Sunday, February 16, 2014

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PKN

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PKN
(Mengenai Metode Pembelajaran)

A.   Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang bermutu/berkualitas hanya akan muncul dari sekolah yang bermutu/berkualitas. Oleh sebab itu, upaya peningkatan mutu sekolah merupakan titik sentral upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas pula. Dengan kata lain upaya peningkatan mutu sekolah adalah merupakan tindakan yang tidak pernah berhenti, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Dalam upaya peningkatan mutu sekolah, peran tenaga kependidikan yang meliputi : tenaga pendidik, pengelola satuan pendidik, penilik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang Handal . Tenaga guru yang handal adalah tenaga pendidik/guru yang sanggup, mampu dan cakap dalam melaksanakan tugasnya.
Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang, maupun sesudah pelajaran berlangsung (Combs, 1984 : 11-13).
Untuk memainkan peranan dan melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan profesional yang tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik, guru perlu memiliki kemampuan untuk melakukan diagnosis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa bertumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing.
Masalah pengajaran dan pembelajaran yang dilakukan guru memang dibedakan keluasan cakupannya, tetapi dalam konteks proses kegiatan belajar mengajar mempunyai tugas yang sama. Maka tugas mengajar bukan hanya sekedar menuangkan bahan pelajaran, tetapi teaching is primarely and always of learner (Wetherington, 1986 : 131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai dengan hasil penguasaan mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah perkembangan pribadi anak, sekalipun mempelajari pelajaran yang baik, akan memberikan pengalaman membangkitkan bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupan yang konstruktif (Murshell, ____ : 2-4).
Dengan tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran, maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dengan seperangkat item soal yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran khusus. Jika hanya tujuh puluh lima persen atau lebih dari jumlah anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (di bawah minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya bersifat perbaikan (remedial).
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang : tujuan mengajar, pokok yang diajarkan, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan. Karena itu setiap guru harus memahami benar tentang tujuan mengajar, memahami bahan pelajaran sebaik mungkin dengan menggunakan berbagai sumber, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi.
Selama mengajar, guru melaksanakan hal-hal yang bersifat rutin, bertanya kepada kelas, menerangkan pelajaran  dengan suara yang baik dan mudah ditangkap serta ia sendiri dapat memahami pertanyaan-pertanyaan atau pendapat muridnya, ia harus pandai berkomunikasi dengan murid-murid. Setiap saat ia siap memberikan bimbingan atas kesulitan yang dihadapi siswa, pekerjaan ini hanya mungkin dilakukan apabila ia berbadan sehat dan memiliki kepribadian yang menarik.
Dalam suasana kelas, dimana siswa dengan bermacam-macam latar belakang minat dan kebutuhannya, maka setiap guru harus sanggup merangsang murid-murid belajar, menjaga disiplin kelas, melakukan supervisi belajar dan memimpin murid-murid belajar sehingga pengajaran berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang memuaskan. Jadi kualitas pengajaran atau pendidikan yang dilakukan di sekolah sangat tergantung pada kemampuan guru melaksanakan pembelajaran.
Sementara itu metode pembelajaran adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, karena mereka berpikir bahwa mereka menggunakan metode itu-itu saja anak didik sudah paham dan bisa, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan parasarana pendidikanlah yang terpenting. Padahal kalau dikaji lebih lanjut, setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non formal apalagi tingkat SD, haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia Indonesia seutuhnya.
Hal tersebut dapat dicapai apabila dalam aktivitas belajar mengajar di sekolah, guru senantiasa memperhatikan metode pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran terstruktur dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa untuk masing-masing mata pelajaran yang tentunya memiliki karakteristik yang berbeda.
Mata pelajaran PKN merupakan salah satu mata pelajaran yang di dalamnya mencakup pelajaran memahami, menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi dalam kenyataan yang ada di lapangan mata pelajaran pendidikan PKN dewasa ini mutunya masih rentan karena belum mencapai target yang diinginkan secara memadai, hal ini disebabkan oleh kesulitan siswa dalam mamahami materi yang sukar diterima. Selain itu metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar masih terpaku pada buku-buku pelajaran dan terkesan konvensional.
Pada hakekatnya guru sering menggunakan suatu metode dalam pengajaran, yaitu metode ceramah sehigga proses belajar anak hanya sekedar merekam informasi saja, hal demikian mengakibatkan proses belajar anak hanya bersifat harfiah saja. Guru mendiktekan semua informasi dan murid memperhatikaan serta mencatat yang pada akhirnya anak membiasakan diri untuk tidak kreatif dalam mengemukakan ide-ide dan memecahkan masalah yang efeknya akan membawa anak dalam kehidupan di masyarakat. Siswa kurang dapat mengolah informasi menjadi ide-ide baru, tetapi hanya merekam dan mengemukan informasi yang telah diterimanya.
Tujuan pengajaran di sekolah hendaknya bersifat komprehensif artinya bukan hanya mengutamakan pengetahuan, melainkan juga pembentukan strategi belajar mengajar yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep, memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, percaya kepada diri sendiri dan berani mengemukanan pendapatnya, berlatih bersifat kritis dan positif, serta mampu berinteraksi sosial. Dengan kata lain, dengan metode diskusi kelompok merupakan salah satu strategi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan pengajaran komprehensif.
Di saat sekarang ini sering kita jumpai para siswa yang tidak punya kesiapan dalam menghadapi kegiatan belajar mengajar, terutama dalam hal materi pelajaran yang akan disampaikan, sehingga ketika di dalam kelas siswa tidak tahu materi yang akan dibahas, selain  itu masalah alokasi waktu yang tidak mencukupi, sehingga menyebabkan interaksi belajar mengajar menjadi tidak efektif dan efisien serta tidak sesuai dengan tuntutan yang diharapkan oleh kurikulum.
Oleh karena itu untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu cara agar pelaksanaan belajar mengajar dapat terlaksana secara efektif yaitu dengan menerapkan atau menggunakan metode resitasi sebagai variasi dalam penyajian dalam pembelajaran mata pelajaran PKN baik itu tugas individual atau kelompok, rumah atau sekolah, merupakan salah satu metode dari beberapa metode yang ada sebagai langkah alternatif dalam rangka mengefektifkan dan mengefisienkan proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas problematika ketidakefisienan dan miskonsep terhadap masalah metode pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar .
B.   Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada tulisan ini sebagai berikut :
1.    Apa saja yang menjadi problematika dalam metode pembelajaran PKN?
2.    Bagaimana cara mengatasi problematika pada kajian mengenai metode pembelajaran PKN ?
C.   Pembahasan
1.    Problematika
Dari uraian latar belakang yang disajikan oleh penulis, sebagai bahan awal untuk kajian mengetahui lebih dalam masalah kurang diperhatikan metode pembelajaran oleh para pendidik. Metode pembelajaran yang oleh beberapa oknum pendidik merupakan salah satu dari aspek yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, karena mereka berpikir bahwa mereka menggunakan metode itu-itu saja anak didik sudah paham dan bisa materi yang diajarkan.
Kalau dilihat dari peserta didik, bahwa pendidikan haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial, dan sebagai calon manusia Indonesia seutuhnya. Karena tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia dan mengantarkan menuju kedewasaan.
Seharusnya guru senantiasa memperhatikan metode pembelajaran yang mengacu pada pembelajaran terstruktur dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa untuk masing-masing mata pelajaran yang tentunya memiliki karakteristik yang berbeda. Hendaknya dikaji dan dirancang dulu bahwa materi tentang suatu hal sangat cocok dengan menggunakan metode pembelajaran ini.
Pelajaran PKN merupakan salah satu mata pelajaran yang di dalamnya mencakup pelajaran memahami, menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi dalam proses pembelajaran sering kita lihat bahwa proses pembelajaranya tidak sesuai dengan cakupan yang dikatakan memahami, menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Seharusnya dalam proses pembelajaran diberikan metode yang akan dapat membangkitkan cakupan-cakupan dalam materi PKN tersebut.
Banyak oknum guru hanya mengajar dengan berceramah, siswa mendengarkan kemudian siswa disuruh mencatat materi yang diajarkan. Sehingga dalam kenyataan yang ada pelajaran PKN dewasa ini mutunya masih rentan karena belum mencapai target yang diinginkan secara memadai, hal ini disebabkan oleh kesulitan siswa dalam mamahami materi yang sukar diterima. Selain itu metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar masih terpaku pada buku-buku pelajaran dan terkesan konvensional.
Dari metode guru yang terkesan konvensional dan monoton menyebabkan siswa antara lain sebagai berikut:

a.    Anak didik hanya sekedar merekam informasi saja sehingga pasif dalam proses pembelajaran.
b.    Proses belajar anak didik hanya bersifat harfiah saja, sehingga tidak dapat memahami, menghayati dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
c.    Menjadikan anak didik  membiasakan diri untuk tidak kreatif dalam mengemukakan ide-ide dan memecahkan masalah yang efeknya akan membawa anak dalam kehidupan di masyarakat.
d.    Anak didik kurang dapat mengolah informasi menjadi ide-ide baru, tetapi hanya merekam informasi yang telah diterimanya.

Serta hendaknya pembelajaran disekolah bersifat komprehensif artinya bukan hanya mengutamakan pengetahuan, melainkan juga pembentukan strategi belajar mengajar yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep, memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir, percaya kepada diri sendiri dan berani mengemukanan pendapatnya, berlatih bersifat kritis dan positif, serta mampu berinteraksi sosial. Sehingga dengan hal itu diperlukan metode pembelajaran yang cocok dan tujuan pengajaran komprehensif.
Serta diperlukan metode pembelajaran yang bersifat tugas individual atau kelompok, baik di rumah maupun di sekolah, sebagai langkah alternatif dalam rangka mengefektifkan dan mengefisienkan proses pembelajaran pada anak didik.

2.    Cara Mengatasi
Kalau dilihat dari problematika yang ada pada kasus diatas, adapun solusinya mungkin dengan penggunakan metode pembelajaran yang tepat, sehingga dengan metode pembelajaran yang tepat akan dapat menimbulkan kebaikan yang signifikan pada proses pemebelajaran PKN yang menyebabkan hasil belajarnya akan membaik dan problematika tersebut selesai.
Adapun metode pembelajaran yang sesuai menurut penulis yang digunakan untuk menyelesaikan problematika tersebut adalah dengan metode diskusi dan resitasi.
a.    Diskusi:
1)    Pengertian Metode Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat terjadi jika semuanya aktif dan tidak ada yang pasif sebagai pendengar.
Menurut Nana Sudjana, metode diskusi pada dasarnya adalah tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.
Sedangkan menurut Suryosubroto (1997 : 179) metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun beberapa alternatif pemecahan suatu masalah.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode diskusi adalah suatu metode yang dilakukan oleh  dua orang atau lebih dengan saling tukar pendapat atau ide, pengalaman, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2)    Fungsi Metode Diskusi
Di dalam buku Metodik Khusus Pengajaran , adapun fungsi diskusi antara lain :
a)    Untuk merangsang murid-murid berfikir dan mengeluarkan pendapat-pendapatnya sendiri, serta ikut menyumbangkan fikiran-fikiran dalam masalah bersama.
b)    Untuk mengambil satu jawaban aktual atau suatu rangkaian yang didasarkan atas pertimbangan yang sesama.
Sedangkan tujuan penggunaan diskusi dalam proses belajar mengajar di kelas, disamping sebagai alat untuk mencapai tujuan instruksional, juga dimaksudkan untuk memperoleh berbagai keuntungan yang lain. Keuntungan-keuntungan itu antara lain : siswa dapat saling urun informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka, dapat mengembangkan kemampuan untuk berfikir dan berkomunikasi, serta keterlibatannya dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dapat meningkat (JJ. Hasibuan, 2004 : 66).
Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi diskusi yaitu untuk memberikan dorongan (stimulus) kepada siswa, sehingga dapat memberi pendapat, ide, pemikiran yang berguna bagi pemecahan masalah. Sedangkan tujuan penggunaan metode diskusi adalah untuk melatih dan membina aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam hal penyampaian pendapat dan pikiran sehingga siswa terbiasa menyelesaikan sendiri permasalahan yang dihadapi baik permasalahan individu maupun kelompok.

Berhasil tidaknya diskusi tergantung pada beberapa faktor sebagai berikut :
·         Kepandaian dan kelincahan pimpinan diskusi.
·         Jelas tidaknya masalah dan tujuan yang dirumuskan.
·         Partisipasi dari setiap anggota.
·         Terciptanya situasi yang mendorong jalannya diskusi.
·         Mengusahakan masalah supaya cukup problematik dan merangsang siswa untuk berfikir
Dari penjelasan di atas penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa dalam pengunaan metode diskusi seseorang harus melalui langkah-langkah yaitu persiapan, pelaksanaan diskusi dan tindak lanjut diskusi. Diskusi akan berjalan dengan lancar dan baik tidaknya tergantung pada pimpinan atau ketua diskusi melainkan masalah yang didiskusikan harus menarik partisipasi peserta diskusi serta situasi pada waktu pelaksanaan diskusi.
3)    Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi
Setiap metode yang dipakai dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah mempunyai kelebihan dan kekurangan, demikian juga halnya dengan metode diskusi.
Adapun kelebihan metode diskusi adalah sebagai berikut :
·         Suasana kelas lebih hidup sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang akan didiskusikan.
·         Dapat memunculkan kreatifitas, ide, prestasi kepribadian individu seperti toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya.
·         Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa karena mereka mengikuti proses berpikir sebelum sampai pada suatu kesimpulan.
·         Siswa dilatih belajar untuk mematuhi peraturan dan tata tertib layaknya dalam suatu musyawarah.
·         Membantu murid untuk mengambil keputusan yang tepat dan lebih baik
·         Tidak terjebak ke dalam pemikiran individu yang kadang-kadang salah, penuh prasangka dan sempit, dengan diskusi seseorang dapat mempertimbangkan alasan pemikiran orang lain.
Sedangkan kelemahan atau kekurangan metode diskusi adalah sebagai berikut :
·         Kemungkinan ada siswa yang tidak aktif sehingga diskusi baginya hanyalah merupakan kesempatan untuk melepaskan tanggung jawab.
·         Sulit menduga hasil yang dicapai karena waktu yang diperlukan untuk pembahasan diskusi cukup panjang.

Untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan metode ini maka diperlukan dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
·         Pimpinan diskusi diberikan kepada siswa dan diatur secara bergiliran
·         Pimpinan yang diberikan kepada siswa perlu adanya bimbingan dari pihak guru
·         Guru mengusahakan agar seluruh siswa ikut aktif berpartisipasi dalam berdiskusi
·         Mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran atau kesempatan berbicara sementara siswa lain belajar mendengarkan pendapat temannya
·         Mengoptimalkan waktu yang ada supaya tercapai hasil yang diinginkan

b.    Resitasi:
1)    Pengertian Metode Resitasi
Yang dimaksud dengan metode resitasi atau penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, yang mana kegiatan itu dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di rumah ataupun dimana saja asal tugas itu dapat diselesaikan.
Menurut Roestiyah dikatakan bahwa resitasi adalah suatu metode dengan cara menyusun laporan sebagai hasil dari apa yang dipelajari. Resitasi (penugasan) dapat berupa perintah kemudian siswa mempelajari bersama teman atau sendiri untuk menyusun laporan atau resume kemudian keesokan harinya hasil laporan didiskusikan dengan seluruh siswa di kelas.
Metode resitasi biasanya diberikan atau digunakan oleh guru dengan tujuan agar siswa itu memiliki hasil belajar yang lebih matang, dan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Resitasi diberikan untuk memperoleh pengetahuan dengan cara melaksanakan tugas dan juga dapat memperluas dan memperkaya pengetahuan serta ketrampilan siswa di sekolah melalui kegiatan luar sekolah.
Dalam percakapan sehari-hari metode ini dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah (PR), tetapi sebenarnya metode ini terdiri dari tiga fase, antara lain :
a)    Pendidik memberi tugas
b)    Anak didik melaksanakan tugas (belajar)
c)    Siswa mepertanggungjawabkan apa yang telah dipelajari (resitasi)
Penerapan metode resitasi (tugas), diberikan dengan harapan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih matang, karena siswa mengerjakan latihan-latihan selama melaksanakan tugas tersebut, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Dan dengan metode ini diharapkan siswa dapat belajar bebas tapi bertanggung jawab, dan anak didik akan berpengalaman, dan bisa mengetahui berbagai kesulitan. Dengan metode ini siswa mendapatkan kesempatan untuk saling membandingkan dengan hasil siswa yang lain, menarik anak didik agar belajar lebih baik, punya tanggung jawab dan berdiri sendiri (Roestiyah. NK, 1989).
Metode resitasi ini diberikan untuk merangsang anak agar tekun, rajin,dan giat belajar sehingga pada saat kegiatan belajar mengajar mereka sudah siap sebelumnya. Selain itu metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu yang ada terlalu sedikit, dalam artian banyak bahan tapi waktu kurang seimbang. Agar bahan yang diberikan dapat sesuai dengan waktu yang ada metode ini dapat digunakan. Metode resitasi (tugas) dapat berupa anatara lain :
a)     Menyusun karya tulis.
b)     Menyusun laporan mengenai bahan bacaan atau menyusun berita
c)     Menjawab pertanyaan yang ada dalam buku
d)     Tugas lain yang dapat menunjang keberhasilan siswa

Pemberian tugas atau resitasi dapat diberikan di awal pelajaran atau di akhir pelajaran, baik itu secara individu atau secara kelompok, di dalam kelas atau di luar kelas. Dalam pemberian tugas atau resitasi ini agar dapat berhasil dalam pelaksanaannya, maka seorang guru harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a)     Tugas itu harus jelas dan tegas
b)     Suatu tugas harus disertai dengan penjelasan tentang yang akan dihadapi
c)     Tugas harus berhubungan dengan yang anak pelajari
d)     Tugas harus berhubungan atau disesuaikan dengan minat siswa
e)     Tugas harus disesuikan dengan waktu yang dimiliki oleh siswa, dan sebagainya
Selain beberapa poin di atas yang harus diperhatikan oleh guru yaitu setiap pemberian tugas diharapkan agar mengecek tugas yang diberikan, sudah dikerjakan atau belum, kemudian dievaluasikan untuk memotivasi siswa dan mengetahui hasil kerja siswa. Dengan demikian siswa dapat bertanggungjawab terhadap tugasnya, selain itu siswa dapat lebih termotivasi untuk mempelajari materi yang akan disampaikan, sehingga ketika menerima pelajaran ia sudah siap dan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dan sesuai dengan apa yang diinginkan.
2)    Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi
Dalam penggunaan suatu metode itu pasti tidak akan lepas dari suatu kekurangan atau kelebihan, begitu juga metode ini.
Adapun kelebihan metode resitasi adalah sebagai berikut :
·         Pengetahuan siswa akan lebih luas dan sifat verbalismenya akan semakin berkurang
·         Siswa lebih mendalam dan mengalami sendiri pengetahuan yang dicarinya, sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan jiwanya
·         Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individu atau kelompok
·         Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru
·         Dapat menumbuhkan kreatifitas, usaha, tanggung jawab, dan sikap mandiri, serta memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa
Sedangkan kelemahan/kekurangan metode resitasi adalah sebagai berikut :
·         Sulit memberikan tugas yang sesuai dengan masing-masing individu
·         Siswa sulit dikontrol, apakah benar siswa mengerjakan tugas sendiri atau orang lain yang mengerjakan
·         Khusus untuk tugas kelompok tidak jarang yang aktif, mengerjakan dan menjelaskan hanya anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang lain tidak ikut berpartisipasi dengan baik
·         Sering memberikan tugas yang monoton, dan menimbulkan kejenuhan pada siswa

Setelah kita ketahui secara teoritis tentang kedua metode tersebut, perlu diperhatikan penggunaan kedua metode haruslah dengan kombinasi yang sesuai sehingga tidak akan menimbulkan kejenuhan dan kemalasan peserta didik.
Dalam hal ini akan diterangkan bagaimana penerapan kedua metode tersebut sebagai berikut :
a.    Metode diskusi
Adapun langkah-langkah penggunaan metode diskusi serta ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode diskusi adalah :
1)    Persiapan dan perencanaan diskusi
·         Tujuan diskusi harus jelas agar pengarahan diskusi lebih terjamin.
·         Peserta diskusi harus memenuhi persyaratan tertentu yang jumlahnya harus disesuaikan dengan sifat diskusi itu sendiri.
·         Penentuan dan perumusan masalah yang akan didiskusikan harus jelas.
·         Waktu dan tempat diskusi harus tepat sehingga tidak akan berlarut-larut.
2)    Pelaksanaan diskusi
·         Membuat struktur kelompok (ketua, sekretaris, anggota).
·         Pembagian tugas dalam diskusi
·         Mendorong seluruh anggota untuk berpartisipasi
·         Mencatat ide atau saran yang penting
·         Menghargai setiap pendapat peserta lain
·         Menciptakan situasi yang menyenangkan
3)    Tindak lanjut diskusi
·         Membuat hasil atau kesimpulan.
·         Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi seperlunya.
·         Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi mendatang

b.    Metode resitasi
Dalam penggunaan metode resitasi di kelas, ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh pengajar, yaitu antara lain:
1)    Fase Memberikan Tugas
Yaitu guru memberikan tugas pada siswa baik itu secara individu maupun kelompok. Dan hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan yang diinginkan, hendaknya tugas yang diberikan pada siswa memperhatikan :
a)     Tujuan yang akan dicapai.
b)     Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut
c)     Sesuai dengan kemampuan siswa
d)     Ada petunjuk kemampuan siswa
e)     Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa
f)      Menyediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.

2)    Langkah Pelaksanaan
a)    Diberikan  bimbingan atau pengawasan
b)    Diberikan dorongan sehingga anak mau berkerja
c)    Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
d)    Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang mereka peroleh dan sistematis

3)    Fase Mempertanggungjawabkan Tugas
Hal yang harus dikerjakan siswa pada fase ini, antara lain :
a)        Laporan siswa baik secara lisan atau tertulis dari apa yang telah dikerjakannya
b)        Ada tanya jawab atau diskusi kelompok
c)         Penelitian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainnya

Dengan fase mempertanggungjawabkan inilah yang disebut dengan resitasi (Drs. Syaiful Bahri D : 2002). Sedangkan menurut Zakiah Darajat (2001), pemberian tugas dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
a)     Siswa diberi tugas mempelajari bagian dari suatu buku atau teks, baik secara kelompok atau individu, diberi waktu tertentu untuk mengerjakannya, kemudian murid yang bersangkutan mempertanggungjawabkannya
b)     Siswa diberi tugas untuk melaksanakan sesuatu yang tujuannya melatih mereka dalam hal bersifat kecakapan mental dan motorik
c)     Siswa diberi tugas untuk mengatasi maasalah tertentu dengan cara mencoba untuk memecahkannya, dengan tujuan agar siswa terbiasa berpikir secara ilmiah dalam memecahkan suatu permasalahan
d)     Siswa diberi tugas untuk mengerjakan suatu proyek, dengan tujuan agar siswa terbiasa untuk bertanggung jawab terhadap penyelesaian suatu masalah yang telah disediakan dan bagaimana selanjutnya
Dalam pemberian metode tugas atau resitasi ini supaya bisa sesuai dengan yang diinginkan maka ada beberapa syarat yang harus diketahui oleh pendidik dan anak didik yang diberi tugas, yaitu :
a)     Tugas yang diberikan harus berkaitan dengan pelajaran yang telah mereka pelajari, sehingga murid di samping sanggup mengerjakan juga sanggup menghubungkan dengan pelajaran-pelajaran tertentu
b)     Guru harus dapat mengukur dan memperkirakan bahwa tugas yang diberikan kepada siswa akan dapat dilaksanakannya karena sesuai dengan kesanggupan dan kecerdasan yang dimilikinya
c)     Guru harus menanamkan kesadaran murid bahwa tugas yang diberikan pada siswa akan dikerjakan atas kesadaraan sendiri yang timbul dari hati sanubarinya
d)     Jenis tugas yang diberikan harus benar-benar dimengerti sehingga murid tidak ada keraguan dalam mengerjakannya

Dengan pelaksanaan kedua metode pembelajaran ini secara maksimal semoga menjadi salah satu alternatif penyelesaian pada problematika dalam kajian ini.

D.   Penutup
1.    Kesimpulan
Setelah penulis mengkaji dan mengadakan penyimpulan, maka disini dapat ditarik kesimpulan :
§  Metode diskusi adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu mata pelajaran.
§  Keaktifan siswa dalam proses diskusi dapat dirangsang melalui beberapa penghargaan seperti halnya memberikan nilai tambahan bagi siswa yang aktif dalam proses diskusi.
§  Penugasan disini dapat membantu siswa untuk lebih bisa memahami, menghayati mata pelajaran PKn.
§  Penugasan juga mengukur siswa dari ranah kognitif dan afektifnya
§  Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil yang dicapai yang diraih siswa serta semangat dan perhatian siswa terhadap suatu mata pelajaran.
§  Kendala yang sering muncul di dalam proses diskusi adalah pertanyaan dan jawaban yang kurang mengena, disini dikarenakan peserta diskusi kurang begitu memahami materi yang dibahas.
§  Kendala yang sering muncul dalam penugasan siswa sering mengumpulkan tugas tidak tepat waktu dengan berbagai alasan.

2.    Saran

§  Dengan pertimbangan berbagai keuntungan yang ada hendaknya penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dan resitasi dapat diteruskan.
§  Sebelum menerapkan suatu metode pembelajaran baru, guru hendaknya dapat membaca situasi dan kondisi siswa, karena suatu metode belum tentu sesuai untuk diterapkan di lingkungan yang berbeda.
§  Hendaknya guru dapat lebih sering memberikan resitasi atau penugasan terhadap siswa di setiap pembelajaran usai, hal ini sangat penting agar siswa dapat lebih memahami materi yang telah dipelajari serta persiapan untuk materi selanjutnya.

E.   Daftar Pustaka

Bahri Syaiful Djamara. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Akksara.
Combs, Arthur W.1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc, Boston.
Darajat Zakiyah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Hasibuan JJ dan Sulthoni. 2004. Kemampuan Dasar Mengajar. Departemen Pendidikan-Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu Pendidikan.
Mursell, James L. Successful Teaching (terjemahan). Bandung : Jemmars.
Roestiyah N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Bina Aksara
Sudjana, Nana. 1984. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar BaruAlgensido.
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT Rineka Cipta
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Wetherington H.C and W.H Walt Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar (terjemahan). Bandung : Jemmars. 

No comments:

Post a Comment