Thursday, June 12, 2014

CONTOH PKP MATEMATIKA TERLENGKAP








MATEMATIKA (EKSAKTA)
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI METODE DISCOVERY PADA SISWA KELAS VI SDN 4 ....................................................................................................
.................................







IMAM BAIHAQI
NIM. .......................






UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SURABAYA
PROGRAM S-1 PGSD POKJAR KOTA ...................
TAHUN 2010


KATA PENGANTAR



Alhamdulillahirobbilalamin, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas Rahmad-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang berjudul:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI METODE DISCOVERY PADA SISWA KELAS VI SDN 4 ..................................................................................................
...........................

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga laporan Pemantapan Kemampuan Profesional ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan laporan PKP ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
 

Sebagai ungkapan rasa terima kasih, penulis memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa semoga kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis, sehingga terselesaikannya laporan PKP ini, selalu mendapat rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Penulis berkeyakinan bahwa laporan PKP ini masih sangat perlu disempurnakan, oleh karenanya semua kritik dan saran yang konstruktif akan diterima dengan terbuka untuk perbaikan dikemudian hari. Semoga laporan PKP ini dapat memenuhi fungsinya, dan bermanfaat.


ABSTRAK

Imam Turmudi, 2010. Meningkatkan hasil belajar matematika tentang luas bangun datar melalui metode discovery pada siswa kelas VI SDN 4 Ngadirojo Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.

Kegagalan dalam belajar sering dihadapi siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep Matematika.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran discovery dapat meningkatkan prestasi belajar matematika tentang luas bangun datar siswa kelas VI SDN 4 Ngadirojo Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.
Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Apakah dengan menggunakan metode pembelajaran discovery dapat meningkatkan prestasi belajar matematika tentang luas bangun datar siswa kelas VI SDN 4 Ngadirojo Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VI  SDN  4 Ngadirojo Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa aktifitas guru pada siklus I diperoleh rata-rata 53,85 % dan 82,69 % pada siklus II, aktifitas siswa pada siklus I diperoleh rata-rata 57,14 % pada siklus I dan 91,42% pada siklus II. Sedangkan prestasi belajar siswa mengalam peningkatan dari siklus I dan II yaitu, siklus I diperoleh ketuntasan 57,14% dan Siklus II diperoleh ketuntasan 100%.
Kesimpulan penelitian adalah metode discovery dapat meningkatkan aktifitas guru dan siswa serta meningkatkan prestasi belajar siswa VI  SDN 4 Ngadirojo Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo. 


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................     i
KATA PENGANTAR ........................................................................................    ii
ABSTRAK ..........................................................................................................   iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................    v
DAFTAR TABEL / GRAFIK ............................................................................   vi

BAB   I      PENDAHULUAN............................................................................    1
A.     Latar Belakang Masalah .............................................................    1
B.     Rumusan Masalah .......................................................................    4
C.     Tujuan Perbaikan ........................................................................    5
D.     Manfaat Perbaikan ......................................................................    5

BAB  II      KAJIAN PUSTAKA .......................................................................    6
A.    Tinjauan Tentang Hasil belajar  ...................................................    6
B.     Pembelajaran Matematika............................................................ 12
C.     Luas Bangun Datar...................................................................... 16
D.    Metode Pembelajaran Matematika ............................................. 21
E.     Kerangka Berfikir ....................................................................... 24

BAB  III     PELAKSANAAN PERBAIKAN................................................... 25
A.    Subyek Penelitian ....................................................................... 25
B.     Deskripsi per Siklus .................................................................... 26

BAB  IV     HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 39
A.    Hasil Penelitian ........................................................................... 39
B.     Pembahasan Per Siklus................................................................ 40

BAB  V      KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 44
A.    Kesimpulan ................................................................................. 44
B.     Saran............................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 46


LAMPIRAN – LAMPIRAN
1.      Format Kesediaan Sebagai Teman Sejawat
2.      Surat Pernyataan
3.      Rencana Perbaikan Pembelajaran I
4.      Rencana Perbaikan Pembelajaran II
5.      Foto Kegiatan


DAFTAR TABEL / GRAFIK


3.1.  Daftar Siswa Kelas VI ................................................................................   26
3.2.  Lembar Observasi Guru Siklus I .................................................................   29
3.3.  Lembar Observasi Siswa Siklus I ...............................................................   31
3.4.  Lembar Observasi Guru Siklus II ...............................................................   35
3.5.  Lembar Observasi Siswa Siklus II...............................................................   36
4.1. Hasil Tes Formatif Siswa I ..........................................................................   39
4.2  Hasil Tes Formatif Siswa II..........................................................................   40
4.3. Rekapitulasi Hasil Penelitian Pada Siklus I dan Siklus II............................ 43

 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu masalah pendidikan perlu mendapat perhatian dan penanganan yang lebih baik yang menyangkut berbagai masalah yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas dan relevansinya.
Secara umum pendidikan dilaksanakan untuk maksud yang positif dan struktural, format serta pelaksanaannya diarahkan untuk membimbing, membina manusia dalam kehidupan. Manusia secara kodratnya dikaruniai kemampuan-kemampuan dasar yang bersifat rohaniah dan jasmaniah. Dengan potensi ini manusia mampu mempertahankan hidup serta menuju kesejahteraan. Kemampuan dasar manusia tersebut dalam sepanjang sejarah pertumbuhannya merupakan modal dasar untuk mengembangkan hidupnya dalam segala bidang, karena itu peranan pendidikan sangat penting, sebab pendidikan merupakan lembaga yang berusaha untuk membangun masyarakat dan watak bangsa secara berkesinambungan, membina rasio, intelek dan kepribadian dalam rangka membentuk manusia seutuhnya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar atau pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang pembelajaran disekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai pendidik yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti berkembangnya konsep-konsep baru dalam dunia pembelajaran tersebut.

  

Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan dituntut untuk selalu tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi siswanya dalam menguasai ilmu pengetahuan. Selain itu tugas guru yang cukup penting adalah menciptakan kondisi yang memungkinkan siswanya dapat mengetahui dan menguasai ilmu pengetahuan dengan baik.
Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini membekali guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Pembelajaran terjadi pada saat berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai proses belajar dan mengajar memerlukan perencanaan yang seksama yaitu mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode dan serta penilaian atau evaluasi. Pada tahap berikutnya adalah melaksanakan rencana tersebut dalam bentuk tindakan praktek mengajar.
Dalam dunia pendidikan, paradigma lama mengenai proses belajar mengajar bertumpu pada asumsi tabula rasa, yang menyatakan bahwa pikiran seorang anak didik seperti kertas kosong yang putih bersih dan siap menunggu coretan-coretan gurunya, dengan kata lain siap diisi dengan segala ilmu pengetahuan dan kebijakan dari sang guru. Banyak guru yang menganggap asumsi ini sebagai alternatif yang paling tepat untuk mengajar. Guru mengajar dengan ceramah dan mengharapkan anak didik diam, mendengarkan, mencatat dan menghafalkannya.  Dengan kata lain, siswa hanya di buat tercengang oleh guru dalam mempermainkan rumus yang begitu runtut dalam sebuah rangkaian pokok bahasan. Padahal tuntutan dalam dunia pendidikan sudah berubah bawasanya ilmu pengetahuan ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa sendiri secara aktif.


Metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian yang perlu diperhatikan adalah ketepatan dalam memilih metode mengajar, metode mengajar yang dipilih harus sesuai dengan tujuan, jenis dan sifat materi yang diajarkan. Kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil yang di capai. Ketepatan menggunakan suatu metode dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran, khususnya pelajaran  matematika.
Masalah ini seringkali menghambat dalam pembelajaran. Kurang tepatnya pemilihan metode mengajar oleh guru akan mempengaruhi pretasi belajar yang dicapai oleh siswa. Selain metode mengajar hal lain yang juga sangat mempengaruhi adalah minat siswa dalam pelajaran matematika pada khususnya masih sangat rendah. Hal ini karena siswa beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan.
Matematika merupakan mata pelajaran yang melatih anak untuk berpikir rasional, logis, cermat, jujur dan sistematis. Pola pikir yang demikian sebagai suatu yang perlu dimiliki siswa sebagai bekal dalam kehidupan sehari - hari. Penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari akan dapat membantu manusia dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan dalam berbagai kebutuhan kehidupan. Matematika merupakan ”Queen and servant of Science” maksudnya adalah matematika selain sebagai pondasi bagi ilmu pengetahuan lain juga sebagai pembantu bagi ilmu pengetahuan yang lain khususnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan tersebut. Karena kondisi yang demikian pentingnya, maka matematika diberikan sejak anak memasuki bangku sekolah sejak kelas I ( SD ) sampai kelas XII ( SMA ). Namun demikian matematika masih kurang diminati anak didik baik di tingkat SD, SMP maupun SMA.

Pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dirasa cukup sulit dan tidak menarik bagi banyak siswa di sekolah. Hal ini berdampak buruk bagi prestasi atau hasil belajar siswa. Sebagaimana yang terjadi di kelas VI SD Negeri 4 Ngadirojo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo di mana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika merupakan urutan yang terbawah dari semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas VI.
Selama ini proses pembalajaran matematika yang berlangsung di SD N 4 Ngadirojo masih menggunakan metode sederhana, yaitu seorang guru hanya memberikan rumus-rumus pada siswa. Siswa tidak pernah tahu asal diperolehnya rumus tersebut, kemudian diberikan contoh soal dan diakhiri dengan test. Hal ini menyebabkan kualitas proses dalam pembelajaran itu sendiri cenderung berlangsung satu arah, siswa kurang aktif dan guru hanya menggunakan metode pembelajaran itu-itu saja tanpa ada pembaharuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, didapatkan bahwa hasil prestasi belajar Matematika siswa kelas VI SDN 4 Ngadirojo pada materi luas bangun datar masih rendah, hanya 57 % yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hal ini dikarenakan siswa masih sulit dalam memahami materi pelajaran.
Bagi kebanyakan siswa, pokok bahasan bangun datar biasanya masih berada pada tahap hafalan, sehingga jika suatu saat lupa sifat atau rumusnya maka akan mengalami kesulitan menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan bangun datar. Untuk siswa yang daya ingatnya tinggi menghafal tidaklah terlalu mengalami kesulitan, tetapi bagi siswa yang daya ingatnya rendah, biasanya mengalami kesulitan menghafal.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka perlu dicarikan suatu formula pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Guru hendaknya terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai cara variasi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran matematika, salah satunya melalui metode Discovery. Dengan metode discovery selain dapat mengembangkan kemampuan kognitif siswa, juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam hal mengkomunikasikan matematika dan ketrampilan sosial.
Kenyataan-kenyataan seperti di atas itulah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian, yang kemudian dituangkan dalam bentuk penelitian dengan judul “Meningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Luas Bangun Datar Melalui Metode Discovery Pada Siswa Kelas VI SDN 4 Ngadirojo“.

A.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis berusaha merumuskan permasalahan tersebut, yaitu :
Apakah dengan menggunakan metode discovery dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang luas bangun datar pada siswa kelas VI SDN 4 Ngadirojo Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo?

B.     Tujuan Perbaikan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SDN 4 Ngadirojo Sooko Ponorogo melalui penerapan metode discovery pada pokok bahasan luas bangun datar.

C.    Manfaat Perbaikan


1.      Bagi guru dan sekolah, mendapat masukan tentang penggunaan metode discovery dengan bantuan alat peraga, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dan hasil belajar siswa pada khususnya serta meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya.
2.      Bagi siswa, memperolah cara belajar matematika yang lebih efektif, yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi yang diajarkan guru.
3.      Bagi peneliti, menambah wawasan, pengetahuan dan ketrampilan peneliti,  khususnya yang terkait dangan penelitian yang menggunakan metode discovery dengan bantuan alat peraga.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Tinjauan Tentang Hasil Belajar
1.      Hakikat Belajar
Pengertian belajar dalam kehidupan sehari-hari seringkali diartikan yang kurang tepat, biasanya orang awam mengartikan belajar identik dengan membaca, belajar identik dengan mengerjakan soal-soal. Pengertian belajar seperti tersebut masih sempit.
Definisi belajar menurut beberapa ahli :
a)      Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. (http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar).
b)      Menurut Slameto, dalam www.indramunawar.blogspot.com, disebutkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
c)      Definisi tentang belajar menurut Suprayekti, (2014 :4) adalah “belajar secara umum diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungannya.”
d)     Menurut Winkel, dalam  belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan, secara umum belajar memiliki tiga ciri utama. Tiga atribut pokok atau ciri utama belajar adalah proses, perubahan perilaku, dan pengalaman (Sri Anitah, 2014).


1. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Aktivitas pikiran dan perasaan tidak dapat diamati oleh orang lain, akan tetapi terasa oleh orang yang bersangkutan atau orang yang sedang belajar tersebut. Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat diamati guru adalah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
2.      Perubahan Perilaku
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai atau sikap. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), tempat proses mental dan emosional terjadi.  Perubahan perilaku siswa dalam proses pembelajaran menjadi sasaran dan tujuan yang akan menjadi acuan proses yang harus dicapai.
3.      Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang memicu dan menantang siswa belajar.

 Selain tiga ciri utama belajar, ada empat pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar. Empat pilar tersebut adalah learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be (Sri Anitah, 2014).
 
a.       Learning to know ( belajar untuk mengetahui )
Target dalam pembelajaran ini adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat mengantarkan siswa untuk mengetahui dan memahami subtansi materi yang dipelajarinya. Pada Learning to know ini terkandung makna bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek : apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
b.      Learning to do ( belajar untuk berbuat )
Target dalam pembelajaran ini adalah adanya proses melakukan atau  proses berbuat. Dalam hal ini siswa harus mengerjakan, menerapkan, menyelesaikan persoalan, melakukan eksperimen, penyelidikan, penemuan, pengamatan, simulasi dan sejenisnya.
c.       Learning to live together ( belajar untuk hidup bersama )
Target dalam pembelajaran ini adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau mampu hidup dalam kelompok. Dalam hal ini siswa harus dibekali pengalaman-pengalaman melakukan tanggung jawab dalam kelompok, memahami pendapat orang lain, menerapkan sikap toleransi, memahami asas dalam kelompok, serta memahami dan merasakan kesulitan orang lain
d.      Learning to be ( belajar untuk menjadi )
Target dalam pembelajaran ini adalah mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan bakat, potensi, minat dan kemampuannya. Hasil belajar yang diperoleh benar-benar bermakna dalam kehidupannya maupun bagi kehidupan orang lain, sehingga dapat mengantarkan siswa menjadi manusia yang mandiri yang mampu mengenal, mengarahkan dan merencanakan dirinya sendiri.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.
Pertumbuhan tingkah laku serta pertumbuhan pribadi anak didik tidak lain adalah sebagai hasil dari pengalaman  yang dihayati oleh anak didik yang akan menimbulkan respon tertentu. Perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak terampil menjadi terampil, dari sikap dan nilai tertentu menjadi sikap dan nilai yang lain. Pengalaman yang berupa pelajaran akan menghasilkan perubahan kognitif, (berupa pengetahuan, prinsip kekayaan informasi), afektif  (berupa sistem nilai dan sikap), dan perubahan psikomotorik (berupa ketrampilan).



1.      Prinsip Belajar
Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan pegangan di dalam pelaksanaan pembelajaran. Sebagai suatu hukum, prinsip belajar akan sangat menentukan proses dan hasil belajar.
a.    Motivasi
Motivasi yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi instrinsik maupun motivasi ekstinsik. Motivasi belajar berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang belajar itu sendiri.
b.    Perhatian
Perhatian ialah pemusatan energi psikis (pikiran dan perasaan) terhadap suatu objek. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran, guru dapat mengaitkan pelajaran dengan diri siswa itu sendiri (kebutuhan, minat, atau pengalaman siswa) atau menciptakan situasi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa.
 

2.      Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai setelah dilaksanakan program kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hasil belajar dalam periode tertentu dapat dilihat dari nilai raport yang secara nyata dapat dilihat dalam bentuk angka-angka. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. 



FOTO KEGIATAN SELAMA PENELITIAN SIKLUS II









 
 

3 comments: