PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK
PENGAMATAN OBJEK SECARA LANGSUNG PADA SISWA KELAS X
MA AL ASROR PATEMON GUNUNGPATI SEMARANG
TAHUN AJARAN 2***/2***
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata I
untuk mencapai gelar sarjana pendidikan
Disusun Oleh:
Nama : Widowati
NIM : 2101403535
Prodi : Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan
Sastra Indonesia
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2***
i SARI
Widowati. 2***.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS
PUISI
DENGAN MENGGUNAKAN
TEKNIK PENGAMATAN
OBJEK SECARA LANGSUNG PADA SISWA KELAS X
MA AL ASROR PATEMON GUNUNG PATI SEMARANG .
Skripsi jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia , Fakultas Bahasa
dan Seni, Universitas Negeri Semarang . Pembimbing I :
Drs.S
Suharianto, Pembimbing II : Drs. Mukh Doyin, M.Si.
Kata Kunci :
Peningkatan menulis puisi , teknik pengamatan objek secara
langsung.
Keterampilan menulis
puisi siswa MA Al Asror Patemon Gunungpati
kurang tepat sehingga siswa merasa bosan pada saat mengikuti
pembelajaran.
Peningkatan keterampilan menulis puisi perlu dilakukan
dengan teknik yang tepat
guna dan berdaya guna. Dalam
hal ini guru sebagai fasilitator berperan penting
memilih teknik pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran
keterampilan
puisi. Teknik pengamatan objek secara langung diharapkan
tepat dalam
peningkatan keterampilan menulis puisi.
Permasalahan yang
akan dibahas pada penelitian ini adalah bagaimanakah
peningkatan keterampilan menulis puisi dengan menggunakan
teknik pengamatan
objek secara langsung dan perubahan perilaku siswa kelas X
MA Al - Asror
Patemon Gunungpati Semarang pada saat mengikuti pembelajaran
menulis puisi
dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung.
Adapun tujuan
penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menulis puisi
siswa dan untuk
mengetahui perubahan sikap siswa kelas X MA Al Asror setelah
menggunakan
teknik pengamatan objek secara langsung.
Penelitian ini
menggunakan desain penelitian tindakan
kelas yang
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pra tindakan siklus
Siklus I dan Siklus II
dengan subjek penelitian siswa kelas X MA Al Asror Patemon Gunung
Pati
nontes. Instrumen nontes berupa observasi, jurnal, dan
wawancara. Analisis data
meliputi data kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa setelah mengikuti pembelajaran
menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara langsung
nilai rata - rata
kelas X MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang
mengalami peningkatan
sebesar 53,7 %. Nilai rata-rata pada prasiklus 60, pada
tindakan siklus I nilai rata -
rata yang diperoleh 72,1 artinya mengalami peningkatan
sebesar 12,1 atau 31,8 %.
Selanjutnya pada siklus II nilai nilai rata-rata siswa
mengalami peningkatan
sebesar 20,4 atau 53,7 % bila dibandingkan dengan hasil
sebelumnya. Perubahan
sikap dan perilaku siswa kelas X MA Al-Asror menunjukkan perubahan yang
positif, siswa lebih tertarik dan antusias dalam
pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung sehingga
mudah dalam
menulis puisi.
ii Simpulan peneliti
ini adalah dengan teknik pengamatan objek secara
langsung mampu meningkatkan keterampilan menulis puisi pada
siswa kelas X
MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang .
Saran yang peneliti
sampaikan adalah guru hendaknya membimbing siswa
dalam menulis puisi dengan teknik pengamatan objek secara
langsung. Selain itu
dalam memilih objek disesuaikan dengan tema yang ditentukan.
Untuk
mendukung hasil penelitian ini perlu diadakan penelitian
yang lebih luas tentang
teknik pengamatan objek secara langsung.
iii PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian
Skripsi.
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Drs. S. Suharianto Drs. Mokh. Doyin, M.Si.
NIP 130345747 NIP 132106367
iv PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia
Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia , Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
pada hari : Kamis
tanggal : 23 Agustus
2007
Panitia Ujian Skripsi
Ketua,
Sekretaris,
Prof. Dr. Rustono, M.Hum Drs.
Agus Yuwono, M.Si
NIP 131281222 NIP 132049997
Penguji I
Dra. LM Budiyati
NIP 130529511
Penguji II,
Penguji III,
Drs. Mokh Doyin, M.Si
Drs. S. Suharianto
NIP 132106367 NIP 130345747
v PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini
benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian
maupun seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi
ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Widowati
vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
™ Tatkala engkau ingin dihargai, maka hargailah orang lain.
Tatkala engkau
ingin dihormati, maka hormatilah orang lain dan Janganlah
menyepelekan
hal-hal yang kecil. Justru keberhasilan berawal dari hal
yang terkecil.
Persembahan:
Tiada sesuatu pun yang lebih membahagiakan selain
dapat mempersembahkan karya singkat ini kepada
abah, mak-e, dan orang tua tercinta. Tak lupa untuk:
• Kakak tercinta yang
selalu memperhatikan
dan memotivasi dalam keseharianku.
• Penyemangat
hidupku, seiring waktu yang
selalu menemaniku.
• Keluarga besar PP.
Durrotu Aswaja,
khususnya kamar Ar Rohman (D’Rini,
Mb.Ida, Mb.Lala, Mb.Alva, Mb.Nina,
Mb.Zulfa)
• Teman-teman dekatku
yang selalu
memberikan semangat dan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
• Almamaterku.
vii PRAKATA
Puji syukur ke
hadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi
ini dengan baik.
Banyak pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak
ternilai harganya dalam
penyelesaian Skripsi ini. Untuk itu, peneliti menyampaikan
rasa terima kasih
kepada :
1. Rektor Universitas
Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan
untuk menyusun skripsi;
2. Dekan Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, yang telah
memberikan kesempatan dan kemudahan untuk menyusun skripsi
ini;
3. Ketua Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia ,
yang telah memberikan Izin
Penelitian;
4. Drs. S.Suharianto,
selaku dosen pembimbing I dan Drs. Mukh
Doyin,
M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
masukan dan
arahan sehingga skripsi ini dapat di selesaikan dengan baik;
5. Kepala MA Al -
Asror Semarang, yang telah memberikan izin penelitian;
6. Bapak, Ibu, dan
Kakak yang telah memberikan motivasi;
7. Penyemangat hidup,
seiring waktu yang selalu menemaniku;
8. Semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu terselesaikannya skripsi ini.
Semoga Allah swt memberikan imbalan yang setimpal atas
jasa-jasa
bapak, ibu, dan semua pihak yang telah membantu penulisan
skripsi ini.
viii DAFTAR ISI
BAB Halaman
HALAMAN JUDUL
.................................................................................... i
SARI ..
.......................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
................................................................ iii
PENGESAHAN
KELULUSAN................................................................... iv
PERNYATAAN
........................................................................................... v
MOTTO DAN
PERSEMBAHAN................................................................ vi
PRAKATA.................................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................. ix
DAFTAR
TABEL......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang................................................................................. 1
1.2. Identifikasi
Masalah......................................................................... 3
1.3. Pembatasan
Masalah........................................................................ 4
1.4. Rumusan
Masalah............................................................................ 4
1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
1.6. Manfaat Penelitian
........................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LAMPIRAN TEORITIS
................ 7
2.1. Tinjauan
Pustaka.................................................................................... 7
ix 2.2. Landasan
Teori....................................................................................... 9
2.2.1. Hakekat
Puisi ............................................................................... 9
2.2.2. Jenis
Puisi..................................................................................... 11
2.2.3.
Unsur-unsur Pembentuk Puisi...................................................... 18
2.2.3.1. Diksi
.................................................................................. 18
2.2.3.2.
Pengimajian....................................................................... 20
2.2.3.3. Kata Konkret
..................................................................... 20
2.2.3.4. Bahasa Figuratif
................................................................ 21
2.2.4. Pembelajaran
menulis Puisi .......................................................... 24
2.2.4.1. Media
Pembelajaran.......................................................... 26
2.2.4.2. Evaluasi Pembelajaran ...................................................... 29
2.2.5. Teknik
Pengamatan Objek Secara Langsung................................ 30
2.3. Kerangka Berfikir
.................................................................................. 34
2.4. Hipotesis Tindakan
................................................................................ 36
BAB III METODE PENELITIAN
............................................................... 37
3.1 Subjek Penelitian .................................................................................... 37
3.2 Variabel
Penelitian.................................................................................. 37
3.3. Instrumen Penelitian
.............................................................................. 38
3.3.1.
Instrumen tes
................................................................................ 38
3.3.2.
Instrumen Nontes
......................................................................... 40
3.4. Desain Penelitian Tindakan kelas
.......................................................... 41
3.5. Proses Tindakan Kelas
........................................................................... 42
3.5.1. Siklus I
......................................................................................... 42
x 3.5.2. Siklus
II
........................................................................................ 44
3.6. Teknik Pengumpulan
Data..................................................................... 46
3.6.1.
Tes................................................................................................ 46
3.6.2. Non Tes
........................................................................................ 46
3.6.2.1
Observasi.......................................................................... 46
3.6.2.2
Wawancara....................................................................... 47
3.6.2.3. Jurnal
............................................................................... 47
3.7. Analisis
Data.......................................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN..............................
49
4.1 Hasil Penelitian
...................................................................................... 49
4.1.1. Hasil Tes
Pratindakan ................................................................... 49
4.1.2. Hasil
Penelitian Siklus
I................................................................ 51
4.1.3. Hasil
Penelitian Siklus II
.............................................................. 57
4.1.3.1.
hasil Tes
........................................................................... 57
4.2.
Pembahasan............................................................................................ 65
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 69
5.1. Simpulan
............................................................................................... 69
5.2. Saran
...................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi DAFTAR TABEL
Tabel 1.Kriteria Penilaian Tiap
Aspek.......................................................... 39
Tabel 2. Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Pratindakan
....................... 50
Tabel 3.Hasil Tes Aspek Kesesuaian isi dengan Tema
................................ 51
Tabel 4. Hasil Tes Pilihan kata atau Diksi
.................................................... 52
Tabel 5.Hasil Tes Aspek Penilaian Kata
Konkret......................................... 52
Tabel 6. Hasil Tes aspek
majas..................................................................... 53
Tabel 7. Hasil Tes aspek Penilaian kata konkret
..........................................
54
Tabel 8. Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus I
.............................. 54
Tabel 9. Hasil Tes Aspek Kesesuaian Judul Dengan
Isi............................... 58
Tabel 10. Hasil Tes Aspek Pilihan Kata Atau Diksi..................................... 58
Tabel 11. Hasil Tes aspek Pilihan Kata Konkret
..........................................
59
Tabel 12. Hasil Tes Aspek Penggunaan Majas
............................................
60
Tabel 13. Hasil Tes Aspek Rima dan
Ritma................................................. 60
Tabel 14. Hasil Tes Aspek Tipografi
............................................................ 61
Tabel 15. Hasil Tes keterampilan Menulis Puisi Siklus
II............................ 62
Tabel 16. Hasil Peningkatan Menulis Puisi pada Pratindakan
Dan Siklus I 66
Tabel 17. Hasil Peningkatan Menulis Puisi Pada Siklus I dan
Siklus II ...... 67
xii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana
Pembelajaran Siklus I ............................................. 73
Lampiran 2 Rencana
Pembelajaran Siklus II
............................................ 74
Lampiran 3 Pedoman
Wawancara Siklus I ............................................... 75
Lampiran 4 Pedoman
Wawancara Siklus II.............................................. 76
Lampiran 5 Hasil
Wawancara................................................................... 77
Lampiran 6
Deskripsi Hasil Wawancara ................................................... 79
Lampiran 7 Pedoman
Observasi Siklus I.................................................. 81
Lampiran 8 Pedoman
Observasi Siklus II ................................................ 84
Lampiran 9 Jurnal
Siklus I ........................................................................ 87
Lampiran 10 Jurnal
Siklus II
..................................................................... 88
Lampiran 11 Rekap
Jurnal Siklus I dan Siklus II ....................................... 89
Lampiran 12
Deskripsi Jurnal Siswa Siklus I
.............................................
90
Lampiran 13
Deskripsi Jurnal Siswa Siklus
II............................................
91
Lampiran 14 Jurnal
Guru ............................................................................ 92
Lampiran 15
Deskripsi Hasil Jurnal Guru Siklus I
.....................................
94
Lampiran 16
Deskripsi Hasil Jurnal Guru Siklus
II....................................
95
Lampiran 17 Rekap
Nilai Siklus I
.............................................................. 96
Lampiran 18 Rekap
nilai Siklus II
.............................................................. 99
Lampiran 19 Daftar
Nama Siswa................................................................ 102
Lampiran 20 Contoh
Puisi
.......................................................................... 104
xiii Lampiran 21
Lembar Penulisan Puisi
......................................................... 105
Lampiran 22 Puisi
Siswa Siklus I
................................................................ 106
Lampiran 23 Puisi
siswa siklus II
............................................................... 116
Lampiran 24 Foto-Foto
Pembelajaran Penulisan Puisi................................ 125
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Menulis merupakan suatu proses (Parera 1993:3). Oleh karena
itu, menulis
harus mengalami tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi, dan tahap
pengakhiran. Dalam tahap prakarsa, sebelum penulis menulis,
harus mencari ide
yang akan dituangkan, kemudian dilanjutkan dengan tahap pelanjutan, yaitu
penulis mulai mengembangkan idenya. Setelah selesai
mengembangkan, ide harus
direvisi karena sebagai seorang manusia tidak lepas akan kesalahan. Setelah
tulisan itu direvisi, maka ada tahap pengakhiran, atau tahap
penyelesaian yaitu
tahap selesai yang siap untuk dipublikasikan. Apabila
tahap-tahap tersebut
dilaksanakan secara sistematik, maka hasil menulis seseorang
akan lebih baik.
Dalam kurikulum siswa kelas X terdapat pembelajaran menulis
baik
menulis kreatif maupun nonkreatif sudah sejak sekolah
dasar. Oleh karena itu
seharusnya siswa sudah pandai menulis. Di samping itu dalam
kurikulum pun
diajarkan menulis kreatif dan menulis non kreatif. Namun
realitanya siswa masih
merasa kesulitan
dalam hal menulis khususnya pada menulis
kreatif yaitu
menulis puisi.
Berdasarkan observasi, pada kelas X MA Al Asror Patemon
Gunungpati
dibuktikan dengan berdasarkan rata-rata nilainya 6.
Rendahnya kemampuan
menulis puisi pada MA Al Asror salah satu faktor utamanya
adalah metode yang 2
digunakan dalam pembelajaran. Pada MA Al Asror pembelajaran puisi
menggunakan metode ceramah, dengan cara siswa diberi ceramah tentang puisi.
Padahal metode ceramah menuntut konsentrasi yang terus
menerus, membatasi
partisipasi siswa,sehingga siswa akan merasa jenuh dan
bosan. Setelah itu siswa
diberi tugas untuk membuat puisi, minggu berikutnya tugas itu dikumpulkan.
Dengan metode seperti itu siswa merasa tertekan, sehingga
siswa sulit dalam
menemukan ide, dan akhirnya
siswa merasa kesulitan dalam menulis puisi.
Berangkat dari permasalahan tersebut, yang mulanya
menggunakan
metode ceramah, maka peneliti mencoba untuk menerapkan
teknik pengamatan
objek secara langsung dalam penulisan puisi. Oleh karena itu
peneliti mengambil
judul ”Peningkatan kemampuan menulis puisi dengan teknik
pengamatan objek
secara langsung pada siswa kelas X MA Al Asror Patemon
Gunungpati Semarang
tahun ajaran 2005 / 2006”.
Puisi adalah karangan atau tulisan yang indah yang mempunyai
makna
tertentu dan mempunyai nilai estetis. (Jalil 1990:13).
Karangan atau tulisan yang
indah itu dapat berasal dari pengalaman penyair ataupun dari
penggambaran
sesuatu.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti berasumsi bahwa dengan
metode
pengamatan objek yaitu siswa diajak guru untuk mengamati
sebuah objek,
kemudian diekspresikan dengan menggunakan kata-kata, maka
siswa akan
menjadi lebih mudah melakukannya.
Dalam kurikulum 2004 berbasis kompetensi, pembelajaran puisi
diterapkan pada kelas X SMA/MA sehingga peneliti mengambil
sampel kelas X 3
MA (Madrasah Aliyah) Al Asror.
Adapun alasan-alasan yang mengakibatkan peneliti beranggapan
bahwa
dengan teknik pengamatan objek secara langsung akan
mempermudah siswa,
karena siswa akan terdorong menulis dan mengekspresikan perasaannya
setelah
mengamati objek
Dalam lingkungan sekolah dapat dijumpai obyek-obyek atau
gambaran-
gambaran, yang oleh siswa dapat dituangkan melalui puisi,
dengan menggunakan
bahasa yang puitis. Menurut Suharianto (1982:11), karya seni
umumnya atau puisi
khususnya tidak lain adalah hasil pengungkapan segala
peristiwa atau kejadian
yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan hal
tersebut dapat
dikatakan bahwa dengan objek yang sederhana dapat diciptakan
puisi, misalnya
yang menggunakan tema binatang, atau alam yang berasal dari
pengamatan dan
pengalaman siswa.
I.2 Identifikasi Masalah
Dalam pembelajaran penulisan puisi banyak dijumpai siswa
kesulitan
dalam menemukan ide atau gagasan yang harus dituangkan di
dalam puisi
mereka. Penyebab kesulitan dalam menemukan ide atau gagasan
salah satunya
disebabkan oleh guru, dalam mengajarkan yaitu dengan
menggunakan metode
ceramah dalam kelas sehingga siswa akan merasakan jenuh dan
bosan.
Pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai.
Oeh sebab itu guru dituntut untuk pandai-pandai dalam mencari metode
atau teknik yang bisa
membuat siswa mudah dalam memahami materi penulisan 4
puisi dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara
langsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN
LANDASAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
Kenyataan keterampilan menulis siswa khususnya menulis pusi
masih
sangat rendah, sehingga penelitian mengenai peningkatan
keterampilan siswa
dalam menulis puisi sudah dilakukan banyak oleh mahasiswa
dalam penulisan
skripsi. Penelitian itu belum semuanya sempurna dan masih
melakukan penelitian
lanjutan untuk melengkapi dan menyempurnakan penelitian awal
tersebut. Oleh
karena itu beberapa penelitian terdahulu yang membahas topik
peningkatan
keterampilan menulis puisi yang relevan dengan penelitian
ini dan dapat dijadikan
sebagai tinjauan pustaka, antara lain Fatoni 2002 dan
Arintoko 2004.
Fatoni (2002) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Kemampuan Menulis Puisi Melalui Metode Karya Wisata Pada
Kelas II MA
Nadlatussyuban Sayung Kabupaten Demak”. disimpulkan bahwa
pembelajaran
meningkatkan kemamuan menulis puisi menggunakan metode karya
wisata
terbukti mengalami peningkatan. Hal ini terbukti pada hasil
tes tiap-tiap tindakan.
Besarnya peningkatan dapat
dilihat pada tes awal sebelum diberikan perlakuan
rata-rata skor sebesar 64,2. Pada tindakan siklus I
rata-rata skor sebesar 73,5 dan
tinakan pada siklus ke II rata-rata skor sebesar 78.3.
Dengan demikian rata-rata
skor kemampuan siswa dalam menulis puisi menggunakan
kemampuan siswa
dalam menulis puisi menggunakan metode karya wisata
meningkat dari tes awal
ke siklus I sebesar 1,45 % dari siklus I ke siklus II
sebesar 1,063 %. 7
Arintoko (2004) dalam penelitiannya yang berjudul
“Peningkatan
Keterampilan Menulis Puisi Diaphan Siswa Kelas V SD Pangudi
Luhur Santo
Yusuf Semarang melalui metode karya wisata tahun ajaran
2003/2004 “
menyimpulkan bahwa dari hasil penelitian, diketahui adanya
peningkatan menulis
puisi diaphan pada sisiwa kelas V SD Pangudi Luhur Santo
Yusup Semarang.
Peningkatan ini disebabkan oleh ketepatan peneliti dalam
memilih bahan
dan menentukan teknik pembelajaran yang digunakan penelitian. Besarnya
persentase peningkatan keterampilan menulis puisi diaphan
melalui metode karya
wisata pada siswa kelas V Sd PL Santo Yusup Semarang. Pada
siklus I sebesar
10,0 poin atau 67 % dengan kategori cukup. Setelah dilakukan
penelitian tindakan
pada siklus II mencapai kemampuan rata-rata sebesar 11.2
poit atau sebesar 75 %.
Kemampuan rata-rata ini sudah sedikit melampaui batas
rentang 9-11 walaupun
masih kategoi cukup. Keterampilan menulis puisi diaphan yang
dikur meliputi
beberapa aspek , yaitu aspek kesesuai judul dengan isi,
diksi, kata konkret, majas,
versifikasi, dan tipografi.
Kedua penelitian tersebut sama-sama menggunakan metode karya
wisata
dan membuahkan hasil pemikiran yang telah dipaparkan. Metode
dari keduanya
masih menggunakan metode karya wisata yang cukup memakan
waktu dan
tenaga, mungkin juga biaya bila harus ke luar kota .
Berdasarkan kelemahan penelitian tersebut, peneliti akan
berusaha
memudahkan siswa tanpa biaya, tempatnya dekat, dan dilakukan
kapan saja.
Dalam kesempatan ini peneliti mencoba menggunakan teknik
pengamatan
objek secara langsung. Adapun objek yang dapat diamati
adalah sekitar sekolah 8
sehingga mudah terjangkau dan efisien.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Hakekat Puisi
Puisi pada hakikatnya teori puisi mengomunikasikan
pengalaman yang
penting-penting karena puisi lebih terpusat dan
terorganisasi.(Badrun 1989:2).
Puisi berhubungan dengan pengalaman (Perrinel 1988:512).
Beberapa
sastrawan telah mencoba memberi definisi sebagai berikut: (1) Puisi adalah seni
peniruan, gambar bicara, yang bertujuan untuk mengejar
kesenangan, (2) Luapan
secara spontan perasaan terkuat yang bersumber dari perasaan
yang terkumpul
dari ketenangan (3) Puisi adalah lahar imajinasi yang
menahan terjadinya gempa
bumi, (4) puisi adalah ekspresi konkrit dan artistik
pemikiran manusia dalam
bahasa yang emosional yang berirama, (5) Puisi adalah
pengalaman imajinatif
yang bernilai dan berarti sederhana yang disampaikan dengan
bahasa yang tepat,
(6) puisi adalah pendramaan pengalaman yang bersifat
menafsirkan dalam bahasa
berirama.
Altenbernd (1970:2) puisi adalah pendramaan pengalaman yang
bersifat
penafsiran (menafsirkan) dalam bahasa berirama (bermetrum) (
as the interpretive
dramatization of experience in metrical language).
Maksud pengertian diatas
adalah bahwa pendramaan di sini adalah orang penyair mengubah atau
menceritakan pengalaman melalui puisi dengan bahasa yang
terstruktur.
Pengalaman itu dapat berupa pengalaman menyedihkan,
menyenangkan, dan
mengharukan. 9
Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah
kata-kata yang
terindah dalam susunan terindah. Dari pengertian tersebut
bahwa puisi di buat
seindah mungkin baik dilihat dari dari bahasa, susunan dan keindahan secara
umum.
Carlyle berkata, puisi merupakan pemikiran yang bersifat
musical. Dalam
perkataan tersebut bahwa pemikiran yang bersifat musikal
yaitu irama, bunyi,
yang ada dalam puisi tersebut serasi dan mempergunakan
orkestasi bunyi.
Wordswoth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah
pernyataanperasaan
yang imajinatif yaitu perasaan yang direkaan atau diangankan. Berdasarkan
pengertian tersebut puisi dapat sebagai ungkapan seseorang /
perasaan yang
dirasakan baik itu secara langsung ataupun tidak secara
langsung. Kemudian
Shelly mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik
yang paling indah
dalam hidup kita.Misalnya saja peristiwa yang sangat mengesankan
dan
menimbulkan keharuan yang kuat, seperti kebahagiaan,
kegembiraan yang
memuncak, percintaan, bahkan kesediaan karena kematian. Jadi di sini dapat
dikatakan sebagai ungkapan baik itu ungkapan kesedihan
ataupun berupa
kesenangan yang terekam dalam pikiran kita.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa
puisi adalah ekspresi pengalaman yang ditulis secara
sistematik dengan bahasa
yang puitis. Kata puitis sudah mengandung keindahan yang
khusus untuk puisi.
Disamping itu puisi dapat membangkitkan perasaan yang menarik perhatian,
menimbulkan tanggapan yang jelas atau secara umum
menimbulkan keharuan.
10
2.2.2 Jenis-jenis Puisi
Berdasarkan isi yang terkandung puisi dapat dibagi menjadi
tiga yaitu (1)
Puisi epik disebut juga puisi naratif (Cohen,
1973:184-185),bentuk puisi ini agak
panjang dan berisi cerita kepahlawanan, tokoh kebangsaan,
masalah surga, neraka,
tuhan, dan kematian. Di samping itu puisi epik tersebut dapat dikatakan bahwa
penyair menceritakan hal-hal diluar dirinya. Dari pengertian
tersebut dikatakan
bahwa puisi epik tersebut dapat dikatakan bahwa penyair
menceritakan hal yang
tidak akan pernah belum dialami. Dalam pembuatan puisi dapat
bersumber dari
cerita orang lain atau dari membaca buku yang
bersangkutan.Adapun yang
termasuk puisi epik dalam sastra Indonesia antara lain syair dan
balada.
(2) Puisi lirik merupakan puisi yang bersifat subjektif,
personal,. Artinya
penyair menceritakan masalah-masalah yang bersumber dari
dalam dirinya. Puisi
ini bentuknya agak pendek dan biasanya menggunakan kata
ganti orang pertama.
Isinya tentang cinta, kematian, masalah muda dan tua. Adapun
yang termasuk
puisi lirik antara lain sonata, eligi, ode, dan himne.
Puisi lirik banyak dijumpai dalam karya-karya Amir Hamzah,
misalnya
sebagai berikut:
TURUN KEMBALI
Kalau aku dalam engkau
Dan engkau dalam aku
Adakah begini jadinya
Aku hamba engkau penghulu
Aku dan engkau berlainan
Engkau raja, maha raja
Caha halus tinggi mengawang
Pohon rindang menaun dunia
Di bawa teduh engkau kembangkan
Aku berhenti memati hari
Pada bayang engkau mainkan
Aku melipur meriang hati
Diterangi cahaya engkau sinarkan
Aku menaiki tangga mengawan
Kecapi firduisi melana telinga
Menyentuh gamnbuh dalam hatiku
Terlihat ke bawah
12
Kandil kemerlap
Melambai cempaka ramai tertawa
Hati duniawi melambung tinggi
Berpaling aku turun kembali
(Hamzah, 1985 a:24)
(3) Puisi dramatik. Puisi ini bersifat objektif dan
subjektif. Dalam
hal ini seolah-olah penyair keluar dari dirinya dan
berbiccara melalui
tokoh lain. Dengan kata lain, dalam puisi ini penyair tidak
menyampaikan
secara langsung pengalaman yang ingin diungkapkan tetapi
disampaikan
melalui tokoh lain sehingga tampaknya seperti sebuah dialog.
Menurut
Rollof (1973:65)unsur yang menonjol dalam puisi dramatik adalah
kemampuan memberi sugesti. Bagi Doreksi (1988:147)Puisi
dramatik
merupakan drama dalam sajak, dihilangkan untuk dibaca bukan
untuk
dipentaskan.
Adapun contoh puisi dramatik dapat dilihat pada puisi Taufik
Ismail berikut ini:
SEORANG TUKANG RAMBUTAN KEPADA ISTRINYA
“Tadi siang ada yang mati,
Dan yang mengantar banyak seklali
Ya. Mahasiswa-mahasiswa itu. Anak-anak sekolah
Yang dulu berteriak dua ratus, dua ratus! 13
Sampai bensi juga turun harganya
Sampai kita bias naik bis pasar yang murah pula.
Mereka kehausan dalam panas bukan main
Terbakar mukanya di atas trukterbuka
Saya lemparkat sepuluh ikat rambutan kita Bu
Biarlah sepuluh ikat huga
Memang sudah rejeki mereka
Mereka berteriak kegirangan dan berebutan
Seperti anak-anak kecil
Dan menyoraki saya. Betul bu, menyoraki saya
“Hidup tukang rambutan ! hidup tukang rambutan
Dan ada yang turun dari truk, bu
Mengejar dan menyalami saya
“Hidup rakyat!” teriaknya
Saya dipanggul dan diarak-arak sebentar
“Hidup pak rambutan!” sorak mereka
“Terima kasih pak, terima kasih!
“Bapak setuju kami bukan ?”
Saya menganguk-angguk. Tak bias bicara
“Doakan perjuangan kami pak!”
Mereka naik truk kembali
Masih meneriakkan terima kasihnya
“Hidup pak rambutan! Hidup rakyat! 14
Saya tersedu belum pernah seumur hidup
Orang berterima kasih begitu jujurnya
Pada orang kecilnya seperti kita”
(dalam Jassin, 1968:151)
Menurut Suharianto (1981:29), berdasarkan kata kata dalam
pembentukan puisi,
puisi dibagi menjadi dua yaitu:
a. Puisi Prismatis
Puisi prismatis adalah puisi-puisi yang menggunakan
kata-kata sebagai
lambang-lambang atau kiasan . Dalam puisi ini pengarang
dalam menggunakan
kata-kata sulit dipahami bagi yang belum menguasai
benar-benar tentang teori
puisi. Misalnya ketika penyair mau menggambarkan suatu keadaan, dia
menggunakan simbol tersendiri, sehingga ketika pembaca ingin memahaminya
harus benar-benar dicermati dan dirasakan.
Contoh:
DEWA TELAH MATI
Tak ada dewa di rawa-rawa ini
Hanya gagak yang mengakak malam hari
Tak siang terbang mengitari bangkai
Pertapa yang terbunuh dekat kuil
Dewa telah mati di tepi-tepi ini 15
Hanya ular yang mendesir dekat sumber
Lalu minum dari mulut
Pelacur yang tersenyum dengan baying sendiri
Bumi ini perempuan jalang
Yang menarik laki-laki jantan dan pertapa
Ke rawa-rawa mesum ini
Dan membunuhnya pagi hari.
(SIMPHONI, hal 9)
Puisi tersebut menggunakan lambang-lambang yangdigunakan
penyair
menunjuk kepada pengertian yang tidak sebenarnya.Untuk memahami maksud
puisi tersebut kita perlu menafsirkan kata-kata yang dipasang penyair tersebut
menghubung-hubungkan dengan hal-hal di luar puisi itu sendiri karena penyair
juga menggunakan kata-katanya sebagai
perbandingan-perbandingan.
b. Puisi diaphan
Adalah puisi yang kata-katanya sangat terbuka, tidak
mengandung
pelambang-pelambang atau kiasan-kiasan. Dalam puisi diaphan
pengarang
menggunakan bahasa yang mudah dipahami atau dapat dikatakan bahwa kata
yang digunakan adalah kata-kata yang digunakan dalam
sehari-hari.
Contoh:
16
KITA ADALAH PEMILIK SYAH REPUBLIK INI
Tidak ada pilihan lain, kita harus
Berjalan terus
Karena berhenta ayau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk dalam satu meja
Dengan para pembunuh tahun yangn lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
Duli Tuanku?
Tidak adalagi pilihan lain.Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia yang bermata sayu yang ditepi jalaN
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh.
Kita adalah berpuluh juta yang brtahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api kutuk dan hama
Dan brtanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka
Kita yang tak punya kepentingan dengan seribut slogan
Dan seribut pengeras suarayang hampa suara
17
Tak ada lagi pilihan lain. Kita harus
Berjalan terus
(ANGKATAN 66, hal. 165)
2.2.3 Unsur-Unsur Pembentuk Puisi
2.2.3.1 Diksi
Dalam puisi kata-kata sangat besar peranannya. Setiap kata mempunyai
fungsi tertentu dalam menyampaikan ide penyairnya. Meyer
(1987:457)
mengatakan bahwa dalam fungsinya untuk memadatkan suasana, lembut, dan
bersifat ekonomis Jadi kata-kata dalam puisi hendaknya disusun
sedemikian
serupa sehingga dapat menyalurkan pikiran, perasaan penulisanya dengan
baik.Sehubungan dengan hal itu Meyer (1987:457-548) membagi
diksi dalam tiga
tingkat yaitu
1) diksi formal
adalah bermartabat, inpersonal dan menggunakan bahasa
yang tinggi.
2) diksi
pertengahan. Diksi ini agak sedikit tidak formal dan biasanya kata-
kata yang digunakan adalah yang dipakai oleh kebanyakan
orabng yang
berpendidikan.
3) Diksi informal
mencakup dua bahasa yaitu bahasa sehari-hari yang dalam
hal ini termasuk slang, dan dialek yaitu meliputi dialek
geografis dan sosial.
Diksi dapat berupa denotasi dan konotasi.Denotasi merupakan
makna kata 18
dalam kamus, makna kata objektif yang pengertiannya menunjuk pada benda
yang diberi nama dengan kata kata itu.Satu sisi Alternberd
(1970: 10) mengatakan
bahwa kumpulan asosiasi perasaan yang terkumpul dalam sebuah kata yang
diperoleh melalui setting yang dilukiskan disebut konotasi.
Meyer (1987:549)
melihat bahwa konotasi adalah bagaimana kata digunakan dan
asosiasi orang yang
timbul dengan kata itu. Tentu saja makna konotasi sangat
tergantung pada
konteksnya. Makna konotasi dapat diperoleh melalui asosiasi
dan sejarahnya.
2.2.3.2. Pengimajian
Pengimajian dapat memberi gambaran yang jelas, menimbulkan
suasana
yang khusus, membuat hidup (lebih hidup) gambaran dalam
pikiran, dan
penginderaan untuk menarik perhatian, untuk memberikan kesan
mental atau
bayangan visual penyair, menggunakan gambaran-gambaran
angan.
Imaji adalah gambaran-gambaran angan, gambaran pikiran,
kesan mental atau
bayangan visual dan bahasa yang menggambarkannya. Coombes mengatakan
bahwa dalam tangan penyair yang baik imaji itu segar dan
hidup, berada dalam
puncak keindahannya untuk mengintensifkan, menjernihkan, dan
memperkaya.
Citraan menurut Alternberd merupakan unsur yang penting
dalam puisi
karena dayanya untuk menghadirkan gambaran yang konkret, khas, menggugah
dan mengesankan. Brook dan Waren mengatakan bahwa citraan
juga dapat
merangsang imajinasi dan menggugah pikiran dibalik sentuhan
indera serta dapat
pula sebagai alat interpretasi.
2.2.3.3. Kata konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair
untuk 19
menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin
dengan maksud untuk
membangkitkan imaji pembaca.
Waluyo mengatakan dengan kata yang diperkonkret, pembaca
dapat
membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang
dilukiskan oleh penyair.
Misalnya saja penyair melukiskan seorang gadis yang
benar-benar
pengemis gembel.Penyair mempergunakan kata-kata gadis kecil
berkaleng kecil.
2.2.3.4. Bahasa Figuratif
Menurut Waluyo bahasa figuratif adalah majas. Dengan bahasa
figuratif,
membuat puisi lebih indah, artinya memancarkan banyak makna
atau kaya akan
makna. Dalam bukunya kamus Istilah Sastra, Panuti Sujiman
menyebutkan kiasan
adalah majas yang mengandung perbandingan yang tersirat
sebagai pengganti
kata atau ungkapan lain untuk melukiskan kesamaan atau
kesejajaran makna.
Rahmat Joko Pradopo dalam bukunya pengkajian puisi
menyamakan
kiasan dengan bahasa figuratif dan memasukkan metafora salah
satu bentk kiasan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pada
umumnya bahasa
figuratif dipakai untuk menghidupkan lukisan, untuk
mengkonkretkan dan lebih
mengekspresikan perasaan yang diungkapkan. Dengan demikian,
pemakaian
bahasa figuratif menyebabkan konsep-konsep abstrak terasa
dekat pada pembaca
karena dalam bahasa figuratif oleh penyair diciptakan
kekonkretan, kedekatan,
keakrabatan dan kesegaran.
Menurut Albernd, bahasa figuratif digolongkan menjadi tiga
golongan,
diantaranya adalah:
a. Simile 20
Simile adalah jenis bahasa figuratif yang menyamakan satu
hal dengan hal lain
yang sesungguhnya tidak sama.
Keraf menyatakan, Simile
adalah perbandingan yang bersifat
eksplisit.
Perbandigan yang demikian dimaksudkan bahwa ia langsung
menyatakan
sesuatu sama dengan yang lainnya. Misalnya dengan
menggunakan kata
seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana,dan lain-lain.
Dari pengertian di atas smile adalah membandingkan atau
menyapakan
dengan hal lain dengan menggunakan kata kata yang artinya
sama.
b. Metafora
Metafora adalah bentuk bahasa figuratif yang
memperbandingkan sesuatu hal
dengan hal lainnya yang pada dasarya tidak serupa. Jadi di sini bahwa
metafora itu membandinkan sesuatu yang tida asama namun
disamakan.
c. Personifikasi
Personifikasi adalah satu corak metofora yang dapat
diartikan sebagai suatu
cara penggunaan atau penerapan makna.
Jadi antara personifikasi dan metafora keduanya mengandung
unsur
persamaan.
d. Epik Simile
Epik Simile atau perumpamaan epos adalah pembandingan yang
dilanjutkan
atau diperpanjang yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan
sifat-sifat
perbandingan lebih lanjut dalam kalimat atau frase-frase
yang berturut-turut.
21
e. Metonimi
Metonimi adalah pemindahan istilah atau nama suatu hal atau
benda ke suatu
benda yang lainnya yang mempunyai kaitan rapat.
f. Sinekdoki
Sinekdoki adalah bahasa figuratif yang menyebutkan suatu
bagian penting
dari suatu benda atau benda atau hal itu.
Yang dimaksud di sini bahwa sebuah benda pasti mempunyai
bagian bagian
yang tekandung di dalamnya. Kemudian dalam mencari sinekdoki
cari hal
yang paling terpenting.
2.2.3.5. Versifikasi
Versifikasi meliputi ritma, rima, dan metrum.
Secara umum ritma dikenal sebagai irama, yakni pergantian
turun naik panjang
pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur.
Panuti Sujiman memberikan pegertian irama dalam puisi sebagai alunan yang
dikesankan oleh perulangan dan pergantian kesatuan bunyi
dalam arus panjang
pendeknya bunyi keras lembutnya tekanan, dan tinggi
rendahnya nada karena
sering bergantung pada pola matra., irama dalam persajakan
pada umumnya
teratur.
Rima adalah pengulangan bunyi di dalam baris atau larik
puisi, paa akhir baris
puisi atau bahkan juga pada keseluruhan baris dan bait
puisi.
Adapun metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya
sudah tetap 22
menurut pola tertentu. Hal ini disebabkan oleh (1) jumlah
suku kata yang tetap,
(2) tekanan yang tetap, dan (3) alun suara menaik dan
menurun yang tetap.
2.2.3.6. Tipografi
Tipografi merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat
dalam membedakan
puisi dengan prosa fiksi dan drama. Tipografi merupakan
bentuk dari puisi yang
bermacam-macam tergantung yang mengarangnya.
Adapnu fungsi tipografi adalah: untuk keindahan indrawi dsan
mendukung makna.
2.2.3.7 Sarana Retorika
Sarana retorika adalah muslikhat pikiran. Muslikhat pikiran
ini berupa bahasa
yang tersusun untuk mengajak pembaca berpkir. Sarana
retorika berbeda dengan
bahasa kiasan atau figurative dan citraan memperjelas gambaran atau
mengkonkretkan dan menciptakan perspektif yang baru melalui
perbandingan
sedangkan sarana retorika adalah alat untuk mengajak pembaca
berfikir supaya
lebih menghayati gagasan yang dikemukakan.
2.2.4. Pembelajaran Menulis Puisi
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah, bahwa menulis
merupakan suatu proses, maka pembelajaran menulis puisi
dilakukan secara
bertahap-tahap sampai menciptakan hasil yang memuaskan.
Utami Munandar (1993) menyimpulkan ada empat tahap dalam
proses pemikiran
kreatif untuk menulis puisi. Diantaranya adalah: 23
1. tahap persiapan
dan usaha
2. tahap inkubasi
atau pengendapan
3. tahap iluminasi
4. tahap verifikasi.
Pada tahap persiapan
dan usaha seseorang akan mengumpulkan informasi
dan data yang dibutuhkan. Makin banyak pengalaman atau
informasi yang
dimiliki seseorang mengenai masalah atau tema yang
digarapnya, makin
memudahkan dan melancarkan pelibatan dirinya dalam proses
tersebut.
Tahap inkubiasi atau
pengendapan, setelah semua informasi dan
pengalaman yang dibutuhkan serta berusaha dengan pelibatan
diri sepenuhnya
untuk menimbulkan ide-ide sebanyak mungkin, maka biasanya
diperlukan waktu
untuk mengendapkan semua gagasan tersebut, diinkubasi dalam
alam prasadar.
Tahap iluminasi, akan mencoba mengekspresikan masalah
tersebut dalam puisi.
Tahap selanjutnya adalah tahap verifikasi yaitu penulis melakukan penilaian
secara kritis terhadap karyanya sendiri. Verifikasi juga
dapat dilakukan dengan
cara membahas atau mendiskusikannya dengan orang lain untuk mendapatkan
masukan bagi penyempurnaan karya tersebut maupun karya
selanjutnya.
Setelah menyimak tahap-tahap yang disampaikan oleh Utami
Munandar, penulis
menyederhanakan sebagai berikut:
1) Tahap prakarsa
Tahap prakarsa merupakan tahap pencarian ide untuk
dituangkan dalam
bentuk tulisan yang berupa puisi. Ide-ide dapat berupa
pengalaman-pengalaman
seseorang untuk melakukan tugas atau memecahkan
masalah-masalah tertentu. Di 24
samping itu ide dapat dicari dari sesuatu yang langsung
dilihat. Makin banyak
orang mempunyai ide, makin mudah untuk menulis puisi.
2) Tahap Pelanjutan
Tahap ini merupakan tahap tindak lanjut dari tahap pencarian
ide setelah
seseorang mendapatkan ide-ide dari berbagai sumber dan cara,kemudian
dilanjutkan dengan mengembangkan ide-ide tersebut menjadi
sebuah puisi.
Dalam tahap pelanjutan ini, setelah dikembangkan kemudian
direvisi, karena
manusia tidak akan lepas dari kesalahan.
3) Tahap Pengakhiran
Adapun puisi yang diajarkan siswa adalah puisi transparan yang
merupakan bentuk puisi sederhana atau dapat disebut dengan
puisi diaphan.
Di samping itu dalam latihan penulisan puisi ini tidak hanya
untuk
mempertajam pengamatan dan meningkatkan kemampuan bahasa ,
akan tetapi
siswa diharapkan dapat memperoleh minat segar yang muncul
dari kedalaman
puisi itu sendiri.
Adapun cara membina siswa agar mereka dapat menulis dengan
baik
adalah
• Memanfaatkan model
atan teknik. Dalam pemanfaatan model mungkin
siswa diperkenalkan atau diperlihatkan puisi yang mudah
dipahami dan unsur-
ursur yang terkandung di dalamnya jelas. Apabila guru tersebut dengan
menggunakan teknik guru berusaha mencari teknik yang cocok
oleh siswa
tersebut.
• Unsur-unsurnya 25
Dalam pembelajaran menulis puisi, sebelum siswa mulai
menulis dijelaskan
mengenai unsur-unsur yang terkandung dalam puisi.
• Kebakatannya.
Kebakatan siswa perlu diketahui oleh guru, kemudian bakat itu diarahkan dan
dikembangkan dengan teknik-teknik tertentu.
2.2.4.1. Media Pembelajaran
Dalam
pembelajaran puisi yang termudah,peneliti menggunakan
media pembelajaran lingkungan yang dapat dilakukan di
sekitar sekolah masing-
masing dan tanpa mengeluarkan biaya yang banyak , di samping
itu waktu yang
dibutuhkan efisien secukupnya.
Lingkungan
sebagai media pengajaran, pada dasarnya
memvisualkan fakta gagasan, kejadian , peristiwa dalam
bentuk tiruan dari
keadaan sebenarnya untuk dibahas di kelas dalam membantu proses belajar
menngajar.
Pengajaran di
lain pihak guru dan siswa dapat
mempelajari
keadaan sebenarnya di luar kelas dengan menghadapkan para siswa kapada
lingkungan yang aktual untuk dipelajari, diamati dalam
hubungannya dengan
proses belajar mengajar.
Cara ini lebih bermakna disebabkan para siswa
dihadapkan pada peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara
alami, sehingga
lebih nyata, lebih aktual dan dapat dipertanggungjawabkan. Mengajak siswa
keluar kelas dalam rangka kegiatan belajar mengajar tidak
terbatas oleh waktu.
Artinya tidak selalu memakan waktu yang lama, hanya waktu satu atau dua jam
sudah selesai, tergantung yang akan diamati atau dipelajarinya. Banyak 26
keuntungan yang dapat kita peroleh dari kegiatan mengamati
lingkungan sekitar
diantaranya adalah;
1. Kegiatan belajar
lebih menarik dan tidak membosankan
siswa duduk
dikelas berjam-jam, sehingga motivasi siswa dalam belajar
akan lebih
tinggi.
2. Hakekat belajar
akan lebih bermakana sebab siswa dihadapkan dengan
situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
3. Bahan-bahan yang
dapat dipelajari lebih kaya sehingga lebih aktual
4. Kegiatan belajar
siswa lebih komprehensif dan lebih aktif
sebab dapat
dilakukan dengsn berbagai cara seperti mengamati berwawancara,
membuktikan, mendemonstrasikan menguji fakta , dan
lain-lain.
5. Sumber belajar
menjadi kaya sebab lingkungan yang data dipelajari
6. Siswa dapat
memahami dan menghayati aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak
asing
dengan kehidupan di sekitarnya serta dapat memupuk cinta
lingkungan.
Dalam kesempatan kali ini, lingkungan benar-benar
dimanfaatkan,
sehingga guru harus benar-benar membagi waktu sehingga
efisien dalam
pembelajaran.karena dalam pembelajaran dengan keluar kelas
banyak
kelemahan atau kekurangan yang sering terjadi dalam
pelaksanaannya
berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan. Di
antaranya adalah:
a. Kegiatan siswa
kurang dipersiapkan sebelumnya.Dari kesalahan
tersebut dapat mengakibatkan siswa dalam belajar di luar
kelas
bukan belajar sungguh-sungguh namun untuk mainan. Untuk 27
menghindari dari hal itu guru biasanya mempersiapkan
pelaksanaannya dan di plotkan waktunya, kemudian
diberitahukan
kepada siswa sehingga siswa akan melaksanakan sesuai dengan
rancangan yang akan dilakukan.
b. Anggapan bahwa
belajar di luar kelas menghabiskan waktu yang
banyak. Namun anggapan yang seperti itu adalah salah. Untuk
menghindari dari hal tersebut guru bisa membagi waktu yang
seefisien mungkin. Misalnya cukup pengamatan yang diperluka
saja, setelah itu siswa disuruh untuk kembali masuk kelas
dan
membahasnya di dalam kelas.
Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya
terjadi di dalam kelas.
Padahal pelajaran dapat di dalam kelas ataupun di luar
kelas.
2.2.4.2. Evaluasi
Pembelajaran
Waluyo (1987:27) berpendapat bahwa struktur fisik puisi
terdiri atas baris-
baris puisi yang bersama-sama mengandung bait-bait puisi. Selanjutnya,
bait-bait
puisi itu membangun kesatuan makna di dalam keseluruhan
puisi sebagai wacana.
Struktur fisik ini merupakan medium pengungkap struktur batin puisi. Adapun
unsur-unsur yang termasuk dalam struktur fisik puisi menurut
Waluyo adalah
diksi, pengimajian, kata konkret, majas (meliputi lambang
dan kiasan) , bersifikasi
(meliputi rima, ritma, dan metrum) dan tipografi. Selain
keenam unsur itu,
menurut Jabrahim, dkk masih ada unsur yang lain, yakni
sarana retorika. Dengan
demikian ada tujuh macam unsur yang termasuk struktur fisik.
Adapun struktur batin puisi, sebagaimana disebut Waluyo
terdiri atas 28
tema, nada , perasaan, dan amanat. Dengan demikian, ada
tujuh kriteria dalam
mengevaluasi kualitas fisik dari sebuah puisi. Struktur
batin yang telah disebutkan
di atas, juga merupakan unsur yang dapat digunakan sebagai
pedoman
pengevaluasian. Jadi antara struktur fisik dan struktur
batin menjadi kesatuan
untuk mengetahui kualitas dari sebuah puisi.
Dari penjelasan tentang evaluasi pembelajaran, dapat
disimpulkan bahwa
dalam penulisan puisi harus terdapat struktur fisik dan
struktur batin puisi., Kedua
unsur tersebut saling melengkapi dari puisi tersebut.
2.2.5 Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung
Metode adalah suatu prosedur
yang dilakukan dalam merancang,
menyelesaikan, dan menghasilkan dari sesuatu yang
diinginkan.(Atmazaki (1993 :
124)
Teknik pembelajaran tidak akan berhasil apabila tidak ada
metode yang
benar-benar cocok untuk pembelajaran tersebut. Dalam kesempatan
ini peneliti
menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung. Teknik
pengamatan
objek secara langsung adalah metode yang dilakukan dengan mengamati suatu
benda, peristiwa atau kejadian secara langsung.
Teknik pengamatan objek secara langsung dekat sekali dengan alam
lingkungan sekitar. Pada dasarnya siswa senang dengan kenyataan atau realita
yang, langsung dilihat oleh siswa. Oleh sebab itu siswa akan
lebih peka atau lebih
terangsang untuk mengekspresikan sesuatu yang dirasakannya.
Proses belajar mengajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas
namun dapat 29
dilakukan di luar kelas, seperti yang telah disebutkan tadi
yaitu mengamati objek
pada lingkungan di luar kelas secara langsung.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian
ini adalah menulis puisi yang dilaksanakan di MA Al-
Asror Patemon Gunungpati Semarang Khususnya kelas.
Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru bahasa dan Sastra Indonesia bahwa
kelas XA tingkat 35
menulis kreatifnya pada menulis puisi masih sangat rendah.
Guru tersebut
mengatakan bahwa siswa merasa kesulitan dalam menulis
kreatif sehingga siswa
kurang respon terhadap pembelajaran bahasa indonesia dengan
materi
pembelajaran menulis puisi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang
dilakukan secara
bertahap-tahap sampai mendapatkan hasil yang diinginkan.
3.2. Variabel Penelitian
Variabel penelitian
merupakan objek dalam penelitian yang dilakukan.
Adapun variabel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Keterampilan
Menulis Puisi
Keterampilan menulis puisi adalah keterampilan menuangkan
gagasan, ide,
atau pengalaman dari peristiwa atau kejadian yang dilihat ke
dalam bentuk
puisi dengan bahasa yang baik dan puitis.
2. Teknik pengamatan
objek secara langsung
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengamatan objek
secara langsung.
Pengamatan objek secara langsung yaitu mengajak siswa untuk
mengamati
objek secara baik itu di dalam kelas ataupun di luar kelas.
Menggunakan teknik
ini agar siswa tidak merasa terbebani, jenuh dan bosan
sehingga dengan mudah
dapat menulis puisi.
36
3.3. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan instrumen tes
dan instumen non
tes.
3.3.1. Instrumen Tes
Pada instrumen tes
ini, dilakukan oleh peneliti ada dua siklus yaitu siklus I
dan siklus II, dengan tujuan untuk mengukur dari hasil
kemampuan menulis puisi.
Oleh sebab itu siswa disuruh untuk membuat puisi sesuai
dengan kemampuannya
masing-masing.
Hasil tes pada
siklus pertama dianalisis, dinilai kemudian peneliti mencari
kesulitan-kesulitan yang dialami siswa atau kelemahan-kelemahan siswa dalam
hal menulis puisi. Pada pertemuan berikutnya siswa diberi
tekni-teknik atau cara
menulis puisi dengan mudah. Sampai siswa dapat menulis puisi
dengan tepat, dan
di beri tes lagi pada siklus berikutnya.
Hasil tes pada
siklus kedua diharapkan siswa mendapatkan hasil yang
baik. Apabila belum mendapatkan hasil yang baik pada penulisan puisi dengan
menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung.
Untuk memberikan
penilaian terhadap hasil tes penulis menggunakan skor
yang terdapat poada buku ”Pengujian dan penelitian bahasa
dan sastra Indonesia ”
oleh safari, MA.
Adapun skor penilaian pada instrumen dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel. Kriteria Penilaian Tiap Aspek
No Aspek yang
dinilai Rentang Skor 37
1. Kesesuaian judul
dengan isi
Sesuai
= 85-100
Cukup sesuai =
75-84
Kurang sesuai =
60-74
Tidak sesuai =
0-5
2. Pilihan kata atau
diksi
Tepat
= 85-100
Cukup tepat =
75-84
Kurang tepat =
60-74
Tidak tepat =
0-59
3. Pilihan kata konkret
Sangat transparan
= 85-100
Transparan
= 75-84
Kurang transparan
= 60-74
Tidak transparan
= 0-59
4. Penggunaan majas
Tepat
= 85-100
Cukup tepat =
75-84
Kurang tepat =
60-74
Tidak tepat =
0-5
5. Pemanfaatan
versifikasi (rima
dan ritma)
Indah, dan lengkap = 85-100
Indah, tetapi kurang lengkap = 75-84
Tidak indah tetapi lengkap = 60-74
Tidak indah dan tidak lengkap = 0-59
6. Tipografi
Variatif
= 85-100
Cukup variatif
= 75-84
Kurang variatif
= 60-74
Tidak variatif
= 0-59
3.3.2. Instrumen nontes
Intrumen non tes yang digunakan peneliti adalah observasi
dan wawancara
a. Observasi /
pengamatan
Pada observasi atau pengamatan yang dilakukan siswa dengan
tujuan
untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran sastra
dan respon siswa
terhadap pembelajaran sastra. 38
Adapun aspek yang diamati meliputi:
(1). Tingkat keaktifan siswa ketika mengikuti pembelajaran
sastra.
(2). Respon siswa dalam menerima materi pembelajaran sastra
khususnya pada
menulis kreatif siswa.
(3). Respon siswa terhadap pembeklajaran dengan menggunakan
teknik
pengamatan objek secara langsung.
b. Wawancara
Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi dari siswa
bagaimana tentang pembelajaran sastra pada penulisan kreatif puisi tentang
kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa.
Setelah mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa,
kemudian peneliti
berusaha menerapkan teknik pengamatan objek secara langsung.
3.4. Desain Penelitian tindakan kelas
Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Yang dimaksud
dengan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan di kelas untuk
menyelesaikan permasalahan agar pembelajaran dapat berhasil
dengan baik.
Penelitian tindakan kelas ini berisi pra tindakan dan tindak
lanjut.
Pada pratindakan
berisi renungan dalam mengajar sehingga dapat
39
menemukan kelemahan-kelemahan, kekurangan dalam pembelajaran
menulis
kreatif kemudian dilakukan dengan tindakn tindak lanjut yang
dapat digunakan
untuk memecahkan masalah tentang pembelajaran sastra.
Adapun desain penelitiannya sebagai berikut:
Dalam penelitian
tindakan kelas (PTK), dilaksanakan dalam bentuk proses
pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap yaitu:
Perencanaan (planning),
tindakan (action), pengamatan (observation), dan reflection.
Perencanaan yaitu
tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki
dan meningkatkan keterampilan menulis puisi. Perencanaan harus dibuat oleh
peneliti sebelum peneliti melangkah lebih lanjut.
Tindakan merupakan
tindakan apa yang akan dilakukan
peneliti sebagai
upaya perbaikan dan peningkatan. Dalam hal ini, upaya
perbaikan terhadap siswa
tentang kesalahan-kesalahan siswa setelah siswa menulis
puisi.
Observasi atau
pengamatan, yaitu mengamati hasil dari tindakan yang
dilakukan penulis terhadap siswa. Kesalahan siswa ,kesulitan
siswa, dan
tanggapan siswa dijadikan pertimbangan untuk perencanaan
siklis berikutnya.
Refleksi yaitu
tindakan mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil
atau dampak tindakan dari berbagai kriteria. Berdasarkan
refleksi tersebut,
penulis bersama-sama guru lain dapat melakukan revisi,
perbaikan, terhadap
awal untuk rencana berikutnya.
3.5. Proses Tindakan Kelas
Dalam penelitian
tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Adapun 40
dua siklus tersebut sebagai berikut:
1. Siklus I
Dalam siklus ini peneliti membuat program sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini
dilakukan dalam pembelajaran menulis puisi adalah
menentukan tema. Dalam hal itu peneliti menentukan tema
lingkungan.
Pembelelajaran yang dilakukan dengan teknik pengamatan objek
secara langsung,
siswa langsung berada dalam objek secara langsung disekitar
lingkungan sekolah
yang cocok untuk pembelajaran sesuai dengan tema yang telah
ditentukan.
b. Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama pembelajaran menulis puisi
berlangsung. Pembelajaran menulis puisi ini dilakukan dengan
teknik pengamatan
objek secara langsung. Pada pembelajaran ini dilakukan
pengambilan data tes.
Dalam pengambilan tes dengan tujuan untuk melatih siswa
dalam menuls puisi.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan sebagai berikut:
1. Menentukan tema
Tema menulis puisi pada siklus pertama adalah lingkungan.
2. Menentukan tujuan
menulis
Tujuan menulis puisi adalah agar para dapat mengetahui
keadaan, suasana, serta
gambaran dari lingkungan yang diamati penulis puisi
tersebut.
3. Mengumpulkan data
atau bahan tulisan
Dalam pengumpulkan atau bahan tulisan yang digunakan untuk
menulis puisi
dilakukan dengan pengamatan objek secara langsung. 41
4. Menulis Puisi
Setelah melakukan pengamatan, kemudian siswa menuliskan,
dalam bentuk puisi.
c. Pengamatan atau
observasi
Pengamatan yang dilakukan disini adalah pengamatan yang
dilakukan terhadap
kegiatan siswa selama penelitian berlangsung dalam
pembelajaran menulis puisi
dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung, yaitu dapat
mengetahui siswa yang lancar dan paham, kemudian siswa
yang belum paham
dalam penulisan puisi. Siswa yang paham akan meneliti dengn
baik kemudian
dituliskan kedalam puisi dengan baik, sedangkan siswa yang tidak paham akan
bingung dan mondar-mandir tidak tahu apa yang harus
dilakukan.
d. Refleksi
Pada kegiatan refleksi, peneliti mengkaji hasil puisi dan
perilaku siswa pada siklus
I. Setelah mengetahui hasil, peneliti malakukan siklus
selanjutnya dalam usaha
meningkatkan keterampilan menulis puisi. Hasil refeksi yang
ditemukan nantinya
dimanfaatkan untuk mencari cara termudah dalam melakukan
pengamatan dan
menulis puisi.
2. Siklus II
Setelah melakukan
refleksi pada siklus I, peneliti melakukan tindakan
pada siklus II
sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada siklus kedua peneliti menjelaska lagi tentang puisi dan
aturan penulisan
puisi, kemudian menjelaskan juga tujuan penggunaan teknik
pengamatan objek
secara langsung.
42
b. Tindakan
Pengambilan data pada siklus kedua dilakukan dengan mengamati lagi atau
peristiwa kejadian baik yang menggambarkan objek lingkungan yang telah
diamati. Penulisan puisi pada siklus kedua dilakukan dengan
tahap-tahap sebagai
berikut:
1. Menentukan tema
Tema menulis puisi pada siklus kedua sama tema dengan siklus
yang pertama,
dengan alasan agar dalam mengoreksi mudah antara hasil
siklus pertama dan
hasil siklus kedua.
2. Menentukan tujuan
Tujuan menulis puisi pada siklus kedua adalah membangkitkan
imajinasi
siswa agar lebih mencintai sastra.
3. Melakukan
Pengamatan
Pengamatan objek tetap dilakukan degan metode pengamatan
objek secara
langsung. Adapun tempat pengamatan objek sama dengan yang dilakukan
pada siklus pertama.
4. Menulis Puisi
Penyusunan puisi tetap dilakukan di luar kelas agar siswa
tidak merasakan
jenuh dan bosan. Dan diharapkan ketika siswa merasa
kesulitan dapat
bertanya dengan baik.
c. Pengamatan atau
Observasi
Observasi terhadap siswa dilakukan selama proses
pembelajaran dilakukan. Pada
siklus kedua ini diharapkan siswa mengalami
peningkatan. 43
d. Refleksi
Meskipun pada siklus pertama mengalami peningkatan cukup
baik, pada siklus
kedua harus mengalami peningkatan lagi.Di samping itu siswa
yang sudah baik
diharapkan untuk membantu temannya yang belum baik dengan
cara siswa yang
sudah bisa menerangkan pada siswa yang belum bisa di luar jam pelajaran
berlangsung.
3.6. Teknik Pengumpulan Data
3.6.1. Tes
Data dalam menulis
puisi dengan teknik pengamatan objek secara
langsung adalah melalui tes. Tes dilakukan dengan pemberian
tugas menulis
puisi berdasarkan pengamatan objek secara langsung. Tugas
ini dilakukan
dengan dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II.
Teknik tes diberikan guna mengetahui data keterampilan siswa
dalam menulis
puisi setelah pembelajaran teknik pengamatan objek secara
langsung.
3.6.2. Nontes
Data dari teknik non tes ini peneliti lakukan untuk
mengetahui keadaan yang
terjadi sebenarnya selama proses pembelajaran di dalam
kelas. Dalam melakukan
teknik ini, peneliti menggunakan teknik observasi,
wawancara, dan jurnal.
3.6.2.1. Observasi
Teknik observasi
digunakan untuk mengetahui perilaku siswa pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh
peneliti dan guru 44
pengampu bahasa dan Sastra Indonesia kelas X MA Al Asror
selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan agar
pembelajaran dapat berjalan
dengan baik dan guru dapat memperoleh perbaikan dalam proses
belajar
mengajar.
Pada tahap observasi ini
peneliti dan guru menggunakan tanda chek list pada
lembar observasi berdasarkan berdasarkan pengamatan proses
pembelajaran
berlangsung. Hasil dari observasi tersebut kemudian
dianalisis dan didiskripsikan
dalam bentuk uraian kalimat sesuai dengan perilaku nyata
yang ditunjukan oleh
siswa.
3.6.2.2. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mencari kesulitan dan hambatan dalam
pembelajaran menulis puisi siswa. Pada wawancara tersebut
peneliti berusaha
mengambil data dengan jawaban yang sebenarnya dan sebagian
besar pada siswa
yang mendapatkan nilai jelek dalam menulis puisi.
Wawancara yang digunakan peneliti berisi tentang tanggapan
atau pendapat
siswa berkaitan dengan materi pembelajaran dan teknik
pembelajaran yang
dilakukan oleh penulis.
3.6.2.3. Jurnal
Jurnal digunakan untuk menngetahui kesan dan pesan siswa
selama mengikuti
kegiatan pembelajaran. Jurnal tersebut ditulis pada selembar kertas, jurnal
tertsebut merupakan refleksi diri atas segala hal yang
dirasakan selama proses
pembelajaran secara berlangsung. Setelah itu jurnal
dikumpulkan dan diserahkan
pada peneliti.
45
3.7. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah teknik
kuantitatif dan teknik
kualitatif.
1. Teknik Kuantitatif
Pada teknik kuantitatif, peneliti menganalisis hasil
kuantitatif dari siswa. Adapun
yang diperoleh dari peneliti kemudian di koreksi dengan
memberikan
nilai. Setelah itu nilai direkap keseluruhannya, untuk dihitung nilai
rata-rata.
Rumus yang digunakan untuk menghitung adalah sebagai
berikut:
NP = NK / JS x 100%
Keterangan:
NP = Nilai dalam
persen
NK = Nilai Komulatif
JS = jumlah siswa
1. Teknik Kualitatif
Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis teknik
kualitatit yang berasal dari
non tes yaitu observasi atau pengamatan dan wawancara
terhadap
siswa. Dalam menganalisis untuk mengetahui perubahan-perubahan
dan perilaku siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I dan siklus
II.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas pada menulis puisi dengan
menggunakan
teknik pengamatan objek secara langsung, diperoleh dari
hasil tes dan nontes, dan 47
terdiri dari siklus I dan siklus II. Pada tes
pratindakan ini hasilnya diperoleh dari
rata-rata nilai menulis puisi sebelum diterapkan teknik
pengamatan objek secara
langsung. Selanjutnya dari hasil pratindakan digunakan untuk menyusun
rancangan pembelajaran pada tahap siklus I. selanjutnya
hasil penilaian atau
evaluasi pembelajaran pada tahap siklus I disempurnakan pada
rancangan
pembelajaran siklus II.
4.1.1 Hasil Tes Pratindakan
Hasil tes pratindakan adalah hasil proses pembelajaran
menulis puisi yang
belum disertai tindakan pembelajaran dengan menggunakan
teknik pengamatan
objek secara langsung. Hasil tes pratindakan ini dilakukan
untuk mengetahui
kemampuan awal sisiwa XA MA Al Asror dalam menulis puisi.
Hasil tes
pratindakan dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
No Kategori Rentang
nilai
frekuensi Bobot Skor Persen Rata-rata
1
2
3
4
Sangat baik
Baik
Cukup
kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
0
3
21
14
0
225
1326
730
0 %
7;9 %
55,3 %
36;8
%
2281
38
= 60 48
38 2281
Dari tabel 1 hasil tes keterampilan menulis puisi pratindakan tampak
bahwa kemampuan menulis puisi kelas X.A MA Al Asror masih
rendah terbukti
bahwa rata-rata menulis puisi siswa hanya 60. Adapun rincian
data tersebut
dijelaskan sebagai berikut. Dari jumlah keseluruhan 38
siswa, 14 siswa atau 36;8
% termasuk dalam kategori kurang dengan skor 0-59. Kategori
cukup dengan skor
60-74 dicapai oleh siswa sebanyak 21 siswa atau 55,3%, kategori baik dengan
skor 75-84 dicapai oleh 3 siswa atau 7,9%, sedangkan siswa
yang mencapai
kategori sangat baik atau dengan skor 85-100 belum ada.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis
puisi
siswa kelas X MA Al Asror masih rendah. Rendahnya
keterampilan siswa dalam
menulis puisi ini disebabkan karena faktor internal yaitu
dari siswa sendiri dan
faktor eksternal diantaranya teknik pembelajaran yang
digunakan kurang
sesuai.Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan menulis
siwa, peneliti
menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung pada
siklus I.
4.1.2. Hasil Penelitian siklus I
Tahap siklus I merupakan tindak lanjut awal dalam
menyelesaikan
masalah yaitu rendahnya menulis puisi pada kelas X.A MA Al
Asror. Pada siklus
I proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan
teknik pengamatan
objek secara langsung.
Tabel 2. Hasil Tes Aspek Kesesuaian Isi Dengan Tema. 49
No Kategori Rentang
Nilai frekuensi Persen Rata-rata
1
2
3
4
Sangat baik
Baik
Cukup
kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
0
27
10
1
0 %
71 %
26;3 %
2,6%
2636
38
= 69,4
38
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam
kemampuan
kesesuaian memilih judul adalah 69,4 atau kategori cukup.
Dari keseluruhan siswa
yang mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali belum
ada, Kategori baik
dengan rentang nilai 75-84 ada 27 siswa atau 71 %, kategori
cukup dengan
rentang nilai 60-75 siswa ada 10 siswa atau 26,3 %, dan
kategori kurang dengan
rentang nilai 0-59 ada 1 siswa atau 2,6 %.
Tabel 3. Hasil Tes Aspek Pilihan Kata Atau Diksi.
No Kategori Rentang
Nilai frekuensi Persen Rata-rata
1
2
3
4
Sangat baik
Baik
Cukup
kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
0
30
8
0
0 %
78,9 %
21,1 %
0%
2608
38
= 68,6
38 50
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam
aspek pilihan
kata atau diksi adalah 68,6 atau kategori cukup. Dari
keseluruhan siswa yang
mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali belum ada,
Kategori baik dengan
rentang nilai 75-84 ada 30 siswa atau 78,9 %, kategori cukup
dengan rentang nilai
60-75 siswa ada 8 siswa atau 21,1 %, dan kategori kurang
dengan rentang nilai 0-
59 tidak ada.
Table 4. Hasil Tes Aspek Penilaian Kata Konkret
No Kategori Rentang
Nilai frekuensi Persen Rata-rata
1
2
3
4
Sangat baik
Baik
Cukup
kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
0
17
20
1
0 %
44,7 %
52,6 %
2,6%
2584
38
= 68
38
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam
aspek pilihan
kata atau diksi adalah 68 atau kategori cukup. Dari
keseluruhan siswa yang
mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali belum ada,
Kategori baik dengan
rentang nilai 75-84 ada 17 siswa atau 44,7 %, kategori cukup
dengan rentang nilai
60-75 siswa ada 20 siswa atau 52,6 %, dan kategori kurang
dengan rentang nilai
0-59 ada 1 siswa atau 2,6 %.
51
Table 5. Hasil Tes Aspek Majas
No Kategori Rentang
Nilai frekuensi Persen Rata-rata
1
2
3
4
Sangat baik
Baik
Cukup
kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
0
17
18
3
0 %
44,7 %
47,4 %
27,9%
2528
38
= 66,5
38
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam
aspek pilihan
kata atau diksi adalah 66,5 atau kategori cukup. Dari
keseluruhan siswa yang
mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali belum ada,
Kategori baik dengan
rentang nilai 75-84 ada 17 siswa atau 44,7 %, kategori cukup
dengan rentang nilai
60-75 siswa ada 18 siswa atau 47,4 %, dan kategori kurang
dengan rentang nilai
0-59 ada 3 siswa atau 7,9 %.
Table 6. Hasil Tes Aspek Penilaian Kata Konkret
No Kategori Rentang
Nilai frekuensi Persen Rata-rata
1
2
3
4
Sangat baik
Baik
Cukup
kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
0
24
12
2
0 %
63,2 %
31,6 %
5,3%
2665
38
= 70,1
38 52
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam
aspek pilihan
kata atau diksi adalah 70,1 atau kategori cukup. Dari
keseluruhan siswa yang
mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali belum ada,
Kategori baik dengan
rentang nilai 75-84 ada 24 siswa atau 63,2 %, kategori cukup
dengan rentang nilai
60-75 siswa ada 12 siswa atau 31,6 %, dan kategori kurang
dengan rentang nilai
0-59 ada 2 siswa atau 5,3 %.
Tabel 7. Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus I
No Kategori Rentang
nilai
frekuensi Bobot Skor Persen Rata-rata
1
2
3
4
Sangat baik
Baik
Cukup
kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
7
8
20
3
602
640
1340
159
18 %
21 %
53 %
8 %
2741
38
= 7,21
38 2741
Dari tabel 7 hasil tes keterampilan menulis puisi rata-rata
72,1. dari jumlah
keseluruhan siswa yang mendapat kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-
100 ada 7 orang atau 18 %, Kategori baik dengan rentang
nilai 75-84 ada 8 orang
atau 21 %, kategori cukup dengan rentang nilai 60-75 ada 20
orang atau 53%, dan
kategori kurang dengan rentang nilai 0-59 ada 3 orang atau 8
%.
Pada siklus I sudah ada peningkatan dibandingkan dengan pratindakan, Namun
peningkatan tersebut belum bias merubah dari cukup menjadi
baik. Oleh karena 53
itu masih perlu dilanjutkan lagi pada siklus II.
Hasil Nontes Siklus I
Hasil nontes terdiri dari hasil observasi, hasil jurnal
siswa dan wawancara.
a. Hasil observasi
Hasil observasi terhadap sikap siswa selama proses
pembelajaran sebagai berikut:
1) Saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan motivasi,
semua siswa
memperhatikan, tenang, dan sungguh-sungguh mengikuti
pembelajaran
2) Saat guru menjelaskan tentang cara menulis puisi, siswa
siswa
mendengarkan dengan baik meskipun masih ada siswa yang
berbicara
sendiri. Di samping itu mereka kelihatan masih bingung
sebelum
dipraktekkan.
3) Ketika guru memberi kesempatan kepada siswa supaya
bertanya tentang
hal-hal yang belum jelas, sebagian besar siswa hanya diam
saja.
4) Ketika siswa ditugasi untuk menulis puisi dengan tema
lingkungan sekitar,
siswa ada yang masih mondar-mandir, karena kurang
memperhatikan penjelasan cara menulis puisi dengan
menggunakan teknik
pengamatan objek secara langsung.
b. Hasil Jurnal Siswa
Jurnal siswa memuat ungkapan perasaan siswa yang ada
kaitannya dengan
1) Materi yang
disampaikan
2) Respon siswa dalam
mengikuti pelajaran. 54
3) Kemudahan dan
kesulitan dalam menulis puisi
4) Gaya guru mengajar
Materi yang disampaikan mengenai puisi dengan menggunakan
teknik
pengamatan objek secara langsung tidak terlalu sulit dan
mudah dipahami
dibandingkan dengan materi sebelumnya.
Ketertarikan siswa dalam menerima penjelasan guru lebih menarik dan
memperhatikan meskipun masih ada yang berbicara sendiri
dengan temannya.
Jurnal siswa tentang kemudahan dan kesulitan dalam menulis puisi yaitu
pemilihan kata, mencari inspirasi, dan penggunaan majas
dalam puisi yang
dikarangnya.
Adapun gaya
guru dalam mengajar, secara umum siswa mengatakan gurunya
lebih semangat dibandingkan dengan pembelajaran biasanya.
Namun terkadang
guru dalam menerangkan terlalu cepat, kadang siswa sampai meminta untuk
mengulangi lagi penjelasannya.
c. Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan guru dengan siswa. Namun tidak semuanya
siswa
diwawancarai akan tetapi diambil yang nilainya paling
rendah. Guru mengajukan
pertanyaan kemudian siswa menjawab dengan malu-malu dan agak
grogi.
Secara umum siswa yang nilainya rendah mengatakan bahwa mereka
kesulitan dlam memilih diksi, mencari inspirasi, dan majas
dalam penulisan puisi.
55
4.1.3. Hasil penelitian siklus II
Siklus II ini merupakan tindak lanjut dari siklus I dengan
menggunakan teknik
pengamatan ojek secara langsung.Teknik siklus ini
dilaksanakan sebagai upaya
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi agar
lebih mendalami
dan terbiasakan dengan pembelajaran menulis puisi.
Pelaksanaan siklus II terdiri dari tes dan nontes. Adapun
hasilnya sebagai berikut.
4.1.3.1. Hasil Tes
Hasil tespada siklus II ini merupakan tindak lanjut dari
siklua I. Kriteria
penilaian pada siklus II ini masih sama dengan siklus I yang
meliputi 6 aspek
penilaian, diantaranya: (1) kesesuaian judul dengan isi, (2)
Pilihan kata atau
diksi, (3) pilihan kata konkret, (4) penggunaan majas, (5)
pemanfaatan
versifikasi (rima dan ritma), (6) Tipografi. Adapun hasilnya
sebagai berikut:
Table 8. Hasil Tes Aspek Kesesuaian Judul dengan Isi.
No Kategori Rentang
Nilai frekuensi Persen Rata-rata
1
2
3
4
Sangat baik
Baik
Cukup
kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
0
35
3
0
0 %
92,1 %
7,9 %
0 %
2938
38
= 77,3
38
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek
kesesuaian judul dengan isi adalah 77,3 atau kategori baik. Dari keseluruhan 56
siswa yang mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali
belum ada, Kategori
baik dengan rentang nilai 75-84 ada 35 siswa atau 92,1 %,
kategori cukup dengan
rentang nilai 60-74 siswa ada 3 siswa atau 7,9 %, dan
kategori kurang dengan
rentang nilai 0-59 tidak ada.
Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam
aspek pilihan
kata atau diksi adalah 79,1 atau kategori baik. Dari
keseluruhan siswa yang
mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali belum ada,
Kategori baik dengan
rentang nilai 75-84 ada 36 siswa atau 94,7 %, kategori cukup
dengan rentang nilai
60-75 siswa ada 2 siswa atau 5,3 %, dan kategori kurang
dengan rentang nilai 0-
59 tidak ada.
Table 10. Hasil Tes
Aspek Pilihan Kata Konkret
No Kategori Rentang
Nilai Frekuensi Persen Rata-rata
1 Sangat baik 85-100
0 0 % 3007
38 57
2
3
4
Baik
Cukup
kurang
75-84
60-74
0-59
36
2
0
94,7 %
5,3 %
0 %
= 79,1
38
Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas
dalam aspek pilihan
kata konkret adalah 73,2 atau kategori cukup. Dari keseluruhan siswa yang
mendapat skor 85-100 atau kategori baik sekali belum ada,
Kategori baik dengan
rentang nilai 75-84 ada 36 siswa atau 94,7 %, kategori cukup
dengan rentang nilai
60-75 siswa ada 2 siswa atau 5,3 %, dan kategori kurang
dengan rentang nilai 0-
59 tidak ada.
Table 11. Hasil Tes Aspek Penggunaan Majas
No Kategori Rentang
Nilai Frekuensi Persen Rata-rata
1
2
3
4
Sangat baik
Baik
Cukup
kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
1
31
6
0
2,6 %
81,6 %
15,8%
0 %
2992
38
= 78,7
38
Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas
dalam aspek pilihan
kata konkret adalah 78,7 atau kategori baik. Dari keseluruhan siswa yang 58
mendapat skor 85-100 atau kategori baik ada 1 siswa atau 2,6
%, Kategori baik
dengan rentang nilai 75-84 ada 31 siswa atau 81,6 %,
kategori cukup dengan
rentang nilai 60-74 siswa ada 6 siswa atau 15,8 %, dan
kategori kurang dengan
rentang nilai 0-59
tidak ada.
Table 12. Hasil Tes Aspek Rima dan Ritma
No Kategori Rentang
Nilai Frekuensi Persen Rata-rata
1
2
3
4
Sangat baik
Baik
Cukup
kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
9
27
2
0
27,3 %
71,1 %
5,2 %
0 %
3078
38
= 81
38
Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas
dalam aspek rima
dan ritma adalah 81 atau
kategori baik. Dari keseluruhan siswa yang mendapat
skor 85-100 atau kategori baik ada 9 siswa atau 27,3 %, Kategori baik dengan
rentang nilai 75-84 ada 27 siswa atau 71,1 %, kategori cukup
dengan rentang nilai
60-74 siswa ada 2 siswa atau 5,2 %, dan kategori kurang
dengan rentang nilai 0-
59 tidak ada.
Table 13. Hasil Tes Aspek Tipografi
No Kategori Rentang
Nilai Frekuensi Persen Rata-rata
1 Sangat baik 85-100
1 2,6 % 3018
38 59
2
3
4
Baik
Cukup
kurang
75-84
60-74
0-59
34
3
0
89,5 %
7,9 %
0 %
= 79,4
38
Dari tabel 13 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek
Tipografi adalah 79,4 atau kategori baik. Dari keseluruhan
siswa yang mendapat
skor 85-100 atau kategori baik sekali ada 1 siswa atau 2,6 %, Kategori baik
dengan rentang nilai 75-84 ada 34 siswa atau 89,5 %,
kategori cukup dengan
rentang nilai 60-74 siswa ada 3 siswa atau 7,9 %, dan
kategori kurang dengan
rentang nilai 0-59
tidak ada.
Tabel 14. Hasil Tes Keterampilan Menulis Puisi Siklus II
No Kategori Rentang
nilai
frekuensi Bobot Skor Persen Rata-rata
1
2
3
4
Sangat baik
Baik
Cukup
kurang
85-100
75-84
60-74
0-59
12
17
9
0
1039
1360
657
0
31 %
45 %
24 %
0%
3056
38
= 80,4
38 3056 60
Dari table 14 hasil tes keterampilan menulis puisi pada siklus II dapat
dilihat bahwa kategori kurang dengan rentang 0-59 sudah
tidak ada, kategori
cukup dengan rentang nilai 60-74 hanya 9 siswa atau 24 %,
kategori baik dengan
rentang nilai 75-84 mencapai 17 siswa atau 45 %, kategori
baik dengan rentang
nilai 75-84 mencapai 17 siswa atau 45 %,bahkan kategori
sangat baik dengan
rentang nilai 85-100 dapat dicapai sampai dengan 12 siswa
atau 31%.
Berdasarkan hasil tes yang telah dilaksanakan bahwa nilai
rata-rata pada
siklus II mencapai 80,4. Hasil tersebut jika dibandingkan
dengan hasil penelitian
siklus I, tampak peningkatan. Hasil penelitian tes siklus I
hanya mencapai 7,21
dengan kategori cukup atau dengan kata lain mengalami
peningkatan sebesar 8,3
atau 21,8 %.
Hasil Nontes Siklus II
Hasil non tes mencakup hasil observasi (pengamatan), hasil
jurnal siswa, dan
wawancara.
a. Hasil Observasi
Proses pembelajaran dari awal sampai akhir, siswa kelihatan
antusias dan
mulai mendalami tentang materi yang disampaikan. Dibuktikan
banyak siswa
yang bertanya dan mereka ingin mengetahui lebih lanjut agar
benar-benar paham.
Praktik dalam penulisan puisi dengan teknik pengamatan objek
secara
langsung pada siklus II ini siswa lebig bersemangat dalam melaksanakan dan
menuangkan hasilnya berupa puisi. Bahkan ada yang menulis
dua puisi dengan 61
judul yang berbeda.
b. Hasil Jurnal Siswa
Siswa merasa senang dengan materi yang diberikan karena
siswa sering
melatih dengan mengamati objek di sekelilingnya. Siswa
merasa sangat tertarik
dengan teknik pengamatan objek secara langsung karena siswa
merasa
berhubungan lengsung dengan objek yang ada disekelilingnya. Di samping itu
siswa merasa lebih mudah, karena mereka mulai membiasakan
setelah melihat
atau mengetahui sebuah objek langsung dituangkan dalam
bentuk puisi.
Gaya guru dalam mengajarkan pun lebih semangat, apalagi melihat
siswanya yang semangat untuk memperhatikan dan
mempraktekannya secara
langsung.
c. Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan oleh guru dengan mengajukan beberapa
pertanyaan
kepada siswa. Siswa dalam menjawab pertanyaan mulai akrab
dan tidak grogi
lagi, karena siswa sudah terbiasa aktif ketika
mengajukan pertanyaan atau
menjawab pertanyaan megenai materi ketika proses belajar
mengajar.
Pendapat siswa mengenai pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung lebih
mudah karena
siswamerasa luas dan mudah dalam mencari inspirasi, kemudian
dituangkan
dalam bentuk puisi. Pilihan kata atau diksi, siswa merasa
lebih mudah karena
mereka membiasakan, ketika melihat sesuatu yang menarik
langsung langsung 62
dipraktekkan untuk menulis puisi.Bahkan siswa ada yang
meminta agar
pembelajaran menulis puisi ini dilakukan lagi. Sampai dengan
selesai
pembelajaran siswa tidak ada yang mengungkapkan kesulitan. Hal ini terbukti
hasil tes.
4.2. Pembahasan
Data awal pada pratindakan menunjukkan bahwa sebagian besar
kemampuan siswa dalam menulis puisi masih rendah. Masalah
tersebut dikuatkan
dengan hasil tes pratindakan dengan rata nilai dibawah 6
atau kategori kurang.
Kemampuan siswa pada setiap aspek masih rendah yakni dalam
aspek
kesesuaian judul dengan isi, pilihan kata /diksi, pilihan
kata konkret, majas, rima
dan ritma, dan tipografi. Hal tersebut dapat dilihat
hasilnya bahwa nilai rata-rata
siswa dalam aspek kesesuaian judul dengan isi 58,3. Aspek
pilihan kata atau diksi
nilai rata-rata siswa 57,6. Aspek pilihan kata konkret nilai
rata-rata siswa
56,3.Aspek majas nilai rata-rata siswa 57,4. Aspek rima dan
ritma nilai rata-rata
siswa 59.9 dan aspek tipografi nilai rata-rata siswa 54,7.
Melihat keadaan tersebut, peneliti mencoba mengatasinya
dengan teknik
pengamatan objek secara langsung. Dengan teknik pengamatan
objek secara
langsung suasana proses pembelajaran pada siklus I tampak
lebih semangat
dibandingkan dengan kondisi awal dan hasilnya pun
menunjukkan adanya
peningkatan. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 15. Hasil peningkatan Menulis Puisi Pada Pratindakan
dan siklus I 63
Nilai Rata-rata Kelas
No Aspek penilaian
Pratindakan siklus I
Peningkatan
1.
2
3
4
5
6
Kesesuaian judul dengan isi.
Pilihan kata atau diksi
Pilihan kata konkret
Majas
Rima dan ritma
Tipografi
58,3
57,6
56,3
57,4
59,9
54,7
69,4
68,6
68
66,5
70,1
61,8
29,2 %
28,9 %
30,8 %
23,9 %
26,8 %
18,7 %
Berdasarkan tabel 15
pada siklus I nilai rata-rata kelas pada
aspek
kesesuaian judul dengan isi mengalami peningkatan yang
awalnya 58, menjadi
69,6 atau 29,2 %, Aspek pilihan kata atau diksi yang awalnya
57,6 menjadi 68,6
atau mengalami peningkatan sebesar 28,9 %. Aspek pilihan
kata konkret yang
awalnya 56,3 menjadi 68 atau mengalami peningkatan 3,8 %. Aspek
majas yang
awalnya 57,4 menjadi 66,5 atau mengalami peningkatan 23,9 %.
Aspek rima dan
ritma yang awalnya 59,9 menjadi 70,1 atau mengalami peningkatan 26,8 %.
Aspek tipografi yang awalnya 54,7 menjadi 61,8 atau
mengalami peningkatan
18,7 %.
Dengan mencermati hasil penelitian pada siklus I tersebut peneliti
beranggap masih perlu rancangan pembelajaran yang
dimungkinkan dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi pada tahap
siklus I.
Pada siklus II peneliti lebih meningkatkan lagi dengan
menggunakan teknik
pengamatan objek secara langsung. Dalam proses pembelajaran
siklus II kelihatan
tambah hidup dan semangat terbukti hasil pada siklus II
lebih meningkat.
Adapun hasil
peningkatannya dapat dilihat dalam tabel berikut. 64
Tabel 16. Hasil peningkatan Menulis Puisi Pada siklus I dan
siklus II
Nilai Rata-rata Kelas
No Aspek penilaian
Siklus I Siklus II
Peningkatan
1.
2
3
4
5
6
Kesesuaian judul dengan isi.
Pilihan kata atau diksi
Pilihan kata konkret
Majas
Rima dan ritma
Tipografi
69,4
68,6
68
66,5
70,1
61,8
77,3
79,1
73,2
78,7
81
79,4
20,8 %
27,6 %
13,7 %
32,1 %
28,7 %
46,3 %
Berdasarkan tabel 16
pada siklus II nilai rata-rata kelas
pada aspek
kesesuaian judul dengan isi yang awalnya 69,4 menjadi 77,3
atau mengalami
peningkatan 20,8 %. Aspek pilihan kata atau diksi yang awalnya 68,6 menjadi
79,1 atau mengalami peningkatan 27,6 %. Aspek pilihan kata
konkret yang
awalnya 68 menjadi 73,2 atau mengalami peningkatan 13,7 %.
Aspek majas yang
awalnya 66,5 menjadi 78,7 atau mengalami peningkatan 32,1 %.
Aspek rima dan
ritma yang awalnya 70,1 menjadi 81 atau mengalami
peningkatan 28,7 %. Aspek
tipografi yang awalnya 61,8 menjadi 79,4 atau mengalami
peningkatan 46,3 %.
Hal tersebut ternyata terbukti respon siswa dalam mengikuti
pembelajaran
lebih antusias dan hasilnya pun sangat menggembirakan jika
dibandingkan
dengan hasil tes pada siklus I, yaitu yang awalnya 72,1 atau
kategori cukup, nilai
rata-rata pada siklus II
8,04 atau kategori baik. Jadi mengalami peningkatan
21,8 %.
Dari hasil wawancara siswa mengatakan bahwa dengan
menggunakan 65
teknik pengamatan objek secara langsung merasa lebih mudah dalam menulis
puisi bahkan dari hasil wawancara tersebut siswa ingin
pembelajaran seperti itu
dilaksanakan lagi.
Berdasarkan hasil yang demikian peneliti merasa tidak perlu
melanjutkan
tindakan pada siklus II karena hasilnya sudah menunjukkan
peningkatan yang
cukup tajam.
Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa salah satu teknik yang
secara
teoritis maupun praktis dapat meningkatkan kemampuan siswa
MA Al Asror
dalam menulis puisi adalah dengan menggunakan teknik
pengamatan objek secara
langsung. Teknik tersebut merupakan pilihan efektif jika
digunakan dalam
pembelajaran menulis puisi.
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya
dapat
disimpulkan bahwa :
1) Teknik pengamatan
objek secara langsung, kemampuan siswa MA Al Asror 66
Patemon Gunungpati Semarang dalam menulis puisi dapat
ditingkatkan.
Peningkatan tersebut sungguh memuaskan. Hal ini terbukti
pada hasil
tes setelah tindakan. Pada tahap prasiklus nilai rata-rata
siswa hanya 60, pada
tindakan siklus I nilai rata-rata yang diperoleh 72,1 artinya mengalami
peningkatkan sebesar 12,1 atau 31,8 %. Selanjutnya pada
siklus II nilai rata-
rata siswa meningkat lebih baik lagi yaitu menjadi 80,4,
Dengan kata lain
mengalami peningkatan sebesar 8,3 atau 21,8 % bila dibandingkan dengan
hasil sebelumnya.
2) Hasil penelitian
nontes melalui pengamatan , wawancara, dan jurnal siswa
juga menunjukkan perubahan yang positif, siswa lebih tertarik dan antusias
dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan
objek secara langsung sehingga mudah dalam menulis puisi.
Hal itu terbukti
adanya permintaan beberapa siswa agar mengulangi teknik
pembelajaran yang
sudah dilaksanakan yaitu teknik pengamatan objek secara
langsung.
Dengan melihat tingginya angka peningkatan dan respon siswa
tersebut,
berarti teknik pengamatan objek secara langsung cocok
diterapkan SMA/MA atau
sederajatnya.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan simpulan
tersebut, saran yang
dikemukakan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut. 67
1. Guru hendaknya membimbing siswa dalam menulis puisi
dengan teknik
pengamatan objek secara langsung.
2. Objek yang dipilih dalam menulis puisi disesuaikan dengan
tema yang
ditentukan.
3. Untuk mendukung
hasil penelitian ini perlu diadakan penelitian yang lebih luas
tentang teknik pengamatan objek secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi. Jakarta : FKIP Universitas
Mataram.
Depdiknas. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
................. 2003.
Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Atas Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia.
68
..................2004. Pengembangan Keterampilan Berbicara.
Jakarta.
Jabrohim. Dkk. 2001. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Kridalaksana, Harimurti . 2001. Kamus Linguistik . Gramedia
: Jakarta.
Nurhadi. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia . Jakarta :
Erlangga.
Panuju, Redi. 2005.
Panduan Menulis Untuk Pemula. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Pradopo, Rachmad joko. 1993. Pengkajian Puisi. Yogyakarta:
Gadjah Mada
Press.
Sudjana, Nana, dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran.
Yogyakarta: Sinar Baru
Algesindo
............. 2002.
Media Statistika. Bandung :Tarsito.
Suharianto, S.2005. Dasar-Dasar Teori Sastra.Semarang: Rumah
Indonesia.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra.
Surabaya: Penerit SIC.
Tarigan, Djago. 1990. Materi Pokok Pendidikan Bahasa
Indonesia: Modul 1-6.
Jakarta: Depdikbud.
Lampiran 1
RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS I
• Media dan Sumber.
1. Media Lembar kerja
siswa
Contoh Puisi
Objek bunga 70
2. Sumber bahan Buku
paket siswa
Buku-buku tentang puisi
• Penilaian
1. Penilaian proses
Penilaian proses dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi.
2. Penilaian hasil
Hasil karya siswa
Wawancara dan jurnal
Semarang,
Penulis
Lampiran 2
RENCANA PEMBELAJARAN SIKLUS II
• Media dan Sumber.
1. Media Lembar kerja
siswa
Contoh Puisi
Objek bunga 71
2. Sumber bahan Buku
paket siswa
Buku-buku tentang puisi
• Penilaian
3. Penilaian proses
Penilaian proses dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi.
4. Penilaian hasil
Hasil karya siswa
Wawancara dan jurnal
Semarang,
Penulis
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA SIKLUS I
Sekolah :
Kelas/semester :
Tanggal :
72
KEMUDAHAN
1. Apakah anda
mengalami kemudahan ketika menulis puisi dengan teknik
pengamatan objek secara langsung? Mengapa?
2. Apakah ada
kemudahan ketika anda menuangkan ide atau gagasan, diksi, kata
konkret, dan majas dalam menulis puisi yang menggunakan
teknik
pengamatan objek secara langsung? Mengapa?
3. Apakah anda merasa
lebih mudah memulai menulis puisi dengan
menggunakan teknuk pengamatan objek secara langsung?
Mengapa?
KESULITAN
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA SIKLUS II
Sekolah :
Kelas/semester :
Tanggal :
73
KEMUDAHAN
1. Apakah anda
mengalami kemudahan ketika menulis puisi
dengan teknik
pengamatan objek secara langsung? Mengapa?
2. Apakah ada
kemudahan ketika anda menuangkan ide atau gagasan, diksi, kata
konkret, dan majas dalam menulis puisi yang menggunakan
teknik
pengamatan objek secara langsung? Mengapa?
3. Apakah anda merasa
lebih mudah memulai menulis puisi dengan
menggunakan teknuk pengamatan objek secara langsung?
Mengapa?
KESULITAN
Lampiran 5
HASIL WAWANCARA
1. Responden No. 3 :
Siswa yang mendapat nilai baik.
1. Ya, karena dengan
menggunakan teknik pengamatan objek secara
langsung sangat menyenangkan 74
2. Ya, karena dengan
pembelajaran ini mudah untuk menemukan ide
sehingga langsung dapat dituangkan
3. Ya, namun untuk
pemilihan katanya yang sulit untuk memlihnya.
2. Responden No. 21:
Siswa yang mendapat nilai baik.
1. Ya, karena sangat
menyenangkan.
2. Ya, karena mudah
menemukan ide.
3. Ya, tapi kadang
sulit dalam menemukan ide.
3. Responden 10:
Siswa yang mendapat nilai sedang
1. Ya, Karena dengan
menggunakan teknik pengamatan objek secara
langsung cukup menarik.
2. Ya, Karena dengan
pembelajaran ini cukup membantu dalam
menulis
puisi
3. Ya, tapi sulit
untuk memilih kata-kata yang cocok.
4. Responden 23 :
Siswa yang mendapat nilai sedang
1. Ya, Karena cukup
menarik.
2. Ya, karenu
membantu dalam menulis puisi.
3. Ya, tapi terkadang
dalam memilih kata-kata.
5. Responden 11:
Siswa yang mendapat nilai rendah
4. Ya, Karena dengan
menggunakan teknik pengamatan objek secara
menarik.
5. Ya, Karena dengan
pembelajaran ini membantu dalam menulis puisi
6. Ya, sangat tapi
sulit untuk memilih kata-kata yang cocok.
75
6. Responden 28 :
Siswa yang mendapat nilai sedang
4. Ya, Karena agak
menarik.
5. Ya, karena
membantu dalam menulis puisi.
6. Ya, tapi sangat
dalam memilih kata-kata.
Lampiran 6
DESKRIPSI HASIL WAWANCARA
Wawancara dilakukan pada dua siswa yang memperoleh nilai
tinggi, nilai
sedang, dan nilai rendah. Hasil wawncara terhadap dua siswa
yang hasil tesnya
memperoleh nilai tinggi menyatakan bahwa mereka sangat
senang dalam 76
pembelajaran menulis puisi. Mereka tidak menemukan kesulitan
dalam menulis
puisi. Siswa merasa senang terhatap metode mengajar yang
digunakan oleh guru
karena dalam memberikan jelas, dan mudah dimengerti.
Selama pembelajaran berlangsung, mereka tidak mengalami kesulitan
yang berarti dan tanggapan mereka terhadap pembelajaran
menulis puisidengan
teknik pengamatan objek secara langsung.
Hasil wawancara terhadap dua siswa yang hasil tesnya
memperoleh nilai
sedang menyatakan bahwa mereka senang dalam pembelajaran menulis puisi.
Mereka tidak menemukan kesulitan dalam menulis puisi. Siswa
merasa senang
terhatap metode mengajar yang digunakan oleh guru karena
dalam memberikan
jelas, dan mudah dimengerti.
Selama pembelajaran berlangsung, mereka agak mengalami kesulitan
dalam pembelajaran menulis puisi dengan teknik pengamatan
objek secara
langsung.
Hasil wawncara terhadap dua siswa yang hasil tesnya
memperoleh nilai
rendah menyatakan bahwa mereka cukup senang dalam pembelajaran menulis
puisi. Mereka menemukan kesulitan dalam menulis puisi. Siswa
merasa senang
terhadap metode mengajar yang digunakan oleh guru karena
dalam memberikan
jelas, dan mudah dimengerti.
Selama pembelajaran berlangsung, mereka mengalami kesulitan yaitu
dalam memilih kata-kata dalam pembelajaran menulis puisi
dengan teknik
pengamatan objek secara langsung.
Lampiran 7
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS I
Sekolah:
Tanggal:
No Jenis
Perilaku Fokus Observasi SB
B C K
1 Keaktifan 1. Siswa semangat dan 78
mendengarkan
penjelasan
guru/apresiasi
sungguh-sungguh
mengikuti penjelasan
guru.
2. ada siswa yang
berbicara
sendiri/kurang
memperhatikan
penjelasan guru
3. Siswa aktif
bertanya,
berkomentar tentang
materi yang diajarkan.
4. Siswa membuat
catatan
mengenai hal-hal yang
penting.
2 Keaktifan siswa
selama proses
pembelajaran
menulis puisi.
1. Siswa mengamati
puisi
dan mencari unsure-unsur
puisi secara individual.
2. siswa membuat
puisi.
3. Siswa aktif bertanya
dan
bersungguh-sungguh
mendengarkan penguatan
dari guru.
4. Siswa mengamati
objek
yang ada dilingkungan
79
sekolah.
5. Siswa berlatih
menulis
menuangkan ide atau
gagasan dan pengamatan
objek tersebut.
6. Siswa berkelompok.
7. Siswa keluar kelas
mengamati objek yang
telah ditentukan oleh
guru.
8. Siswa mengerjakan
tugas
membuat puisi
berdasarakan pengamatan
objek secara langsung
yang dilakukan di luar
kelas.
9. Beberapa siswa
membacakan puisinya di
dalam kelas, sedangkan
siswa yang lain
mendengarkan dan
memberikan penilaian
80
Keterangan :
SB : Sangat baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
Lampiran 8
PEDOMAN OBSERVASI SIKLUS II
Sekolah:
Tanggal:
No Jenis
Perilaku Fokus Observasi SB
B C K
1 Keaktifan 1. Siswa semangat dan 81
mendengarkan
penjelasan
guru/apresiasi
sungguh-sungguh
mengikuti penjelasan
guru.
2. ada siswa yang
berbicara
sendiri/kurang
memperhatikan
penjelasan guru
3. Siswa aktif bertanya,
berkomentar tentang
materi yang diajarkan.
4. Siswa membuat
catatan
mengenai hal-hal yang
penting.
2 Keaktifan siswa
selama proses
pembelajaran
menulis puisi.
1. Siswa mengamati
puisi
dan mencari unsure-
unsur puisi secara
individual.
2. siswa membuat
puisi.
3. Siswa aktif
bertanya dan
bersungguh-sungguh
mendengarkan
penguatan dari guru.
4. Siswa mengamati
objek
82
yang ada dilingkungan
sekolah.
5. Siswa berlatih
menulis
menuangkan ide atau
gagasan dan pengamatan
objek tersebut.
6. Siswa berkelompok.
7. Siswa keluar kelas
mengamati objek yang
telah ditentukan oleh
guru.
8. Siswa mengerjakan
tugas
membuat puisi
berdasarakan
pengamatan objek secara
langsung yang dilakukan
di luar kelas.
9. Beberapa siswa
membacakan puisinya di
dalam kelas, sedangkan
siswa yang lain
mendengarkan dan
memberikan penilaian
83
Keterangan :
SB : Sangat baik
B : Baik
C : Cukup
K : Kurang
Lampiran 9
JURNAL SISWA SIKLUS I
Nama :
Sekolah :
84
Pertanyaan
1. Bagaimana Kesan
anda terhadap guru dalam pembelajaran menulis puidi
dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung?
2. Bagaimana kesan
anda terhadap teknik pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan pengamatan objek secara langsung?
3. Bagaimana kesan
materi yang telah disampaikan oleh guru?
4. Apa pesan anda
terhadap pembelajaran yang akan datang?
Jawab
Lampiran 10
JURNAL SISWA SIKLUS II
Nama :
Sekolah :
85
Pertanyaan
1. Bagaimana Kesan
anda terhadap guru dalam pembelajaran menulis puidi
dengan menggunakan teknik pengamatan objek secara langsung?
2. Bagaimana kesan
anda terhadap teknik pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan pengamatan objek secara langsung?
3. Bagaimana kesan
materi yang telah disampaikan oleh guru?
4. Apa pesan anda
terhadap pembelajaran yang akan datang?
Jawab
Lampiran 11
REKAP JURNAL SISWA SIKLUS I DAN II SIKLUS I
Jumlah Siswa
Persentase No Aspek Jurnal
Siklus I Siklus Siklus I
Siklus
Peningka
tan (%) 86
II II
1 Kesan terhadap cara
mengajar yang
digunakan oleh guru.
• Senang
• Tidak senang
Lampiran 12
DESKRIPSI JURNAL SISWA SIKLUS I
Berdasarkan hasil jurnal siswa, menunjukkan bahwa dari 38
siswa yang
mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi terdapat 29 siswa atau sebesar 87
76,32 dari jumlah seluruh siswa merasa senang terhadap yang digunakan oleh
guru, sedangkan siswa yang merasa tidak senang terhadap cara mengajar yang
digunakan oleh guru ada 9 siswa.
Sebanyak 26 siswa atau sebesar 68,42 % dari jumlah seluruh
siswa
menyatakan senang terhadap teknik mengajar yang guru
terapkan karena sangat
membantu dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan
menggunakan
teknik pengamatan objek secara langsung.
Terdapat 27 siswa atau sebesar 71,05 % menyatakan tertarik
terhadap
materi menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan
objek secara
langsung., sebanyak 11 siswa atau sebesar 28,95 % dari
jumlah siswa merasa
kesulitan dalam menulis puisi.
Ada 11 siswa yang memberi saran agar pada pembelajaran
berikutnya
mencarikan objek yang lebih baik.Selebihnya, yaitu sebanyak
27 siswa ingin sgar
pembelajaran seperti itu sering dilakukan
Lampiran 13
DESKRIPSI JURNAL SISWA SIKLUS II
Berdasarkan hasil jurnal siswa, menunjukkan bahwa dari 38
siswa yang
mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi terdapat 35 siswa atau sebesar 88
92,11 dari jumlah seluruh siswa merasa senang terhadap yang digunakan oleh
guru, sedangkan siswa yang merasa tidak senang terhadap cara mengajar yang
digunakan oleh guru ada 3 siswa.
Sebanyak 34 siswa atau sebesar 89,47 % dari jumlah seluruh
siswa
menyatakan senang terhadap teknik mengajar yang guru
terapkan karena sangat
membantu dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi dengan
menggunakan
teknik pengamatan objek secara langsung.
Terdapat 36 siswa atau sebesar 94,74 % menyatakan tertarik
terhadap
materi menulis puisi dengan menggunakan teknik pengamatan
objek secara
langsung., sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,26 % dari jumlah siswa merasa
kesulitan dalam menulis puisi.
Ada 2 siswa yang memberi saran agar pada pembelajaran
berikutnya
mencarikan objek yang lebih baik.Selebihnya, yaitu sebanyak
36 siswa ingin sgar
pembelajaran seperti itu sering dilakukan
Lampiran 14
JURNAL GURU
Sekolah : MA AL
Asror
Kelas/ Semester :
X/ 2 89
Tanggal Pembelajaran
:
Tema:
Aspek yang diungkapkan dalam jurnal guru adalah sebagai
berikut:
1. Minat siswa
terhadap pembelajaran menulis puisi
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Respon siswa
terhadap materi pelajaran
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Respon siswa
terhadapteknik pembelajaran yang digunakan
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
4. Keaktifan sisia
dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
5. Fenomena-fenomena
selama pembelajaran
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
............................................................................................................................. 90
Lampiran 15
DESKRIPSI HASIL JURNAL GURU SIKLUS I
1. Minat siswa
terhadap pembelajaran menulis puisi
sudah cukup baik. Siswa
terlihat memperhatikan penjelasan guru di awal kegiatan pembelajaran dan 91
siswa terlihat antusias dan serius dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
2. Respon siswa
terhadap materi pembelajaran. Siswa cukup senang menerima
materi menulis puisi. Hal ini dapat dibuktikan dari
keseriusan siswa dalam
menjawab pertanyaan seputar puisi yang diberikan oleh guru.
Selain itu siswa
juga serius dalam mengamati objek secara langsung.
3. Respon siswa
terhadap teknk pembelajaran yang digunakan. Respon siswa
terhadap teknik pembelajaran I cukup baik. Siswa cukup baik dalam
mengerjakan menulis puisi. Meskipun ada beberapa siswa yang
kurang seriua.
Dan kadang mengganggu temannya.
4. Keaktifan siswa
dalam mengkuti pembelajaran dalma menulis puisi.sebagian
siswa dalam setiap kelompok terlihat aktif dan serius dalam kegiatan
pengamatan objek secara langsung namun ada beberapa siswa
yang tidak aktif
dalam pembuatan menulis puisi. Tingkah laku siswa di dalam
kelas saat
menulis puisi cukup baik.
5. Fenomena-fenomena
selama pembelajaran
Guru masih menjumpai siswa yang dalam mengamati objek secara
langsung
kurang serius dan pasif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa
terlihat masih
ragu-ragu,dalma menulis puisi.
Lampiran 16
DESKRIPSI HASIL JURNAL GURU SIKLUS II
1. Minat siswa
terhadap pembelajaran menulis puisi
sudah baik. Siswa terlihat
memperhatikan penjelasan guru di awal kegiatan pembelajaran
dan siswa 92
terlihat antusias dan serius dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
2. Respon siswa
terhadap materi pembelajaran. Siswa senang menerima materi
menulis puisi. Hal ini dapat dibuktikan dari keseriusan
siswa dalam menjawab
pertanyaan seputar puisi yang diberikan oleh guru. Selain
itu siswa juga serius
dalam mengamati objek secara langsung.
3. Respon siswa
terhadap teknk pembelajaran yang digunakan. Respon siswa
terhadap teknik pembelajaran baik. Siswa baik dalam mengerjakan menulis
puisi. Meskipun ada beberapa siswa yang kurang serius. Dan
kadang
mengganggu temannya.
4. Keaktifan siswa
dalam mengkuti pembelajaran dalam menulis puisi.sebagian
siswa dalam setiap kelompok terlihat aktif dan serius dalam kegiatan
pengamatan objek secara langsung namun ada beberapa siswa
yang tidak aktif
dalam pembuatan menulis puisi. Tingkah laku siswa di dalam
kelas saat
menulis puisi cukup baik.
5. Fenomena-fenomena
selama pembelajaran
Guru masih sedikit menjumpai siswa yang dalam mengamati
objek secara
langsung kurang
serius dan pasif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa
terlihat masih ragu-ragu,dalma menulis puisi
Lampiran 17
SIKLUS I
No Nama Siswa Kese
suaian
Diksi Pilihan
Kata
Majas Rima
dan
Tipo
grafi
Jumlah Nilai 93
Judul
dgn isi
konkrit Ritma
1 A. Hasyim 3 2
1 2 3
1 12 8,0
2 A. Syarifudin 1 2 2 0 3 1 9 6,0
3 Adi Sunanto 3 2
2 2 3
1 12 8,6
4 Afryani Puji l 3
2 2 2
2 1 12 8,0
5 A.Fahrudin - - - -
- - -
-
6 A.Riadi 2 1 2 1 2 1
9 6,0
7 Ainul B 2 1 1 1 2 1
8 5,3
8 Ali Imron 3 2
1 2 3
1 11 8,0
9 Agus Nur A 3
2 2 2
3 1 13 8,6
10 Arifatul M - -
- - - -
- -
11 Askabul M 3 2
1 1 3
1 11 7,3
12 Ayu Puspita 3 2
2 2 2
1 12 8,0
13 Budiyanto 3 2
1 1 3
1 11 7,3
14 Darwati 3 2
1 1 2
1 10 6,6
15 Diah M. Ulfa 3
2 2 2
3 1 13 8,6
16 Edi K 3 1 1 1 1 1
8 5,3
17 Eka R 3 2
1 2 3 1 12 8,0
18 Emi Aprilia 3 2
2 2 3 1 13
8,6
19 Endah H 3 2
2 1 3 1
11 7,3
20 Fahrudin 3 2
1 0 3
1 10 6,6
21 Fajar F 3 2
2 2 3
1 13 8,6
22 Hanik K.N 3 2
1 1 3
1 11 7,3
94
23 Haryono 3 2
1 1 3
1 12 8,0
24 Iin Fauziyah
3 2 2
2 2 0
11 7,3
25 Khoirul A 3 2
2 1 3
1 12 8,0
26 M.N.Hakim 3 2
1 1 3
1 11 7,3
27 M. Setiawan 2 2
2 1 3
1 11 7,3
28 Misbahul M 3 1
2 1 3
1 10 6,6
29 Mugiyanto 2 1 1 1
2 1 8 5,3
30 M.Sobirin 3 1 1 1
2 1 9 6,0
31 Musyarofah 2 2
2 2 3
1 12 8,0
32 Poniyah 2 2
2 2 2
1 11 7,3
33 Setyo Budi U 2
2 1 1
3 1 10 6,6
34 Siska Elina 3 2 2
2 3 1 13 8,6
35 Siti Aminah 2 2 1 0 3 1 9 6,0
36 Sri Wijayanti
3 2 1
1 2 1
10 6,6
37 Tri Listianti
3 2 2
2 3 1
13 8,6
38 Tri Wahyu 2 1 1 2 1 2 9 6,0
39 Wiwin P 3 1 1 1 2
1 9 6,0
40 Yekti 2 2
1 1 3 1 10 6,6
NP = NK (Nilai Komulatif) x
100 %
(Nilai Prosentase)
R ( Jumlah Responden)
= 274,1 = 7,21
38 95
Lampiran 18
SIKLUS II
No Nama Siswa Kese
suaian
Diksi Pilihan
Kata
Majas Rima
dan
Tipo
grafi
Jumlah Nilai 96
Judul
dgn isi
konkrit Ritma
1 A. Hasyim 3 2
2 2 2
1 12 8,0
2 A. Syarifudin
3 2 2
2 2 1
12 8,0
3 Adi Sunanto 3 2
2 2 3 1 13 8,6
4 Afryani Pujil
3 2 2
2 2 1
12 8,0
5 A.Fahrudin 3 2
2 2 3
1 13 8,6
6 A.Riadi 3 2
2 1 2 1 11 7,3
7 Ainul B - - - - - -
- -
8 Ali Imron 3 2
2 2 2
1 12 8,0
9 Agus Nur A 3
2 2 2 3 1
13 8,6
10 Arifatul M 3 2
2 2 2
1 12 8,0
11 Askabul M 2 2
2 2 2
1 11 7,3
12 Ayu Puspita 3 2
2 2 2
1 12 8,0
13 Budiyanto 3 2
1 1 3
1 11 7,3
14 Darwati 3 2
2 2 2
1 12 8,0
15 Diah M. Ulfa 3
2 3 2
3 1 14 9,3
16 Edi K 3 2
2 1 2 1 11 7,3
17 Eka R 3 2
2 2 2 1 12 8,0
18 Emi Aprilia 3 2
3 2 2
1 13 8,6
19 Endah H 3 2
2 2 2
1 12 8,0
20 Fahrudin 3 2
2 2 2
1 12 8,0
21 Fajar F 3 2
2 2 2
1 12 8,0
22 Hanik K.N 3 2
1 2 2
1 11 7,3
97
23 Haryono 3 2
2 2 2
1 12 8,0
24 Iin Fauziyah
3 2 3
2 1 1
12 8,0
25 Khoirul A 3 2
2 2 2
1 12 8,0
26 M.N.Hakim 2 2
2 1 3
1 11 7,3
27 M. Setiawan 2 2
2 2 3
1 12 8,0
28 Misbahul M 3 2
2 1 2
1 11 7,3
29 Mugiyanto 3 2
2 2 2
1 12 8,0
30 M.Sobirin 3 2
2 2 1
1 11 7,3
31 Musyarofah - - - -
- - -
-
32 Poniyah 3 2
2 2 2
1 12 8,0
33 Setyo Budi U 3
2 1 2
2 1 11 7,3
34 Siska Elina 3 2 2
2 3 1 13 8,6
35 Siti Aminah 3 2
2 1 2
1 11 7,3
36 Sri Wijayanti
3 2 3
2 2 1
13 8,6
37 Tri Listianti
3 2 3
2 2 1
13 8,6
38 Tri Wahyu 3 2
2 2 2
1 12 8,0
39 Wiwin P 3 2
2 3 2
1 13 8,6
40 Yekti 3 2
2 2 3 1 13 8,6
NP = NK (Nilai Komulatif) x
100 %
(Nilai Prosentase)
R ( Jumlah Responden)
No comments:
Post a Comment