang perlu kita kaji. Melalui refleksi, guru dapat menetapkan apa yang telah dicapai serta apa yang belum dicapai, dan apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya.
Berdasarkan hasil pengamatan, penulis mencoba merenungkan mengapa masalah tersebut terjadi. Kemudian mendiskusikan dengan teman guru.  Dari hasil refleksi, penulis  menemukan kelemahan dan kekuatan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini. Kelemahan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini akan diperbaiki pada perbaikan pembelajaran yang akan datang.




at2 � c " p� h� :\DOCUME~1\ADMINI~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg" o:title="pisang"/> 3). Pohon Pisang








4). Pohon Kelapa









d. Penilaian dan penskoran
            Setiap nomor  1- 4 dengan  jawaban  benar mempunyai skor = 3
           
Nilai = x 100
Keterangan :
Skor maksimal = 12

Mengetahui
Kepala Sekolah





Hj. Winarsih, S.Pd
NIP. 130 656 533
 

Kasembon,   7 Pebruari 2009
Guru / Mahasiswa





Vera Lina Dian Trisnawati
NIM. 814320256
 

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN II


Sekolah                       : SDN Bayem 03
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester            : II/2
Tema                           : Kegiatan sehari-hari
Waktu                         : 2 x 45 menit 

I. Standar Kompetensi         
Mengungkapakan secara lisan dan tulisan beberapa informasi dengan mendiskripsikan benda dan bercerita.
II. Kompetensi Dasar
Mendiskripsikan tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa lisan dan tulisan
III. Indikator:
Siswa dapat mendiskripsikan ciri-ciri tumbuhan atau binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa lisan dan tulisan
IV. Metode :
1. Presentasi
3. Penugasan
V. Tujuan Perbaikan
Siswa dapat  mendiskripsikan ciri-ciri tumbuhan atau binatang disekitar dengan lisan dan tulisan secara tepat.
Siswa dapat menjawab pertanyaan guru dengan tepat.
VI. Kegiatan Perbaikan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a.             Guru melakukan ulasan kembali secara umum tentang ciri-ciri hewan dan tumbuhan secara umum
b.            Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Memantapkan siswa dalam menyebutkan ciri-ciri tumbuhan dan hewan berdasarkan gambar dengan tepat.
2. Kegiatan Inti (45 menit)
a.       Guru menunjuk seluruh siswa secara bergiliran untuk menyebutkan serta mendiskripsikan tentang hewan dan tumbuhan disekitar kita tanpa membawa catatan dan gambar ; setiap siswa diberi waktu maksimal  3 menit (45 menit).
b.      Kemudian guru memberikan soal test uraian tentang ciri –ciri hewan dan  tumbuhan, kemudian diinstruksikan siswa menjawab soal-soal tersebut.  (20)
3. Kegiatan Akhir (15 menit)
a.       Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
b.      Siswa bersama-sama guru membuat kesimpulan tentang ciri-ciri tumbuhan dan binatang disekitar kita .
VII. Sumber Belajar
  • Buku Bahasa Indonesia kelas 2, Hesti Puji Rastuti, dkk
  • FOKUS Bahasa Indonesia, acuan pengayaan. CV. Sindunata
  • Gambar tumbuhan dan binatang

VIII. Penilaian
a. Teknik                     : tes tertulis
b. Bentuk instrumen    : Ulangan harian
c. Soal/Instrumen        :
Deskripsikan ciri-ciri Tumbuhan dan Binatang dibawah ini !
1). Nyamuk




2). Kambing




3). Pohon Pisang





4). Pohon Kelapa








d. Penilaian dan penskoran
            Setiap nomor  1- 4 dengan  jawaban  benar mempunyai skor = 3
           
Nilai = x 100
Keterangan :
Skor maksimal = 12

Mengetahui
Kepala Sekolah





Hj. Winarsih, S.Pd
NIP. 130 656 533
 

Kasembon,   16 Pebruari 2009
Guru / Mahasiswa





Vera Lina Dian Trisnawati
NIM. 814320256
 






BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.      Dengan menggunakan metode resitasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas VI SDN Bayem 01 Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang.
2.      Langkah-langkah pelaksanaan resitasi harus sesuai perencanaan jangan sampai terlalu membebani siswa

B.     Saran
1.      Metode pembelajaran  harus sesuai dengan materi yang diajarkan.
2.      Bagi sekolah hendaknya menerapkan metode pembelajaran yang tepat salah satunya resitasi sebagai model pembelajaran, karena hasil belajar dengan menggunakan metode resitasi  lebih berhasil.
3.      Guru hendaknya sudah menguasai beberapa metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dikelasnya.



DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidkan Nasional. 2004. Penggunakan alat peraga dalam mata
pelajaran matematika PPPG : Yogyakarta
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Sinar Baru : Bandung.
Hasibuan JJ dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remandja Karya.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara.
Sudjana, Nana. 1984. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar BaruAlgensido.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Syaiful, Bachri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Berinteraksi Edukatif. Jakarta : PT Rineka Cipta
Syaiful, Bahri Djamarah. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya : UN.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Wetherington H.C and W.H Walt Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar (terjemahan). Bandung : Jemmars. 

No comments:

Post a Comment