FITNAH
Adapun
pengertian fitnah dalam bahasa Arab, adalah menakjubkan, pemberontakan, pembawa
berita yang bohong. Disebutkan juga, bahwa fitnah dalam literatur bahasa Arab
berarti bencana, kekacauan, syirik, cobaan, ujian, siksa.
Para ahli
bahasa Arab menjelaskan bahwa kata fitnah secara etimologi berasal dari
perkataan “fatantal fidhdhatu wa adz-dzahab” yang maksudnya adalah ‘azabtahuma
bin naari, yaitu engkau telah melelehkan perak dan emas itu dengan api guna
membedakan yang buruk dari yang bagus. Dan fatanta adz-dzahab, maksudnya
ahraqtahu bin naari, artinya engkau membakar emas dengan api guna
membedakan antara yang bagus dan yang buruk.
Sedangkan
kata Fitnah menurut bahasa, yaitu kata yang mempunyai makna “al-Ikhtibaru”,
yang berarti upaya untuk menyingkap hakikat sesuatu atau uji juga bermakna “al-Imtihanu”,
yang berarti ujian atau pengujian.
Oleh karena
itu, kata fitnah sebenarnya digunakan untuk menunjukkan pengujian kadar
keaslian emas, atau untuk membedakan mana emas yang asli dan yang tidak.
Biasanya cara pengujian itu dengan memasukkan emas itu ke dalam api yang panas.
Dari pengertian ini terdapat hubungan atau korelasi antara makna secara bahasa
dan istilah mengenai kata fitnah. Yaitu fitnah berarti memperlihatkan asal dari
barang tambang, sedangkan secara istilah, kata fitnah berarti memperlihatkan
asal, hakikat dan derajat keimanan kepada Allah swt.
Seorang ahli
hadis, Ibn
Hajar al-Asqalany dalam karyanya “Fathul Bari Syarh Shahihil Bukhari”,
menyatakan: makna fitnah berasal dari kata al-Ikhtibar yaitu
penyingkapan hahekat sesuatu, dan kata al-Imtihan, yaitu
pengujian. Lalu kata tersebut digunakan untuk setiap perkara yang melalui
pengujian tersingkaplah keburukanya”.
Fitnah
menggambarkan segala bentuk penyingkapan dan pengujian terhadap keaslian,
kebenaran dan kemurnian sesuatu. Bila ini dilakukan terhadap benda seperti
emas, maka bentuknya adalah dengan membakar emas itu hingga akhirnya terbukti
mana yang benar-benar emas berkualitas tinggi dan yang berkualitas rendah. Dan
bila ini terjadi pada diri seorang mu’min, maka ia adalah sebuah proses “pembakaran“
pribadi untuk membedakan antara mu’min yang teguh dan mu’min yang rapuh.
Penjelasan
Khusus
Fitnah dunia tidak kalah bahayanya dari
perkara-perkara yang disebutkan di atas. Banyak orang menjadi korbannya. Tidak
hanya kalangan awam saja. Para ulama dan aktifis Islam tidak sedikit yang
tergelincir karenanya. Mereka menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya.
Pikiran, cita-cita, harapan, dan segala perbuatannya hanya untuk dunia.
Akibatnya, ia lalai dari tujuan penciptaannya, yakni ibadah. Ia lalai dari menyiapkan
bekal untuk kehidupan akhirat. Ia hidup seperti binatang. Hanya menikmati
kelezatannya dan menurutkan syahwatnya. Ia tak peduli halal dan haram dalam
memperolehnya. Ia tak pernah peduli kemana dan untuk apa ia habiskan dunianya.
Sehingga hidupnya hanya mengumpulkan bekal menuju kesengsaraan dan siksa pedih
di ahirat.
Oleh sebab bahayanya yang dahsyat, Allah dan Rasul-Nya
berulang-ulang memberi peringatan terhadap fitnah dunia. Baik peringatan secara
langsung, memberikan permisalan tentangnya, dan menceritakan umat-umat
terdahulu tersesat karenanya.
Doa Berlindung dari Fitnah
Dunia
Oleh: Badrul Tamam
اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بِكَ مِنَ البُخْلِ، وَأَعوذُ
بِكَ مِنَ الجُبْنِ، وَأعُوذُ بِكَ أنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ العُمُرِ، وَأعُوذُ
بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ القَبْرِ
"ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MINAL BUKHLI WA
A'UUDZU BIKA MINAL JUBNI WA A'UUDZU BIKA MIN AN URADDA ILAA ARDALIL 'UMURI WA
A'UUDZU BIKA MIN FITNATID DUNYA WA ADZAABIL QABRI
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebakhilan,
aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari
kepikunan, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan siksa kubur.”
Bentuk fitnah dajjal
Munculnya Dajjal merupakan salah satu tanda hari
kiamat kubra (tanda-tanda yang besar). Artinya, tanda-tanda yang muncul
mendekati hari kiamat dan bukan tanda yang biasa terjadi. Seperti munculnya
Dajjal, turunnya ‘Isa, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, serta terbitnya matahari
dari sebelah barat. (Lihat At-Tadzkirah karya Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullahu
hal. 264, Fathul Bari 13/485, dan Ikmal Mu’allim Syarah Shahih Muslim, 1/70)
Dan fitnah yang dilakukan Dajjal banyak sekali, di
antaranya:
1. Bersamanya ada surganya dan nerakanya.
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Dajjal cacat matanya yang kiri1, keriting rambutnya,
bersamanya surga dan nerakanya. Nerakanya adalah surga dan surganya adalah
neraka.” (HR. Muslim, no. 2934)
2. Membunuh satu jiwa kemudian menghidupkannya
kembali.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Keluarlah pada hari itu seorang yang terbaik atau di
antara orang terbaik. Dia berkata: ‘Aku bersaksi engkau adalah Dajjal yang
telah disampaikan kepada kami oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’
Dajjal berkata (kepada pengikutnya): ‘Apa pendapat kalian jika aku bunuh dia
dan aku hidupkan kembali apakah kalian masih ragu kepadaku?’ Mereka berkata:
‘Tidak.’ Maka Dajjal membunuhnya dan menghidupkannya kembali….” (HR. Muslim no.
2938)
3. Menggergaji seseorang kemudian membangkitkannya
kembali. (HR. Muslim, 2938/113)
4. Memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu
turunlah hujan.
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“…Dia
datang kepada satu kaum mendakwahi mereka. Merekapun beriman kepadanya,
menerima dakwahnya. Maka Dajjal memerintahkan langit untuk hujan dan
memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, maka turunlah hujan dan tumbuhlah
tanaman….” (HR. Muslim no. 2937)
Adapun kaum yang tidak beriman dan tidak menerima
dakwah Dajjal, tidak ada sedikit harta pun tersisa pada mereka.
5. Akan diikuti perbendaharaan harta.
Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu
disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“…Dia mendatangi reruntuhan dan berkata: ‘Keluarkanlah
perbendaharaanmu.’ Maka keluarlah perbendaharaannya mengikuti Dajjal seperti
sekelompok lebah.” (HR. Muslim no. 2937)
6. Bersamanya air, sungai, dan gunung roti, api, dan
air.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“…Sesungguhnya bersama dia ada surga dan nerakanya,
sungai dan air, serta gunung roti. Sesungguhnya surganya Dajjal adalah neraka
dan nerakanya Dajjal adalah surga.” (HR. Ahmad. Asy-Syaikh Al-Albani
rahimahullahu berkata: sanadnya shahih. Lihat Qishshatu Masihid Dajjal)
Dari ‘Uqbah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang Dajjal:
“Sungguh Dajjal akan keluar dan bersamanya ada air dan
api. Apa yang dilihat manusia air sebenarnya adalah api yang membakar. Apa yang
dilihat manusia api sesungguhnya adalah air minum dingin yang segar.
Barangsiapa di antara kalian yang mendapatinya hendaknya memilih yang
dilihatnya api, karena itu adalah air segar yang baik.” (HR. Muslim no. 2935)
Jika seorang mukmin telah mengetahui dan beriman akan
keluarnya Dajjal dengan membawa fitnah yang demikian dahsyat, hendaknya ia
mengamalkan beberapa sebab untuk menjaga dirinya dari Dajjal dan fitnahnya
No comments:
Post a Comment