Monday, March 10, 2014

CONTOH MAKALAH


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
1.      Identifikasi masalah
Saya mengajar di kelas V di SDN Waturejo 02 Kecamatan Ngantang dengan jumlah siswa 32 anak. Pekan yang lalu saat saya mengajar mata pelajaran PKN dengan kompetensi dasar memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah dengan metode ceramah. Setelah diadakan evaluasi ternayata siswa yang mendapat nilai 70  keatas kurang dari 50% saja. Berdasarkan observasi teman sejawat Ibu Susianah Rahayu, S.Pd. Diketahui pula bahwa selama pembelajaran, guru memberi ceramah dengan cepat, tidak ada kesempatan untuk menanyakan tentang materi yang kurang jelas. Guru kurang tepat mengunakan metode pembelajaran sehingga siswa cepat lupa materi yang diajarkan  serta pasif dan bosan, serta prestasi belajarnya berupa nilai yang didapat dari evaluasi banyak yang tidak tuntas.
2.      Analisis Masalah
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, maka ditemukan masalah utama dan penyebab utama. Masalah utama adalah prestasi prestasi belajarnya berupa nilai yang didapat dari evaluasi banyak yang tidak tuntas (hanya 30%-an saja yang tuntas belajar). Penyebab rendahnya prestasi belajar siswa pada pembelajaran ini adalah tidak menggunakan metode pembelajaran yang  sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan. Banyak siswa merasa bosan, tidak aktif dan cepat lupa materi yang diajarkan pada pembelajaran.
3.      Rencana Tindakan Perbaikan
Berdasarkan masalah dan penyebab masalah rencana tindakan perbaikan yang dipilih adalah siswa yang diajar dengan menggunakan metode mind mapping tentang peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah secara maksimal.
Dipilihnya metode mind mapping ini adalah dengan maksud untuk menjadikan siswa tidak bosan serta akan menjadi aktif mind mapping sendiri, sehingga yang biasanya cepat lupa akan materi yang telah diajarkan akan menjadi mudah diingat. Sehingga kalau mereka  ingat akan materi jika menjawab soal tes akan mendapatkan nilai yang baik sehingga prestasi belajarnya juga akan baik.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
“Apakah prestasi belajar siswa dalam materi perundang-undangan tingkat pusat dan daerah dapat meningkat dengan menggunakan metode mind mapping pada siswa kelas V SDN Waturejo 02 Kecamtan Ngantang Kabupaten Malang ?”
C.    Tujuan Perbaikan
Adapun tujuan perbaikan adalah sebagai berikut:
“Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi perundang-undangan tingkat pusat dan daerah dengan menggunakan metode mind mapping pada siswa kelas V SDN Waturejo 02 Kecamtan Ngantang Kabupaten Malang.”
D.    Manfaat Penelitian
1.      Bagi guru
Untuk memperbaiki kinerja guru, meningkatkan kemapuan dalam menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
2.      Bagi Siswa
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
3.      Bagi Sekolah
Sebagai bahan kajian dalam mengambil langkah-langkah kebijakan  dalam meningkatkan prestasi belajar di sekolah.


4.       
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Pengertian tentang Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar.  Di  dalam  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia (2002),  yang  dimaksud dengan prestasi adalah  hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).
Menurut  Slameto (2003) pengertian  belajar  dapat  didefinisikan sebagai  suatu  proses  usaha  yang  dilakukan seseorang  untuk  memperoleh  suatu  perubahan  tingkah  laku  yang  baru secara keseluruhan,  sebagai hasil pengalamannya  sendiri dalam  interaksi dengan lingkungannya.
Pengertian prestasi belajar sebagaimana yang tercantum dalam  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia (2002) adalah penguasaan  pengetahuan atau  keterampilan  yang  dikembangkan  oleh  mata  pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Sedangkan prestasi belajar dalam program perbaikan ini adalah merupakan suatu hasil belajar yang diperoleh siswa dalam melakukan pembelajaran atau mengikuti proses belajar mengajar. Yang dimaksud hasil belajar dalam program perbaikan ini adalah nilai yang diperoleh setelah diadakannya evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran.
B.     Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara  global,  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  belajar  siswa  dapat kita bedakan menjadi dua macam:
1.        Faktor  Internal  (faktor dari dalam  siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa seperti aspek tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, dan minat siswa (Slameto,2003).

2.        Faktor  eksternal  (faktor  dari  luar  diri  siswa),  terdiri  dari  faktor
lingkungan dan faktor instrumental sebagai berikut:
a)      Faktor  lingkungan  siswa  ini  dapat  dibagi  menjadi  dua  bagian yaitu:  faktor  lingkungan  alam/non  sosial  dan  faktor  lingkungan sosial.
·         Yang  termasuk  faktor  lingkungan  non  sosial/alami  ini  ialah seperti:  keadaan  suhu,  kelembaban  udara,  waktu  (pagi,  siang, malam), tempat letak gedung sekolah, dan sebagainya.
·         Faktor  lingkungan  sosial  baik  berwujud  manusia  dan representasinya  termasuk  budayanya  akan mempengaruhi  hasil belajar siswa. (Muhibbin Syah,1999)
b)      Faktor-faktor Instrumental
Faktor  instrumental  ini  terdiri  dari  gedung/sarana  fisik  kelas, alat  peraga,  media  pengajaran,  guru  dan kurikulum/materi  pelajaran  serta  strategi  belajar  mengajar  yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

C.    Mind Mapping
Bahwa mind mapping (peta pikiran) merupakan suatu teknik grafik yang sangat ampuh dan menjadi kunci yang universal untuk membuka potensi dari seluruh otak, karena menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat pada bagian neo-korteks dari otak atau yang lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak kanan.
Belajar berbasis pada konsep Peta Pikiran (Mind Mapping) merupakan cara belajar yang menggunakan konsep pembelajaran komprehensif Total-Mind Learning (TML). Pada konteks TML, pembelajaran mendapatkan arti yang lebih luas. Bahwasanya, di setiap saat dan di setiap tempat semua makhluk hidup di muka bumi belajar, karena belajar merupakan proses alamiah. Semua makhluk belajar menyikapi berbagai stimulus dari lingkungan sekitar untuk mempertahankan hidup.  
Fakta yang harus disadari, bahwa dunia pembelajaran bagi anak saat ini dibanjiri dengan informasi yang up to date setiap saat. Ketidakmampuan memproses informasi secara optimal di tengah arus informasi menyebabkan banyak individu yang mengalami hambatan dalam belajar ataupun bekerja. Menurut Yovan (2008), hambatan pemprosesan informasi terletak pada dua hal utama, yaitu proses pencatatan dan proses penyajian kembali. Keduanya merupakan proses yang saling berhubungan satu sama lain. 
Dalam hal pencatatan, seringkali individu tanpa disadari membuat catatan yang tidak efektif. Sebagian besar melakukan pencatatan secara linear, bahkan tidak sedikit pula yang membuat catatan dengan menyalin langsung seluruh informasi yang tersaji pada buku atau penjelasan lisan. Hal ini mengakibatkan hubungan antaride/informasi menjadi sangat terbatas dan spesifik, sehingga berujung pada minimnya kreativitas yang dapat dikembangkan setelahnya. Selain itu, bentuk pencatatan seperti ini juga memunculkan kesulitan untu mengingat dan menggunakan seluruh informasi tersebut dalam belajar atau bekerja (Yovan, 2008). 
Sedangkan dalam hal penyajian kembali informasi, kemampuan yang paling dibutuhkan adalah memanggil ulang (recalling) informasi yang telah dipelajari. Pemanggilan ulang merupakan kemampuan menyajikan secara tertulis atau lisan berbagai informasi dan hubungannya, dalam format yang sangat personal. Hal ini merupakan salah satu indikator pemahaman individu atas informasi yang diberikan. Dengan demikian, proses pemanggilan ulang sangat erat hubungannya dengan proses pengingatan atau remembering (Yovan, 2008). 
Salah satu hal yang berperan dalam pengingatan adalah asosiasi yang kuat antar informasi dengan interpretasi dari informasi tersebut. Kondisi ini, hanya bisa terjadi ketika informasi tersebut memiliki representasi mental di pikiran. Contohnya, jika seseorang ingin mengingat “mobil”,  maka sebelumnya ia perlu mempresentasikan mobil dalam pikirannya, mungkin berupa gambar, merek, harga atau kecepatan. Hubungan tersebut perlu dipahami secara personal, sehingga setelahnya tercipta representasi mental yang lebih mudah diingat. 
Bentuk pencatatan yang dapat mengakomodir berbagai maksud di atas adalah dengan Peta Pikiran (Mind Mapping). Dengan peta pikiran, individu dapat mengantisipasi derasnya laju informasi dengan memiliki kemampuan mencatat yang memungkinkan terciptanya “hasil cetak mental” (mental computer printout). Hal ini tidak hanya dapat membantu dalam mempelajari informasi yang diberikan, tapi juga dapat merefleksikan pemahaman personal yang mendalam atas informasi tersebut. Selain itu Mind Mapping juga memungkinkan terjadinya asosiasi yang lebih lengkap pada informasi yang ingin dipelajari, baik asosiasi antarsesama informasi yang ingin dipelajari ataupun dengan informasi yang telah tersimpam sebelumnya di ingatan. (kajian pustaka  mind mapping ini  dari http://astutiamin.wordpress.com/).





BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A.    Subjek Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Perbaikan
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Waturejo 02 Ngantang Kabupaten Malang. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 9 Agustus 2010 sampai 26 Agustus 2010. Dengan rincian sebagai berikut; pre siklus tanggal 9 Agustus, Siklus I tanggal 19 Agustus dan siklus II tanggal  23 Agustus 2010.
2. Mata Pelajaran
Mata pelajaran PKN dengan materi urutan perundang-undangan dengan standart kompetensi yaitu memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah.
3. Kelas
Subyek program ini adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa 32 orang anak. Dalam pelaksanaannya peneliti dibantu oleh Ibu Susianah Rahayu S.Pd sebagai pengamat yang bertugas untuk mencatat aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran dengan menggunakan format pengamatan proses.
4. Karakteristik siswa
a)      Siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran.
b)      Cepat lupa materi pembelajarn yang pernah diceramahkan oleh guru
c)      Prestasi belajarnya rendah
B.     Deskripsi per siklus
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap (1) Tahap Perencanaan (2) Tahap Pelaksanaan (3) tahap Observasi (4) Tahap Refleksi.
a.       Siklus I
a.       Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam penelitian. Hal-hal yang disiapkan pada tahap ini antara lain adalah:
1)      Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) (Lampiran 1)
2)      Menyusun ringkasan Materi (lampiran 2)
3)      Menyusun lembar Observasi Proses (Lampiran 3)
4)      Menyusun soal tes beserta kuncinya (Lampiran 5)
5)      Menyusun Format Penilaian
b.      Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan penelitian pada siklus I dengan urutan pelaksanaan sebagai berikut:
1)      Kegiatan Awal
a)      Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing  untuk mengawali pelajaran.
b)      Guru mengadakan apersepsi dan membangun  motivasi siswa.
2)      Kegiatan Inti
a)      Siswa diajak untuk membaca pengantar Peraturan Perundang-Undangan.
b)      Guru mengenalkan metode mind mapping (peta pikiran).
c)      Kemudian guru mencontohkan didepan kelas dipapan tulis membuat mind mapping dari materi perundang undangan.
d)     Guru memberi tugas untuk membuat mind mapping dari materi perundang undangan.
e)      Siswa melaporkan hasil tugasnya yang telah selesai kepada guru.
f)       Kemudian guru dan siswa bersama-sama menelaah mind mapping yang telah dibuat masing-masing siswa.
3)      Kegiatan Penutup
a)      Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari dan manfaat belajar merumuskan definisi.
b)      Guru mengadakan evaluasi pembelajaran.
c)      Guru dan siswa bersama-sama berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
c.       Tahap Obsevasi
Peneliti dibantu oleh teman sejawat yang bertugas mengamati dan mencatat selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung. Observasi ditekankan pada kelemahan kegiatan perbaikan pembelajaran pada pra siklus.
d.      Refleksi
Refleksi adalah melihat atau merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa. Refleksi merupakan cermin untuk melihat kembali bayangan kita terhadap kejadian yang perlu kita kaji. Melalui refleksi, guru dapat menetapkan apa yang telah dicapai serta apa yang belum dicapai, dan apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti mencoba merenungkan mengapa masalah tersebut terjadi. Kemudian mendiskusikan dengan teman sejawat.  Dari hasil refleksi, peneliti menemukan kelemahan dan kekuatan dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I. Kelemahan dalam pelaksanaan perbaikan siklus I akan diperbaiki pada perbaikan pembelajaran siklus II.
b.      Siklus II
a.       Perencanaan
Pada tahap ini, kegiatan perbaikan pembelajaran berdasarkan pada kelemahan pelaksanaan pembelajaran siklus I. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan langkah-langkah yaitu :
1)      Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus II.
2)      Menyusun ringkasan Materi.
3)      Menyusun lembar Observasi Proses.
4)      Menyusun soal tes beserta kuncinya.
b.      Pelaksanaan
1)      Kegiatan Awal
a)      Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing  untuk mengawali pelajaran.
b)      Guru mengulang pelajaran kemaren.
2)      Kegiatan Inti
a)      Siswa diajak untuk membaca materi urutan perundang-undangan.  
b)      Guru mengenalkan metode mind mapping (peta pikiran) dengan lebih jelas.
c)      Guru memberi tugas untuk membuat mind mapping dari materi urutan perundang-undangan.  
d)     Siswa melaporkan hasil tugasnya yang telah selesai kepada guru.
e)      Kemudian guru dan siswa bersama-sama menelaah mind mapping yang telah dibuat masing-masing siswa.
3)      Kegiatan Penutup
a)      Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari.
b)      Guru mengadakan evaluasi pembelajaran.
c)      Guru dan siswa bersama-sama berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

c.       Observasi
Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II, peneliti dibantu oleh teman sejawat yang bertugas mengamati dan mencatat selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran berlangsung. Observasi ditekankan pada kelemahan kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I.
d.      Refleksi
Setelah kegiatan pelaksanaan dan observasi dilakukan peneliti untuk melakukan refleksi. Dalam melakukan refleksi, peneliti dibantu teman sejawat dan supervisor. dari hasil refleksi peneliti menemukan keberhasilan perbaikan pembelajaran siklus II.




BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Deskripsi Data Persiklus
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah prestasi belajar siswa dalam materi perundang-undangan tingkat pusat dan daerah dapat meningkat dengan menggunakan metode mind mapping pada siswa kelas V SDN Waturejo 02 Kecamtan Ngantang Kabupaten Malang?”
Oleh karena itu dibawah ini dipaparkan data tes evaluasi pada pra siklus, siklus I dan siklus II (Tabel 4.1). Data tersebut kemudian diolah dan dicari rata-rata persiklus, dicari kenaikan dari pra siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Selain itu juga dipaparkan ketercapaian ketuntasan per –siklus, kemudian dilihat apakah ada kenaikan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
1.      Data Prestasi Belajar Siswa
Tabel 4.1
Hasil evaluasi tes tulis pada pra siklus, siklus I dan siklus II
NO
NAMA SISWA
PRA SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
KENAIKAN PRA SIKLUS KE SIKLUS I
KENAIKAN SIKLUS I KE SIKLUS II
skor
t/tt
skor
t/tt
skor
t/tt
skor
%
skor
%
1
ARIF RAPINDA
65
TT
75
T
77
T
10
10
2
2
2
EPRY PRAYOTO K.
67
TT
77
T
83
T
10
10
11
11
3
ERIK ARI EFIAN
60
TT
60
TT
75
TT
0
0
15
15
4
FX. CATUR FEBRIANO P.
70
T
80
T
85
T
10
10
5
5
5
ANISA SEPTA S.
62
TT
72
T
100
T
10
10
28
28
6
DEDI ANDIANTO
55
TT
55
TT
70
T
0
0
15
15
7
DEVI SUSANTI
55
TT
75
T
90
T
20
20
15
15
8
DIKI ANGGAR P.
40
TT
60
TT
80
TT
20
20
20
20
9
DITA DWI C.
50
TT
60
TT
70
T
10
10
10
10
10
EKA PRASETYA
70
T
80
T
80
TT
10
10
20
20
11
GAYUH TRI S.
60
TT
70
T
70
T
10
10
0
0
12
MOCH. ANDI N.
80
T
60
TT
80
T
10
10
20
20
13
NANDA ADI N.
85
T
95
T
70
T
10
10
25
25
14
YOGIK SANTOSO
60
TT
80
T
83
T
20
20
3
3
15
ANDIKA SUTRISNO
76
T
76
TT
77
T
0
0
1
1
16
BELLA TASYA K.
66
TT
76
TT
59
TT
10
10
17
17
17
DIAH KUMALA S.
54
TT
54
T
70
T
0
0
16
16
18
DONY MASDEA N.A
60
TT
60
TT
71
T
0
0
11
11
19
FAHRUL IMAM S.
70
T
80
T
76
T
10
10
4
4
20
FARHAN SYAHRUL R.
60
TT
60
T
84
T
0
0
24
24
21
FINTO SEPTYAN
74
T
84
T
71
T
10
10
13
13
22
HERNI PERWITA S.
80
T
80
T
89
T
0
0
9
9
23
KARINA  F.
70
T
80
T
70
T
10
10
10
10
24
MEI DWI KRISDAYANTI
40
TT
40
TT
55
TT
0
0
15
15
25
MIFTAHUL COLIFAH
52
TT
52
TT
45
TT
0
0
7
7
26
NEVARISTYANA W.C.
50
TT
50
TT
92
T
0
0
42
42
27
SINTYA ADE K.
51
TT
51
TT
87
T
0
0
36
36
28
STEPANUS H.P.
50
TT
50
TT
78
T
0
0
28
28
29
YUNI ERMAWATI
68
TT
78
T
83
T
10
10
5
5
30
YUNIS DYANASTITI
59
TT
69
TT
80
T
10
10
11
11
31
MARETA ARVIONI D.
70
T
80
T
80
T
10
10
0
0
32
DAVID RUMAJI
62
TT
72
T
100
T
10
10
28
28

Jumlah % ketuntasan

31,32%

68,75%

87,5%

2,3%


4,58%

Rata-rata Skor Kelas
62,21

68,46

75,31





T = tuntas    TT = Tidak tuntas

Dari tabel diatas dapat dilihat kenaikan rata-rata dari pra siklus ke siklus I adalah  dari rata-rata ketuntasan dengan prosentase 31,32 % dengan menjadi 68,75 %. Kemudian dari siklus I ke siklus II dari rata-rata 68,75  % menjadi 87,5 %. Kemudian kalau dilihat dari rata-rata skor pada pra siklus adalah 62,21 menjadi 68,46 di siklus I dan pada siklus II naik menjadi 75,31. 






Tabel 4.2
Kenaikan Rata-Rata Skor Prestasi Belajar Siswa



Kenaikan ini sebagai akibat metode mind mapping yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi perundangan pada siswa kelas V SDN Waturejo 02 Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang
A.    Pembahasan
1.   Ketuntasan prestasi belajar siswa.
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran  metode mind mapping memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I,dan II) yaitu masing-masing 68,75  % menjadi 87,5 %.
2.   Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses  model metode mind mapping dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3.   Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran PKN pada materi peraturan perundang-undangan dengan model pembelajaran  metode mind mapping yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media,
 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah  model pembelajaran  metode mind mapping dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan Buku BSE/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik / evaluasi / tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama 2 siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
Penerapan model pembelajaran  metode mind mapping mempunyai pengaruh positif,  yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa untuk mempelajari pelajaran PKN materi peraturan perundang undangan yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu masing-masing 68,75  % siklus I menjadi 87,5 % siklus II.
B.     Saran
Berdarkan kesimpulan yang didapat maka saran yang peneliti ajukan sebagai berikut:
  1. Untuk melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran  metode mind mapping memerlukan persiapan yang cukup matang,  sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model pembelajaran  metode mind mapping dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
  2. Penggunaan metode mind mapping dapat meningkatkan daya ingat dan pemahaman, sehingga akan menimbulkan prestasi belajar siswa yang baik. Maka sebab itu, metode mind mapping harus sering dipraktekkan mungkin kita praktekkan dipembelajaran di kelas.
  3. Guru harus sering memberi tugas membuat mind mapping untuk siswanya karena telah terbukti bahwa mind mapping dapat meningkatkan prestasi belajar. 

No comments:

Post a Comment