Monday, February 10, 2014

SOSIOLOGI

         PROSES PEMBENTUKAN            KEPRIBADIAN MELALUI SOSIALISASI

 

Sosialisasi sebagai Proses Pembentukan Kepribadian

1. Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses yang dapat membantu individu supaya dapat diterima dalam kelompoknya melalui proses belajar dan penyesuaian diri. Upaya yang dapat dilakukan individu supaya ia dapat diterima dalam kelompoknya adalah dengan cara belajar dan menyesuaikan diri (adaptasi).

2. Jenis-jenis Sosialisasi

Secara umum, sosialisasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a. Sosialisasi primer yaitu sosialisasi yang pertama kali dijalani oleh seorang individu sejak masih kecil. Hampir semua individu mendapatkan sosialisasi primer di dalam lingkungan keluarga. Sosialisasi ini menjadi jembatan untuk memasuki lingkungan masyarakat yang lebih luas.

b. Sedangkan sosialisasi sekunder adalah sosialisasi tahap berikutnya yang dijalaninya di masyarakat yang lebih luas. Di dalam masyarakat ini, seorang individu diperkenalkan terhadap sektor-sektor baru dalam dunia objektif masyarakat. Sekolah, merupakan salah satu tempat di mana seorang individu menjalani sosialisasi sekundernya yang bersifat formal.

3. Tahap-tahap dalam Sosialisasi

a. Tahap Persiapan (Preparatory Stage)

Tahap persiapan dimulai sejak anak dilahirkan. Sejak saat itu, seorang anak dipersiapkan untuk mengenal dunia sosialnya serta untuk memahami tentang dirinya. Pada tahap ini, sosialisasi dilakukan dengan cara meniru apa yang diucapkan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya, meskipun belum sempurna dan belum mengerti penuh apa maknanya.

b. Tahap Meniru (Play Stage)

Pada tahap ini seorang anak mulai melakukan peniruan terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, meskipun belum sempurna. Mungkin kalian masih ingat saat kalian memainkan peranan ibu dengan boneka-boneka milik kalian bukan? Atau kalian perhatikan anak-anak kecil yang sedang berperan sebagai ibu, mungkin kalian akan merasa lucu, karena ucapan-ucapannya pada boneka itu merupakan pengulangan kata-kata yang diucapkan oleh ibunya sendiri.

c. Tahap Siap Bertindak (Game Stage)

Pada tahap ini sosialisasi dilakukan dengan penuh kesadaran, sehingga proses peniruan (imitasi) terhadap orang lain mulai berkurang. Kesadaran tentang pentingnya kerja sama dalam sebuah kelompok menyebabkan seseorang lebih banyak menjalin interaksi dengan orang lain. Dengan kata lain, pada tahap ini, seseorang sudah mampu berpartisipasi aktif di masyarakatnya.

d. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Other)

Selain mampu berpartisipasi aktif di masyarakatnya, pada tahap ini seseorang mulai menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari masyarakat yang diatur oleh berbagai norma sosial. Oleh karena itu, dia mampu menempatkan dirinya pada masyarakat luas. Jika seseorang sudah mencapai tahap ini, dapat dikatakan sebagai orang dewasa.

4. Fungsi Sosialisasi sebagai Proses Pembentuk Kepribadian

Sosialisasi telah dilakukan seseorang sejak masih bayi, yaitu yang terjadi di keluarga. Pada tahap awal sosialisasi, seorang bayi sudah membutuhkan adanya interaksi dengan orang lain. Karena orang tua dan anggota keluarga lainnya yang selalu berada di sekitarnya, maka interaksi yang sering terjadi adalah dengan mereka. Pada saat itulah orang tua mulai memperkenalkan status dan perannya dalam keluarga.

Seiring dengan perkembangan usianya, orang tua mulai membekali dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakatnya. Orang tua berperan sebagai peletak dasar-dasar bagi perkembangan kepribadian seorang anak. Penanaman nilai dan norma yang berlaku di masyarakat sangatlah penting karena setiap individu merupakan bagian dari masyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, nilai dan norma yang berlaku adalah nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat itu sendiri. Tentunya, supaya kita bisa diterima masyarakat kita dengan baik, salah satu jalannya adalah dengan menjunjung tinggi nilai dan norma masyarakat tersebut. Dalam hal ini, nilai dan norma berperan sebagai patokan perilaku individu dalam masyarakat.

Terkadang orang tua menggunakan hadiah (reward) dan hukuman (punishment) untuk menghasilkan kebiasaankebiasaan yang baik. Sebagai contoh, jika seorang anak melakukan sesuatu yang diharapkan, orang tuanya akan memberikan hadiah berupa ciuman, pelukan atau bahkan memberikan hadiah mainan. Namun, jika seorang anak berlaku tidak sesuai dengan yang mereka harapkan, orang tua akan memberikan sanksi negatif atau hukuman. Pemberian hadiah dan sanksi/hukuman tersebut merupakan salah satu cara yang dilakukan orang tua untuk menyosialisasikan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.



Oleh karena itu, dilihat dari sudut pandang kepentingan individu dan masyarakat, pada dasarnya sosialisasi memiliki dua fungsi utama, yaitu berikut ini.

a. Dilihat dari sudut pandang kepentingan individu, sosialisasi berfungsi untuk membentuk seorang individu sehingga menjadi anggota masyarakat yang baik.

b. Dilihat dari sudut pandang kepentingan masyarakat, sosialisasi berfungsi sebagai alat pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai serta norma-norma yang ada dalam masyarakat.
      MEDIA SOSIALISASI DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Media sosialisasi meliputi :
       1.      Media sosialisasi keluarga
Keluarga merupakan organisasi manusia yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan juga mungking kerabat yang lain yang menjalankan fungsi dan perannya secara konstan. Keluarga merupakan organisasi masyarakat terkecil.
Dalam lingkungan keluarga inilah seorang untuk pertama kalinya mengenal sistem nilai dan sistem norma yang mengatur peri kehidupan yang melalui pergaulan sehari-hari yang berlangsung setiap hari. Tidak salah jika dikatakan bahwa keluarga merupakan tempat proses sosialisasi yang pertama dan utama.
       2.      Media sosialisasi teman sepermainan
Teman sepermainan merupakan kelompok orang dekat yang memiliki tingkat umur yang  sebaya dan diantara mereka sering terlibat dalam sebuah intraksi yang intensif. Biasanya teman sepermainan dijadikan untuk saling bertukar pikiran, berbagi rasa, berkeluh kesah, dan berbagai macam penyaluran aspirasi lainnya.
Diantara teman sepermainan sering terjalin hubungan yang amat dekat, karena intensitas komunikasi yang cukup tinggi, maka teman sepermainan merupakan media komunikasi yang cukup berpengaruh bagi pembentukan kepribadian seseorang.
       3.      Media sosialisasi sekolah
Sekolah merupakan sebuah lembaga yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan secara formal. Di sekolah juga terdapat beberapa komponen yang kemungkinan terselenggaranya proses pendidikan yakni : pelajar, pengajar, media belajar, lingkungan belajar dan tujuan pembelajaran.
Dalam hubungannya dengan sosialisasi sekolah mengemban dua peranan yang sangat penting yakni
       a.       Memperkenalkan sistem nilai dan norma yang berlaku di masyarakat sehingga terbentuk kepribadian seperti yang diharapakan.
       b.      Mengemban potensi para pelajar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang sangat diperlukan dalam kehidupan nyata.

       4.      Media sosialisasi lingkungan kerja
Lingkungan kerja juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan kepribadian seseorang. Di lingkungan kerja seseorang akan berintraksi dengan teman sekerja, pimpinan, dan relasi bisnis.
       5.      Media massa
Media massa merupakan alat komunikasi yang sanggup menjangkau masyarakat luas. Secara umum media massa memegang tiga fungsi utama yakni : fungsi informasi, fungsi hiburan dan fungsi pendidikan.
       6.      Rekreasi
Rekreasi memberi pengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang. Dengan rekreasi seseorang dapat mengeluarkan apresiasinya.
       7.      Peristiwa unik
Peristiwa unik adalah peristiwa yang dianggap penting bagi orang yang mengalaminya. Peristiwa unik akan dijadikan sebagai pengalaman bagi seseorang untuk dijadikan pelajaran falam pengambilan keputusan. Dengan demikian peristiwa unik mempengaruhi kepribadian seseorang.
       UNSUR PEMBENTUK KEPRIBADIAN
Unsur pembentuk kepribadian antara lain:
       1.       Faktor keturunan
Faktor keturunan (biologis) berpengaruh langsung dalam pembentukan kepribadian seseorang. Beberapa factor biologis yang penting seperti system syaraf, watak, seksual dan kelainan biologis, seperti penyakit-penyakit tertentu.
       2.       Faktor lingkungan fisik (geografis)
Meliputi iklim dan bentuk muka bumi atau topografi setempat, serta sumber-sumber alam, Faktor lingkungan fisik (geografis) ini mempengaruhi lahirnya budaya yang berbeda pada masing-masing masyarakat.
       3.      Faktor lingkungan social
Faktor keluarga, dimulai sejak bayi yaitu berhubungan dengan orangtua dan saudaranya
Lingkungan masyarakat yang beraneka ragam. Suatu warna yang harus ditegaskan dapat saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya.
       4.      Faktor kebudayaan yang berbeda-beda
Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang misalnya kebudayaan di daerah pantai, pegunungang, kebudayaan petani, kebudayaan kota.
       5.       Kebudayaan dan Pengaruhnya terhadap kepribadian
Ciri-ciri dan unsur-unsur kepribadian seseorang individu dewasa sebenarnya sudah tertanam ke dalam jiwa seseorang anak sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak melalui proses sosialisasi.
       6.      Kelompok manusia
Kehidupan seseorang sangat dipengaruhi oleh kelompoknya. Setiap anggota kelompok memiliki peranan yang diwariskan kepada anggota kelompoknya. Kelompok manusia pertama adalah keluarga, tetangga, teman sepermainan, teman sekolah, lingkungan kerja dan media massa. Tiap kelompok dihadapkan pada anggapan-anggapan, nilai-nilai, norma-norma, dan adat istiadat.
       7.      Pengalaman unik
Pada lingkungan keluarga yang sama, tidak ada individu yang memiliki kepandaian yang sama, karena meskipun berada dalam satu lingkungan keluarga tidak mendapatkan pengalaman yang sama. Begitu juga dengan pengalama yang dialami oleh seseorang yang lahir kembar tidak aka sama.
        HUBUNGAN SOSIALISASI DENGAN KEPRIBADIAN
Kepribadian merupakan abstraksi atau pengorganisasian darisikap-sikap seorang individu untuk berprilaku dalam rangka berhubungandengan orang lain (berinteraksi sosial) atau mennanggapi suatu hal yangterjadi dalam lingkungan masyarakat.
Sosialisasi yang dilakukan seseorang akan berpengaruh besar terhadap kepribadiannya.
Contoh: seseorang yang besosialisasi dengan orang yang suka minum miniman keras akan memiliki kepribadian yang sama dengan teman sosialisasinya tersebut

Pengaruh perubahan budaya terhadap kepribadian
Budaya merupakan salah satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan penting dalam membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola piker masyarakat tertentu. Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda, terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia, Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak factor yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu konflik.

. PROSES INTERNALISASI
Proses internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saaat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya. Sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk kepribadiannya. Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan adalah rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia menangis.
Manusia mempunyai bakat yang telah terkandung di dalam dirinya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat,nafsu, serta emosi dalam kepribadian individunya. Akan tetapi, wujud pengaktifan berbagai macam isi kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimulus yang berada dalam alam sekitarnya dan dalam lingkungan sosial maupun budayanya.
Setiap hari dalam kehidupan individu akan bertambah pengalamannya tentang bermacam-macam perasaan baru, maka belajarlah ia merasakan kebahagiaan, kegembiraan, simpati, cinta, benci, keamanan, harga diri, kebenaran, rasa bersalah, dosa, malu, dan sebagainyaa. Selain perasaan tersebut, berkembang pula berbagai macam hasrat seperti hasrat mempertahankan hidup.


No comments:

Post a Comment